Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

25 April 2016

Selasa, 26 April 2016 == Hari Biasa Pekan V Paskah

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

“Kristus itu alas dan dasar, karena kita dibangun di atas Dia” 



Pujilah Allah kita, kamu sekalian, yang hina dan yang mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan Kerajaan Kristus. Alleluya.


Doa


Allah Bapa kami yang hidup, berkat kebangkitan Kristus Engkau telah memulihkan hidup kami. Semoga kami teguh mengharapan hidup abadi, sebab Engkaulah yang menjanjikannya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.



Paulus dan Barnabas selalu menguatkan hati para murid yang lain supaya tetap setia dalam iman. Mereka menetapkan para penatua bagi jemaat setempat dan menyerahkan para penatua itu kepada Tuhan.

Bacaan dari Kisah Para Rasul (14:19-28) 


"Mereka menceritakan kepada jemaat, segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka."
 


Waktu Paulus dan Barnabas di Kota Listra datanglah orang-orang Yahudi dari Antiokhia dan Ikonium, dan mereka membujuk orang banyak supaya memihak mereka. Lalu mereka melempari Paulus dengan batu, dan menyeretnya ke luar kota, karena mereka menyangka, bahwa ia telah mati. Akan tetapi ketika murid-murid berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di Kota Derbe dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid, dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam iman. Mereka pun mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat setempat, dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka. Paulus dan Barnabas menjelajah seluruh Pisidia dan tiba di Pamfilia. Di situ mereka memberitakan firman di Perga, lalu pergi ke Atalia, di pantai. Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia. Di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan yang kini telah mereka selesaikan. Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman. Di situ mereka lama tinggal bersama-sama dengan murid-murid.


Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan, mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu.
Ayat. (Mzm 145:10-11.12-13ab.21; R:11a)

  1. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu.
  2. Mereka memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan memaklumkan kerajaan-Mu yang semarak mulia. Kerajaan-Mu ialah kerajaan abadi. Pemerintahan-Mu lestari melalui segala keturunan.
  3. Mulutku mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan dan biarlah segala makhluk memuji nama-Nya yang kudus untuk seterusnya dan selamanya.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:46,26)

Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya. 


Yesus memberikan damai sejahtera kepada para murid-Nya agar mereka tetap bersukacita karena Yesus pergi kepada Bapa. Yesus mengasihi Bapa dan melaksanakan segala perintah-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:27-31a)


"Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu."


Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu! Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar daripada Aku. Sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya apabila hal itu terjadi, kamu percaya. Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang, namun ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi dunia harus tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa, dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan


Damai sejati datang dari Yesus. Damai yang tidak mengandung kepalsuan. Tidak seperti damai yang diberi oleh dunia yang sering dibuat-buat dan penuh kepura-puraan. Damai yang kompromistik akan sangat rentan. Lain di bibir lain di hati. 
Apakah aku sungguh mau berdamai dengan musuh dan dengan orang yang menyakitiku? 
Apakah aku sungguh ikhlas mengampuni orang yang bersalah kepadaku? 
Apakah aku seorang pendamai?

Yesus menjanjikan tiga hal yang saling berkaitan: Kemenangan-Nya atas dosa dan maut, Roh Kudus, dan Damai Sejahtera.

Yesus sudah taat kepada seluruh rencana keselamatan Bapa, maka Bapa membenarkan-Nya. Kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga menandai kemenangan-Nya atas dosa dan maut. Kemenangan itu disempurnakan oleh Roh Kudus yang diutus kepada Gereja. Roh Kudus inilah yang akan mengingatkan Gereja akan seluruh sabda Yesus, khususnya sabda yang mengajak kita untuk melakukan segala perintah-Nya, lebih-lebih perintah yang utama, yakni saling mengasihi. Dan ketika Gereja mengasihi Bapa dan melakukan semua yang diperintahkan Putra kepadanya, maka damai pun bisa kita rasakan.

St. Yohanes Paulus II pernah berkata: ”There is no peace without justice, there is no justice without forgiveness” (Tiada damai tanpa keadilan, tiada keadilan tanpa pengampunan). Damai sejati hadir jika kita hidup saling mengasihi dan mengampuni dengan semua orang. Inilah yang diperbuat oleh para rasul sehingga kehadiran dan pemberitaannya diterima baik dan berbuah limpah. Mari bekerja keras menghadirkan kasih yang merupakan syarat utama bagi damai sejati.

Ya Tuhan, kuatkanlah aku untuk ikhlas mengampuni sesama agar damai sejati itu Engkau berikan kepadaku, damai yang menjadi tanda keselamatan-Mu. Amin.



Doa 

Puji syukur ya Yesus, Engkau telah meninggalkan damai sejahtera bagi kami yang masih berjuang di dunia ini. Engkau berpesan agar kami jangan gentar dan gelisah. Semoga sabda ini kami bawa terus dalam hati dan biarlah segalanya akan berbuah karena belas kasih-Mu yang tak terbatas. 
Ya Tuhan, kuatkanlah aku untuk ikhlas mengampuni sesama agar damai sejati itu Engkau berikan kepadaku, damai yang menjadi tanda keselamatan-Mu. 
Amin.


Santo Kletus dan Marselinus, Paus dan Martir


Selama beberapa abad lamanya, nama Anakletus dan Kletus dianggap orang sebagai dua orang Paus yang berbeda. Tetapi sekarang kedua nama itu dianggap sebagai nama dari satu orang. Menurut daftar resmi para Paus yang dikeluarkan oleh Tahkta Suci, Paus Anakletus (Kletus) memimpin gereja dari tahun 76 sampai tahun 88.

Ahli-ahli sejarah Gereja, mengikuti daftar nama Paus yang diterbitkan oleh santo Irenius dari Lyons, menyamakan Paus Anakletus dengan Kletus. Eusebius dalam bukunya "Sejarah Gereja" menyatakan, bahwa Linus, Uskup Roma, setelah memimpin selama 12 tahun, mengalihkan kepemimpinannya itu kepada Kletus. Dalam doa bagi para Kudus dalam perayaan Ekaristi, setelah menyebutkan nama Santo Petrus dan Paulus serta para rasul lainnya, imam menyebutkan nama Linus dan Kletus. Hal ini menunjukkan bahwa Anakletus pengganti Santo Petrus, ditetapkan sebagai Paus selama masa yang kurang damai dan aman di dalam gereja, menyusul masa penganiyaan oleh raja Nero, yang berlangsung dari tahun 64 sampai 68.

Sangat sedikit informasi yang didapat tentang riwayat hidup Anakletus. Ia membagi kota Roma dalam 25 buah paroki. Ia membangun dan menghiasi kapela di jalan Ostian sebagai penghormatan kepada Santo Paulus dan membangun sebuah kapela yang sama di atas kuburan santo Petrus di Vatikan. Buku para Paus (Liber Pontificalis) menyebutkan bahwa Anakletus dikuburkan di suatu tempat dekat kuburan Santo Petrus.

Anakletus mati sebagai martir dalam masa penganiayaan kaisar Domitianus II (81-96). Buku misa Romawi mendaftarkan hari pestanya bersama-sama dengan Marselianus, yang juga seorang Paus. Marselianus dikenal sebagai Paus yang baik hati dan penuh kasih kepada umat. Banyak sekali orang kristen yang telah menyangkal imannya pada masa penganiayaan diterimanya kembali ke pangkuan Gereja, asal saja mereka sungguh-sungguh bertobat dan bersedia menjalankan tapa untuk menghapus dosa-dosa mereka. Kebaikan hatinya ini membuat banyak orang mengkritik dan menfitnahnya. Akhirnya ia sendiri mati dianiaya karena Kristus pada tahun 309.