“Gereja disebut Katolik (universal) karena ia tersebar di seluruh dunia, dari ujung yang satu ke ujung yang lain”
Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong. Dialah pencipta langit dan bumi, laut dan segala isinya, yang tetap setia untuk selama-lamanya.
Allah Bapa pencipta jagat raya, kami ini seutuhnya Engkaulah yang memberi dan hidup kami berada di tangan-Mu. Semoga kami Kaujadikan umat yang selalu patuh setia memperhatikan kebahagiaan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
Manusia bagaikan tanah liat di tangan tukang periuk. Tuhan bisa menghancurkan. Tuhan bisa juga membentuknya kembali. Ia adalah Sang Seniman agung.
Manusia bagaikan tanah liat di tangan tukang periuk. Tuhan bisa menghancurkan. Tuhan bisa juga membentuknya kembali. Ia adalah Sang Seniman agung.
Bacaan dari Kitab Yeremia (18:1-6)
"Seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kalian di tangan-Ku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong.
Ayat. (Mzm 146:2abc.2d-4.5.6)
- Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
- Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak – manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan. Apabila nyawanya melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksud hatinya.
- Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada Tuhan, Allahnya: Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Kis 16:14b)
Tuhan, bukalah hati kami, supaya kami memperhatikan sabda Putra-Mu.
Tuhan itu Maharahim. Ia memberi kesempatan kepada manusia untuk membarui diri. Namun akhirnya Ia mengadili manusia sesuai dengan perbuatannya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (13:47-53)
"Ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada orang banyak, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan pelbagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itu ditarik orang ke pantai. Lalu mereka duduk dan dipilihlah ikan-ikan itu, ikan yang baik dikumpulkan ke dalam pasu, yang buruk dibuang. Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar. Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?” Orang-orang menjawab, “Ya, kami mengerti.” Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, “Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendahraannya.” Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.
Renungan
Hidup kita di dunia ini adalah sarana Allah membentuk kita seperti tukang periuk membuat bejana. Kadang pada saatnya Allah menghancurkan hidup kita untuk membentuk kita seperti yang dikehendaki-Nya. Kalau kita terus berproses menjadi seperti yang dikehendaki-Nya, kita akan masuk ke dalam Kerajaan Surga karena kita sudah dibentuk sesuai dengan kehendak-Nya. Tugas kita di dunia adalah mencari kehendak Allah dan menjadi seperti yang dikehendaki-Nya.
Kita tentu mau masuk surga. Untuk itu, kita harus menjadi orang baik. Untuk jadi baik, kita harus mau dibentuk oleh Tuhan. Yeremia mengatakan, kita seperti tanah liat di tangan tukang periuk. Ketika dibentuk tukang periuk, ada periuk yang jadinya baik dan ada yang rusak. Yang rusak perlu diperbaiki dan dibentuk lagi. Demikian juga kita. Ketika Tuhan membentuk kita, ada yang mau ikut kehendak Tuhan dan ada yang tidak. Kebanyakan kita tidak mau ikut penuh 100% kehendak Tuhan. Maka kita ibarat periuk rusak. Untuk itu, kita perlu pertolongan Tuhan terus-menerus untuk membentuk hidup kita. Kita bahagia, sebab kita tahu Tuhan mau bersabar dan menolong kita terus. Pemazmur mengungkapkan, ”Berbahagialah kita yang mempunyai Allah sebagai penolong.”
Santo Nasarius dan Selsus, Martir; Santo Viktor dan Innosensius, Paus dan Martir
Nasarius adalah anak seorang Yahudi yang bernama Afrikanus. Ibunya, Perpetua yang sudah beragama Kristen dengan giat mendidik dia secara Kristen sejak kecilnya. Karena itu Nasarius berkembang dewasa menjadi seorang Kristen yang saleh. Oleh Paus Linus, yang menggantikan Santo Petrus Rasul, Nasarius diutus untuk mewartakan Injil di Gallia (Prancis).
Selsus adalah pemuda pertama yang berhasil ditobatkan oleh Nasarius sejak ia bekerja di Galgia. Selsus menemani Nasarius dalam perjalanan-perjalanan tugasnya. Pada suatu ketika mereka ditangkap oleh penduduk kafir setempat dan dibuang ke laut. Tetapi berkat perlindungan Tuhan, mereka tidak mati tenggelam. Mereka berhasil menyelamatkan diri lalu mengembara hingga ke Milano, Italia. Di sana mereka mewartakan Injil dan membesarkan hati orang-orang Kristen yang ada disana. Di Milano mereka sekali lagi ditangkap dan dijatuhi hukuman mati karena imannya akan Yesus Kristus.
Viktor lahir di Afrika Utara dan memimpin Gereja sebagai Paus pada tahun 189. Paus Viktor adalah Paus yang secara resmi menetapkan bahwa permandian suci dalam keadaan bahaya maut dapat dilakukan dengan memakai air biasa apabila tidak ada persediaan air permandian di tempat itu. Ia mati sebagai martir pada tahun 189, sewaktu pemerintahan kaisar Septimus Severus.
Innosensius lahir di Albano, dekat kota Roma. Ia terpilih menjadi Paus dengan suara bulat pada tahun 402. Ia sungguh-sungguh sadar akan bahaya-bahaya yang mengancam Gereja dan umat pada masa itu. Tak henti-hentinya ia berdoa memohon kebijaksanaan dan kekuatan Tuhan agar mampu mengemudikan bahtera Gereja Kristus dengan selamat. Bahaya-bahaya itu terutama disebabkan oleh adanya perpindahan besar-besaran bangsa-bangsa lain ke dunia barat. Bangsa Goth menyerang kota Roma sebanyak dua kali di bawah pimpinan panglima Alarik dan berhasil menjarahi segala sesuatu yang mereka temui.
Dalam menghadapi ancaman-ancaman itu, Paus Innosensius senantiasa menguatkan hati umatnya dan meringankan beban penderitaan mereka itu. Sementara itu, Paus Innosensius menghadapi lagi masalah baru yang muncul di dalam Gereja oleh lahirnya ajaran sesat Pelagianisme yang menyangkal adanya rahmat untuk mencapai keselamatan kekal. Dua kali ia mengadakan konsili untuk menghukum ajaran sesat itu. Belum lagi selesai masalah itu terdengar berita bahwa Santo Yohanes Krosostomus dibuang dari tahkta keuskupannya sebagai tawanan oleh keluarga kaisar Konstantinopel. Innosensius tidak segan-segan mengutuk tindakan itu. Kaisar Arkadius bersama permaisurinya Eudoxia dikucilkan dari Gereja, meskipun ia tahu bahwa hal itu akan mendatangkan bahaya atas dirinya sendiri.
Setelah memimpin Gereja selama 15 tahun, Innosensius meninggal dunia pada tahun 417.