Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

09 Juli 2016

Minggu, 10 Juli 2016 == Hari Minggu Biasa XV

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
Menjadi hak umat beriman bahwa pimpinan Gereja mengatur Liturgi Suci secara penuh dan tepat-guna supaya terhindarkan kesan bahwa liturgi itu menjadi "milik pribadi seseorang, entah selebran atau komunitas di mana misteri-misteri itu dirayakan" 



Dalam kebenaran, aku memandang wajah-Mu, dan aku akan puas waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.


Doa

Allah Bapa kami yang kekal dan kuasa, di dalam lubuk hati kami telah Kaugoreskan perintah-perintah-Mu dan melalui Yesus Kaujelaskan, bagaimana kami hendaknya melaksanakan kehendak-Mu. Perkenankanlah kami menunjukkan belas kasih dan cinta kasih-Mu kepada mereka yang sedang menderita, sebagaimana Yesus Kristus telah memberikan teladan-Nya. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Ulangan (30:10-14) 


"Firman itu sangat dekat padamu, hendaklah engkau melaksanakannya." 


Pada waktu itu Musa memanggil segenap orang Israel berkumpul, lalu berkata kepada mereka, “Hendaklah engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini; dan hendaklah engkau berbalik kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu, dan tidak pula terlalu jauh; tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya? Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan pergi ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melaksanakannya? Firman itu sangat dekat padamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu; hendaklah engkau melaksanakannya.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Mazmur Tanggapan, la = d, 4/4, PS 818
Ref. Tuhan, sudi dengarkan rintihan umat-Mu.
Ayat. (Mzm 69:14.17.30-31.33-34.36ab.37; Ul: lih.33)

  1. Aku berdoa kepada-Mu, ya Tuhan, aku bermohon pada waktu Engkau berkenan, ya Allah; demi kasih setia-Mu yang besar jawablah aku, dengan pertolongan-Mu yang setia! Jawablah aku, ya Tuhan, sebab baiklah kasih setia-Mu, berpalinglah kepadaku menurut rahmat-Mu yang besar!
  2. Aku ini tertindas dan kesakitan, keselamatan dari pada-Mu, ya Allah, kiranya melindungi aku! Aku akan memuji-muji nama Allah dengan nyanyian, mengagungkan Dia dengan lagu syukur, 
  3. Lihatlah, hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; biarlah hatimu hidup kembali, hai kamu yang mencari-cari Allah! Sebab Tuhan mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orangNya yang ada dalam tahanan. 
  4. Sebab Allah akan menyelamatkan Sion dan membangun kota-kota Yehuda. Anak cucu hamba-hamba-Nya akan mewarisinya, dan orang-orang yang mencintai nama-Nya akan diam di situ.

atau 

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 853
Ref. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah Roh dan kehidupan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11; Ul: Yoh 6:63)

  1. Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan itu teguh, memberi hikmat kepada orang bersahaja.
  2. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati. Perintah Tuhan itu murni, membuat mata berseri.
  3. Takut Tuhan itu suci, tetap untuk selama-lamanya. Hukum-hukum Tuhan itu benar, adil selalu.
  4. Lebih indah daripada emas, bahkan daripada emas tua; dan lebih manis daripada madu, bahkan daripada madu tetesan dari sarang lebah.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:15-20)


"Segala sesuatu diciptakan oleh dan untuk Kristus."

Saudara-saudara, Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan. Dia adalah yang sulung, yang lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana maupun kerajaan, baik pemerintah maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada mendahului segala sesuatu, dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Dialah kepata tubuh, yaitu Jemaat. Dialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia lebih utama dalam segala sesuatu. Seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh DIalah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 


Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. 
Ayat. (Yoh 6:63c.68c)

Tuhan, Sabda-Mu adalah roh dan kehidupan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (10:25-37)


"Siapakah sesamaku?" 

Sekali peristiwa seorang ahli Taurat berdiri hendak mencobai Yesus, katanya, “Guru, apakah yang harus kulakukan untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus kepadanya, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?” Jawab orang itu, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu; dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata Yesus kepadanya, “Jawabmu itu benar! Perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup,” Tetapi untuk membenarkan dirinya, orang itu berkata lagi kepada Yesus, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Jawab Yesus, “Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho. Ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi juga memukulnya, dan sesudah itu meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu. Ia melihat orang itu, tetapi melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu. Ketika melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Lalu datanglah ke tempat itu seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan. Ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri, lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya, ‘Rawatlah dia, dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya waktu aku kembali’. Menurut pendapatmu siapakah di antara ketiga orang ini adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?” Jawab ahli Taurat itu, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.” Kata Yesus kepadanya, “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

MENGEJAR KEHIDUPAN KEKAL 


Seorang teman pernah bertanya pada ayahnya, "Bagaimana kita bisa menikmati keindahan?" Lalu, ayahnya menasihatinya, "Kalau kamu ingin menikmati keindahan, kamu harus mencintai keindahan itu sendiri." Dengan kata lain, keindahan bisa dirasakan, apabila seseorang mau mendekati dan bahkan mencintai keindahan itu sendiri. Selama dia belum dekat dan mencintai keindahan, dia tidak akan pernah bisa menikmati keindahan.

Mungkin pertanyaan seorang ahli Taurat kepada Yesus, mirip dengan pertanyaan teman saya di atas. Si ahli Taurat bertanya kepada Yesus, "Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Lalu Yesus menjawab, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimudan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Yesus seakan mau mengatakan dan mengajarkan kepada ahli Taurat tersebut bahwa untuk memperoleh hidup (yang kekal) seseorang harus mendekati dan mencintai Sang Kehidupan itu sendiri, yaitu Tuhan Allah. Bahkan Yesus menekankan berkali-kali kata "segenap". Artinya, dalam mendekati dan mencintai Tuhan Allah, Sang Kehidupan, kita harus sungguh-sungguh atau sepenuh hati.

Lalu kalau kita mengamati jawaban Yesus di atas, seakan ada jawaban yang mungkin membuat kita bingung. Jawaban Yesus demikian, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Apa hubungannya dengan memperoleh hidup yang kekal? Sebenarnya, kalau kita mau merenungkan lebih dalam jawaban Yesus tersebut, Dia hendak mengatakan, "Tidak mungkin seseorang mendekati dan mencintai Sang Kehidupan, Tuhan Allah, tetapi pada saat yang sama membenci (mengabaikan hidup) sesamanya." Apabila kita memahami hal ini, maka bagian kedua dari perikop ini, yaitu kisah Orang Samaria yang baik hati, sambung dengan jawaban Yesus di atas.

Kita pun merindukan hidup yang kekal. Bahkan kita percaya akan adanya kehidupan kekal, sebagaimana kita ucapkan dalam Kredo bagian terakhir. Kebangkitan Kristus makin menjadi jaminan bagi kita semua bahwa kehidupan kekal yang kita rindukan benar-benar ada. Namun, menjadi tidak masuk akal, apabila kita merindukan kehidupan kekal, namun pada saat yang sama tidak peduli dengan kehidupan orang lain. Oleh karena itu, Yesus mengajarkan supaya kita mengasihi sesama (mencintai kehidupan orang lain) seperti kita mendambakan kehidupan kekal untuk diri sendiri.

Saudara-saudari yang terkasih, mungkin perikop hari ini harus kita renungkan berulang kali. Alasannya, tampaknya banyak orang zaman ini tidak lagi peduli dengan kehidupan. Seakan setiap orang berhak menghabisi atau melenyapkan hidup orang lain. Banyak orang tidak lagi melindungi kehidupan sesamanya. Kalau saat ini banyak orang tidak peduli dengan kehidupan orang lain, bagaimana mungkin mereka akan mengejar dan mendekati kehidupan kekal? Kalau sudah tidak peduli dengan kehidupan orang lain sebagai sesama manusia yang secitra di hadapan Allah, bagaimana akan memperoleh kehidupan kekal?

Hak Tuhan untuk memberi dan mengambil kehidupan dari manusia telah diambil alih oleh manusia. Manusia mulai berperan seperti Tuhan Allah. Jika demikian, bagaimana manusia bisa mengasihi Tuhan, Allah, dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, akal budi? Dan kalau manusia sulit mengasihi Tuhan Allah, Sang Kehidupan, bagaimana mungkin bisa mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri?

Injil hari ini mengingatkan kita semua untuk menjunjung tinggi kehidupan manusia. Tuhan itu pencipta, pemberi dan pencinta kehidupan. Wafat-Nya di kayu salib membuktikan bahwa Tuhan ingin agar manusia tetap hidup. Maka kita semua yang telah diselamatkan dan diberi anugerah kehidupan ini hendaknya mencintai kehidupan diri sendiri dan orang lain sambil terus mengejar kehidupan kekal.


Ada yang bilang, mencintai Tuhan itu sulit karena Ia tak kelihatan. Kita pun tak tahu apa maunya Tuhan. Tetapi, Musa mengatakan, perintah Tuhan itu tidak terlalu sulit, tidak terlalu jauh, tidak terletak di langit, dan tidak di seberang lautan. Sabda Tuhan itu ada di dalam dirimu, ”di dalam mulutmu dan di dalam hatimu”. Dibutuhkan kepekaan hati untuk mendengarkan-Nya.

Ada orang yang mengatakan mencintai Tuhan itu mudah, cukup berdoa saja. Pendapat ini salah, sebab mencintai Tuhan tak cukup di mulut saja. Ia harus dibuktikan dalam cinta pada sesama. Lewat perumpamaan ”orang Samaria yang baik hati”, Yesus menunjukkan sesama itu bukan hanya orang sebangsa, sedarah, seagama dengan kita, tetapi setiap orang yang membutuhkan bantuan. Yesus menolak legalisme dan cinta eksklusif.

Cinta kepada sesama adalah cerminan cinta kepada Allah. Iman kepada Allah tak berhenti di mulut saja, tetapi harus diwujudkan konkret dalam perbuatan. Yesus telah melaksanakannya. Demi cinta-Nya kepada Bapa dan kita, Ia mati di salib. Menurut Paulus, Kristus adalah gambar Allah yang tak kelihatan. Dialah kepenuhan Allah. Marilah kita mencontoh Kristus itu.


Santa Felisitas bersama ketujuh anaknya, Martir

Felisitas adalah seorang wanita bangsawan Romawi. Ia dikagumi banyak orang bukan saja karena keluhuran budinya sebagai seorang putri bangsawan, terutama karena keutamaan-keutamaan hidupnya sebagai seorang Kristen. Bersama anak-anaknya: Aleksander, Feliks, Filipus, Martialis, Silvianus, Vitalis, Yanuaris, Felisitas dituduh sebagai penganut agama Kristen.
Mulanya Publius, Walikota Roma masih bersikap lunak terhadap mereka. Ia berusaha membujuk mereka dengan berbagai cara agar supaya mereka menyangkali imannya. Namun semua bujukan dan janinya tidak berhasil mematahkan keteguhan iman mereka. Oleh karena itu, ia mengambil tindakan-tindakan kejam atas Felisitas dan anak-anaknya. Semua siksaan kejam yang ditimpakan pada mereka tidak berhasil melumpuhkan kekokohan iman mereka. Mereka tidak gentar sedikitpun dihadapan segala ancaman Publius. Felisitas dengan semangat meneguhkan iman anak-anaknya. Akhirnya mereka dibunuh oleh para algojo pada tahun 150.


Santa Rufina dan Secunda, Martir

Rufina dan adiknya Secunda adalah anak-anak dari seorang Senator Romawi. Mereka dibunuh secara kejam kira-kira pada tahun 257, selama masa penganiayaan orang-orang Kristen oleh Kaisar Valerianus (253-260).
Menurut tradisi, Rufina dan Secunda bertunangan dengan dua orang pemuda beragama Kristen. Rufina bertunangan dengan Armentarius dan Secunda dengan Verinus. Selama masa penganiayaan, kedua lelaki Kristen itu dengan semangat menyebarkan agama Kristen. Rufina dan Secunda sebaliknya enggan melakukan hal itu. Kedua bersaudara itu pergi ke Roma dan di sana mereka ditangkap dan dipenjarakan. Tak satu siksaan pun mampu mematahkan ketetapan hati dan keteguhan iman mereka. Karena itu akhirnya mereka dibunuh. Jenazah mereka dimakamkan di basilika Santo Yohanes Lateran, Gereja Katedral kota Roma.


Santo Erik IX, Martir

Erik adalah Raja Swedia yang beragama Katolik. Ia menduduki tahkta kerajaan pada tahun 1150 dan berjasa menyusun undang-undang Nasional Swedia. Pada masa kekuasaannya, ia menaklukkan negeri Finlandia dan memberi wewenang penuh kepada Santo Henry, Uskup Uppsala untuk menobatkan bangsa Finlandia yang masih kafir.
Karena dukungan dalam usaha penyebaran iman Katolik, ia dimusuhi oleh banyak bangsawan Swedia. Kemudian atas hasutan Danes, bangsawan-bangsawan itu bersekongkol untuk menjatuhkan dia dari tahkta kekuasaannya, bahkan melenyapkan nyawanya. Dalam suatu pertempuran di dekat Uppsala, mereka berhasil membunuh Erik.
Sejak lahirnya reformasi Protestan, Erik dihormati sebagai pelindung bangsa Swedia, walaupun ia tidak pernah secara resmi dikanonisasikan sebagai orang kudus. Jenazahnya dikebumikan di Gereja Katedral Uppsala. Peristiwa pembunuhan atas dirinya terjadi pada tanggal 18 Mei 1161.


Santo Kanut IV,Martir

Raja Denmark ini memerintah dari tahun 1080 sampai tahun 1086. Tanggal dan tempat kelahirannya tidak diketahui pasti. Beliau adalah cucu raja Kanut Agung yang memerintah Inggris sekaligus Denmark pada awal abad kesebelas. Kanut dibunuh oleh para pemberontak di pulau Funen (sekarang Fyn) pada tanggal 10 Juli 1086 karena tegas-tegas berusaha memperbaharui hidup Gereja.

Pada masa kekuasaannya, ia melanjutkan karya kakaknya Harold yang digantinya dengan menghadiahkan berbagai pemberian kepada Gereja dan mewajibkan rakyatnya memberikan derma kepada Gereja. Ia juga memberikan berbagai hak istimewa kepada para rohaniwan-rohaniwati. Pada tahun 1085, ia merencanakan penyerangan ke Inggris untuk menguasai Inggris, sebagaimana dahulu dilakukan oleh moyangnya Kanut Agung. Rencana ini digagalkan oleh pengkhianatan saudara Olaf.

Setahun kemudian, Olaf memimpin suatu pemberontakan rakyat melawan kebijaksanaan Kanut. Kanut melarikan diri ke Funen dan bersama para pengikutnya berlindung di dalam Gereja Santo Albanus di kota Odense. Kanut dibunuh ketika sedang berdoa di muka altar gereja itu. Laporan-laporan tentang mukzijat-mukzijat yang terjadi di kuburannya di kirim ke Roma oleh salah seorang saudaranya. Pada tahun 1100, Paus Paskalis II (1099-1118) membenarkan mukzijat-mukzijat itu.


Santo Olaf II, Martir

Olaf, raja Norway dihormati oleh orang-orang Norwegia sebagai pelindung mereka dan sebagai promotor kemerdekaan bangsa Norwegia. Ia bertobat dan dipermandikan pada tahun 1010. Tatkala ia menjadi raja pada tahun 1015, ia mengusir pergi orang Danes dan Swedia yang menguasai Norwegia pada masa itu. Ia membantu menyebarluaskan agama Kristen di seluruh negeri secara politis. Ia menempatkan orang-orang dari keluarga terhormat pada jabatan-jabatan tinggi. Kebijakan ini mengakibatkan amarah dari pihak bangsawan-bangsawan Norwegia. Tetapi hal itu bisa diatasinya dengan baik.

Kira-kira pada tahun 1028, banyak bangsawan menggabungkan diri dengan raja Kanut dari Denmark dan Inggris dan berhasil menjatuhkan Olaf. Olaf meninggal dalam pertempuran di Stiklestad dalam suatu usaha untuk memenangkan kembali tahkta kerajaan.


Santa Veronika Yuliani, Biarawati

Veronika lahir pada tahun 1660. Ia kemudian menjadi suster dan membimbing para novis ordo Kapusin di Italia. Ia dikarunia berbagai rahmat istimewa seperti penglihatan-penglihatan, kemampuan bernubuat dan stigmata Yesus. Ia meninggal pada tahun 1727.