“O suami-istri bahagia, Yoakim dan Ana! Karena cara hidupmu yang suci dan murni, kamu menghasilkan permata keperawanan.”
Marilah kita menghormati Santo Yoakim dan Santa Anna pada peringatan kelahiran mereka. Mereka telah menerima berkat dari Allah bagi segala bangsa.
Allah Bapa para leluhur kami, Engkau sudah memilih Santo Yoakim dan Santa Ana menjadi orangtua Ibunda Yesus. Semoga berkat doa mereka kami menerima keselamatan yang Kaujanjikan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Amin.
Warisan paling berharga adalah kebajikan hidup. Orang yang berkebajikan akan dikenang selama-lamanya. Ia menjadi kesayangan Allah dan manusia.
Bacaan dari Kitab Sirakh (44:1.10-15)
"Nama mereka hidup terus turun-menurun."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa menyenangkan tempat kediaman-Mu, ya Tuhan semesta alam.
Ayat. (Mzm 132:11.13-14.17-18; R: Luk. 1:32a)
- Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud, Ia tidak akan memungkirinya, “Seorang anak kandungmu akan Kukuduskan di atas takhtamu.”
- Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya.
- Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.
Mata iman kita harus terbuka untuk melihat karya Tuhan dalam hidup kita. Telinga kita juga harus terbuka untuk mendengarkan sabda-Nya. Singkatnya, seluruh diri kita mesti terarah kepada Tuhan, karya dan sabda-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:16-17)
"Banyak nabi dan orang saleh telah rindu melihat yang kamu lihat."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Keselamatan terjadi melalui sebuah keluarga. Bersyukur, Maria mempunyai orangtua yang menjaga, memelihara dan mendidiknya dalam iman, yakni St. Yoakim dan St. Ana. Kita patut bersyukur juga mempunyai orangtua yang telah memberikan kepada kita bekal hidup, terlebih telah mewariskan iman kepada kita. Sebagai orangtua, kita pun dipanggil untuk mewariskan iman dan membekali anak-anak kita dengan nilai-nilai Kristiani yang menjadi bekal hidup dan sarana Allah menyelamatkan manusia.
Perintah menghormati orangtua ada di dalam Kitab Suci (bdk. Kel. 20:1-17). Yesus punya orangtua, Maria dan Yosef. Maria punya orangtua juga, Yoakim dan Anna, yang hari ini kita peringati. Yesus lahir ke dunia hanya karena Bunda Maria setuju. Maria menjadi suci karena didikan orangtuanya. Maka wajarlah kita menghormati mereka dan meneladani karakter baik mereka. Orangtua pasti berperanan besar dalam kesucian dan kesuksesan anaknya. ”Buah tidak jatuh jauh dari pokoknya,” kata pepatah.
Gereja Katolik menghormati orang kudus; bukan menyembahnya. Yang disembah hanyalah Tuhan. Santo/a itu bisa para religius atau awam, baik yang berkeluarga atau tidak. St. Yohanes Paulus II mengkanonisasi pasangan suami-istri Quattrocchi. Paus Fransiskus mengkanonisasi orangtua St. Theresia Lisieux. Itu semua karena terbukti dalam segala kesulitan hidup, mereka tetap suci dan mendidik anak-anak dengan baik. Mereka menjadi teladan kita.
Setiap kita pun dipanggil menjadi kudus, apa pun status hidup kita. Kekudusan bukan milik kelompok tertentu, tapi semua pengikut Yesus. Meneladani cara hidup Yesus dan bercermin pada kehidupan para kudus, teristimewa santo dan santa pelindung kita masing-masing, semoga kita pun menjadi kudus dalam kehidupan harian kita.
Santa Anna dan Santo Yoakim, Orangtua Santa Perawan Maria
Anna dan Yoakim adalah orangtua kandung Santa Perawan Maria, Bunda Yesus, Putera Allah. Keduanya dikenal sebagai keturunan raja Daud yang setia menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya serta dengan ikhlas mengasihi dan mengabdi Allah dan sesamanya. Oleh karena itu keduanya layak di hadapan Allah untuk turut serta dalam karya keselamatan Allah.
Dalam buku-buku umat Kristen abad ke-2, nama ibu Anna sangat harum. Diceritakan bahwa sejak perkawinannya dengan Yoakim, Anna tak henti-hentinya mengharapkan karunia Tuhan berupa seorang anak. Namun cukup lama ia menantikan tibanya karunia Allah itu. Sangat boleh jadi bahwa Anna sesekali menganggap keadaan dirinya yang tak dapat menghasilkan keturunan itu sebagai hukuman bahkan kutukan Allah atas dirinya, sebagaimana anggapan umum masyarakat Yahudi pada waktu itu. Karena itu diceritakan bahwa ia tak henti-hentinya tanpa putus asa berdoa kepada Allah agar kiranya kenyataan pahit itu ditarik Allah dari padanya. Setiap tahun, Anna bersama Yoakim suaminya berziarah ke Bait Allah Yerusalem untuk berdoa. Ia berjanji, kalau Tuhan menganugerahkan anak kepadanya, maka anak itu akan dipersembahkan kembali kepada Tuhan.
Syukurlah bahwa suatu hari malaikat Tuhan mengunjungi Anna yang sudah lanjut usia itu membawa warta gembira ini: "Tuhan berkenan mendengarkan doa ibu! Ibu akan melahirkan seorang anak perempuan, yang akan membawa suka cita besar bagi seluruh dunia!" Dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang besar, Anna menceritakan warta malaikat Tuhan itu kepada Yoakim. Setelah genap waktunya, lahirlah seorang anak wanita yang manis. Bayi ini diberi nama Maryam, yang kelak akan memperkandungkan Putera Allah, Yesus Kristus, Juru Selamat dunia. Bagi Anna, Maryam lebih merupakan buah rahmat Allah daripada buah koderat manusia. Kelahiran Maryam menyemarakkan bahkan menyucikan kehidupannya dan kehidupan keluarganya.
Kehidupan ibu Anna tidak diceritakan di dalam Injil-Injil. Kisah tentang hidupnya diperoleh dari sebuah cerita apokrif. Cerita ini secara erat berkaitan dengan kisah Perjanjian Lam tentang Anna, ibu Samuel. Ibu Anna dihormati sebagai pelindung kaum ibu, khususnya yang sedang hamil dan sibuk mengurus keluarganya. Orang-orang Yunani mendirikan sebuah basilik khusus di Konstantinopel pada tahun 550 untuk menghormati ibu Anna. Di kalangan Gereja Barat, Paus Gregorius XIII (1572-1585) menggalakkan penghormatan kepada ibu Anna diseluruh Gereja pada tahun 1584. Nama Yoakim dan Anna sungguh sesuai dengan maksud pilihan Allah. Yoakim berarti "Persiapan bagi Tuhan", sedangkan Anna berarti "Rahmat atau Karunia".