“Marilah kita merindukan mereka yang ada di luar kawanan sebagai saudara-saudara kita”
Hai umat Allah, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolonganmu dan perisaimu.
Allah Bapa Maha Pengasih, Engkaulah yang menciptakan segala sesuatu yang hidup dan merupakan sumber sukacita. Semoga nama-Mu menjadi kekuatan kami pada saat suka dan duka, pada saat sakit dan sehat. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Tuhan sungguh kecewa dengan umat-Nya. Mereka melakukan keinginan dan rencana mereka sendiri. Tuhan murka karena ulah umat-Nya.
Bacaan dari Kitab Hosea (8:4-7.11-13)
"Mereka menabur angin dan akan panen puting beliung."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Hai umat, percayalah kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 115:3-4.5-6.7ab-8.9-10)
- Allah kita di surga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya! Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia.
- Mempunyai mulut, tetapi tidak dapat berkata-kata, mempunyai mata tetapi tidak dapat melihat; mempunyai telinga, tetapi tdak dapat mendengar; mempunyai hidung, tetapi tidak dapat mencium.
- Mempunyai tangan, tetapi tidak dapat meraba-raba, mempunyai kaki, tetapi tidak dapat berjalan. Seperti itulah jadinya orang-orang yang membuatnya, dan semua orang yang percaya kepadanya.
- Hai Israel, percayalah kepada Tuhan: Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka. Hai kaum Harun, percayalah kepada Tuhan! Dialah pertolongan mereka dan perisai mereka.
Bait Pengantar Injil do = f, 2/2, PS 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 10:27)
Aku ini gembala yang baik, sabda Tuhan; Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenal Aku
Yesus menjadi model para gembala. Hati-Nya selalu tergeraak oleh belas kasih dalam hidup dan pelayanan-Nya. Kita berdoa, mohon agar diberi gembala-gembala seperti Yesus.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:32-38)
"Tuaian memang banyak tetapi pekerja sedikit."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Allah menghendaki belas kasih-Nya menjadi nyata bagi manusia. Yesus mengutus para murid-Nya untuk mewartakan belas kasih-Nya. Karena manusia jatuh ke dalam dosa, maka belas kasih Allah ditawarkan untuk membebaskan manusia dari dosa. Karena belas kasih-Nya, Allah tidak menghendaki kemalangan dan penderitaan manusia. Belas kasih-Nya tampak dalam pengalaman-pengalaman dibebaskan dari belenggu dosa. Kita juga dipanggil untuk mewartakan dan menghadirkan belas kasih Allah dengan cuma-cuma. Karena Allah telah mengasihi dan membebaskan kita, kita pun harus mengasihi sesama dan membebaskan mereka dari berbagai belenggu dan penderitaan
Hosea dipanggil Tuhan untuk mengingatkan umat Israel agar bertobat. Tuhan memanggil para nabi, rasul, pengajar, pewarta, dan kita menjadi pengingat-pengingat agar pendosa bertobat. Tetapi sedikitlah yang mau menjawab-Nya. ”Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit,” kata Yesus. Karena itu, ”mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu”. Doa ini tidak hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri sebab kita sendiri pun dipanggil menjadi pekerja-Nya.
Gereja membutuhkan pewarta-pewarta masa kini. Dulu kita pikir ini tugas para misionaris. Kini kita sadari, setiap murid Yesus dipanggil menjadi misionaris. Bukan menjadi misionaris ke luar negeri, tetapi di dalam lingkungan hidup sendiri: di dalam keluarga, tempat kerja dan masyarakat sekitar. Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) yang diadakan berbagai paroki dan kelompok kategorial membantu kesadaran kita akan panggilan ini.
Dalam Evangelii Nuntiandi, Paus Paulus VI menyebutkan setiap murid Yesus adalah evangelizer, pewarta Injil. Menjadi pewarta Injil berarti memberikan kesaksian hidup yang baik. Kesaksian itu harus dari diri kita sendiri, yang gembira dipanggil Tuhan. Itulah yang dikatakan Paus Fransiskus dalam Evangelii Gaudium. Tanpa kegembiraan hidup sendiri, Injil yang kita wartakan adalah palsu, sebab Injil itu adalah Kabar Gembira. Gembirakah kita sekarang sebagai pengikut Yesus?
Santo Antonius Maria Zakaria, Pengaku Iman
Hidup santo Antonius sangat singkat namun benar-benar dihayati dan diisi dengan berbagai perbuatan amal-kasih dan karya-karya demi menegakkan martabat Gereja dan kemuliaan Kristus. Ia lahir di Cremona, Italia Utara pada tahun 1502. Ketika menginjak usia remaja, orang-tuanya menyekolahkan dia di kota kelahirannya. Ia kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Padua. Setelah menamatkan studinya, ia kembali bekerja di Cremona. Sebagai seorang dokter, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan banyak orang sakit. Di samping itu, sebagai cendekiawan beriman, ia memberi nasehat-nasehat rohani kepada orang-orang yang dirawatnya dan mengajak mereka untuk berdoa bersama. Antonius selalu berusaha agar mereka yang mendekati ajalnya sedapat mungkin meninggal dunia dengan tenang dalam keadaan ber-rahmat. Semua orang terutama para pasiennya sangat menyayangi dia karena semangat pengorbanannya yang tak kenal lelah.
Sementara itu, minatnya untuk mengabdikan diri semata-mata pada Tuhan dan sesama semakin kuat dalam hatinya. Ia sadar bahwa Tuhan memanggilnya untuk suatu tugas suci bagi kemuliaan nama-Nya. Untuk itu, Antonius belajar teologi untuk lebih dalam mengenal ajaran-ajaran iman. Ia kemudian ditabhiskan menjadi imam dan berkarya di tempat asalnya. Semangat pengabdiannya dibakar oleh cinta kasihnya yang tulus kepada Allah dan sesama dan dihiasi semangat hidup miskin dan tapa.
Situasi Gereja pada zaman itu tidaklah menyenangkan. Banyak umat hidup tidak sesuai dengan imannya. Demikian juga banyak imam. Setelah beberapa tahun bekerja di Cremona, ia pindah ke Milano. Rencananya sederhana namun jelas dan terang, yakni merasul dengan keteladanan hidup yang baik dan suci demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan umat. Umat mengembalikan imam-imam kepada penghayatan panggilan imamatnya secara murni, Antonius memprakarsai pertemuan rohani berkala dengan imam-imam. Sedangkan untuk mengembalikan semangat iman umat, ia menggalakkan usaha pengajaran iman bagi umat.
Bersama dua orang rekannya: Bartolomeus Ferrari (seorang ahli ilmu hukum) dan Yakoppo Antonius Morigia (seorang ahli ilmu pasti), Antonius mendirikan sebuah tarekat apostolis. Anggota-anggota dari tarekat baru ini mengikuti jejak rasul Paulus. Aturan hidup mereka didasarkan pada Surat-surat Santo Paulus. Oleh karena itu, mereka dinamakan Imam-imam Reguler Santo Paulus. Mereka juga dinamakan Imam-imam Bernabit, karena Gereja Paroki mereka di Milano berpelindungkan Santo Barnabas. Tarekat mereka ini menyelenggarakan juga pendidikan ketrampilan untuk para pemudi dan menggerakkan mereka untuk melakukan karya-karya karitatif bagi orang-orang miskin dan terlantar. Dalam usaha pendidikan ini, Antonius dibantu oleh Datu Teralli, seorang janda yang bersemangat rasul. Dari taman pendidikan ini lahirlah kemudian Tarekat Suster-suster Angelika.
Semangat pengabdian Antonius pada sesama tampak jelas ketika kota Milano diserang wabah penyakit Pes, yang menelan banyak jiwa. Dalam situasi ini, Antonius bersama imam-imamnya dan puteri-puteri asuhannya tanpa mengenal lelah merawat para korban penyakit ganas itu. Mereka bahkan pergi jauh ke luar kota untuk menolong para korban penyakit itu sambil mewartakan Sabda Tuhan.
Antonius dikenal luas dikalangan rekan-rekannya sebagai seorang imam yang sederhana dan suci hidupnya. Ia lebih senang tetap menjadi seorang imam biasa agar lebih bebas untuk melayani umat. Oleh karena itu jabatan superior jenderal untuk tarekatnya dipercayakan kepada orang lain. Ia meninggal dunia pada tahun 1539 dalam usia 37 tahun. Dalam usia semuda itu, tenaganya benar-benar terkuras habis demi kemuliaan Tuhan dan martabat Gereja. Oleh Paus Pius IX (1846-1878), Antonius dinyatakan sebagai 'beato' pada tahun 1849 dan oleh Paus Leo XIII (1878-1903), ia dinyatakan 'santo' pada tahun 1897.