“Manusia sejati diciptakan menurut gambar dan citra Allah”
Mari kita memuji Allah, pahlawan yang gagah perkasa. Ia menyelamatkan kita dengan kekuatan-Nya yang jaya. Alleluya.
Kel 25:1-2
Doa
Allah Bapa Pembebas umat, kami telah Kaubebaskan dari kejahatan dan Kauselamatkan dari kebinasaan berkat iman kami. Bantulah kami dengan rahmat-Mu, supaya tetap bertekun dalam iman. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Petrus menyatakan bahwa Allah juga mengaruniakan Roh Kudus kepada bangsa-bangsa lain sehingga mereka percaya kepada Tuhan. Yakobus berpendapat bahwa para murid Tuhan hendaknya membantu bangsa-bangsa lain agar percaya kepada Tuhan.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (15:7-21)
"Kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kisahkanlah karya-karya Tuhan yang ajaib di antara segala suku.
Ayat. (Mzm 96:1-2a.2b-3)
- Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Nyanyikanlah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.
- Kabarkanlah dari hari ke hari keselamatan yang datang dari Tuhan. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, kisahkanlah karya-karya-Nya yang ajaib di antara segala suku.
- Katakanlah di antara bangsa-bangsa: Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah, Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 10:27)
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku, sabda Tuhan. Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku.
Yesus menghendaki para murid untuk menuruti perintah-Nya supaya mereka tinggal di dalam kasih-Nya. Yesus ingin agar mereka dipenuhi sukacita.
"Allah telah menetapkan kamu supaya pergi dan menghasilkan buah."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Kasih Yesus mengalir dari tempat yang tinggi dalam kesatuan dengan Bapa-Nya. Kasih ini akan memenuhi setiap orang yang taat dan melakukan perintah Allah. Kegembiraan selalu terpancar dari wajah orang yang selalu tinggal dalam kasih Yesus meski memikul beban persoalan. Hidup dalam kasih Yesus tidak menghilangkan penderitaan namun tetap ada sukacita. Apakah aku selalu riang hidup dalam kasih Yesus?
Dalam salah satu obrolan santai, seorang sahabat pernah berkata: ”Untuk bisa mengasihi, seorang harus punya pengalaman dikasihi. Tetapi seorang yang tidak pernah dikasihi masih bisa mengasihi jika ia sadar bahwa Tuhan tidak pernah berhenti mengasihinya.”
Kata-kata bijak itu kini mendapat terang biblis. Petrus mengajak para rasul dan penatua jemaat untuk menyadari betapa Allah mengasihi mereka. Kasih Allah dalam Kristus itu tidak bersyarat dan berbatas. Ia tidak membedakan manusia karena Ia ingin agar semua makhluk diselamatkan oleh kasih-Nya. Konsili perdana di Yerusalem, yang dihadiri oleh para rasul (Gereja Perdana), juga memutuskan untuk tidak menimbulkan kesulitan bagi tiap bangsa yang berbalik kepada Allah.
Yesus mengundang kita untuk tinggal dalam kasih-Nya, sama seperti Ia tinggal di dalam kasih Bapa. Yesus mengasihi setiap kita seperti Ia dikasihi Bapa, dan betapa Ia ingin agar kita pun mengasihi Dia dan sesama dengan kualitas yang sama. Oleh sebab itu, marilah kita membuka diri bagi kasih Allah itu dengan belajar untuk taat dan penuh kerendahan hati menerima rencana-Nya dalam tiap ritme ziarah hidup ini.
Ya Tuhan, jangan pernah berhenti untuk mengasihi aku. Berbelaskasihlah kepada ku dan seluruh dunia, yang sering kali gagal mengasihi-Mu dan sesama. Baruilah selalu kasih-Mu dalam diri, keluarga dan komunitasku. Amin.
Santo Louis Marie Grignon de Monfort, Pengaku Iman
Louis Grignon lahir di Monfort, Prancis, dari sebuah keluarga miskin pada tahun 1673. Di masa mudanya, ia dikenal lekas marah bila ada sesuatu yang tidak memuaskan hatinya. Namun ketika ia meningkat dewasa, ia mampu mengendalikan sifatnya itu dan berubah menjadi seorang yang penuh pengertian dan rendah hati. Perubahan ini menjadi suatu persiapan yang baik baginya untuk memasuki perjalanan hidup yang panjang sebagai seorang imam.
Pendidikannya yang berlangsung di Paris dirintangi oleh banyak kesulitan, terutama karena kekurangan uang, baik untuk biaya pendidikannya maupun untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hidupnya sungguh memprihatinkan. Biliknya sangat sempit, tanpa pemanas ruangan di musim dingin. Untuk memperoleh sedikit uang, ia berusaha bekerja malam di sebuah rumah sakit sebagai penjaga jenazah-jenazah. Namun semua penderitaan yang menimpanya dihadapinya dengan penuh ketabahan demi mencapai cita-citanya yang luhur.
Setelah beberapa tahun berkarya sebagai imam misionaris di dalam negeri dan menjadi pembimbing rohani di sebuah rumah sakit, ia berziarah ke Roma untuk bertemu dengan Sri Paus Klemens XI (1700-1721). Di Roma ia diterima oleh Sri Paus. Melihat karya dan kepribadiannya, Sri Paus memberi gelar "Misionaris Apostolik" kepadanya. Oleh Sri Paus, ia ditugaskan untuk mentobatkan para penganut Yansenisme yang sudah merambat di seluruh Prancis. Tugas suci itu diterimanya dengan senang hati dan dilaksanakannya dengan sangat berhasil.
Di Poiters, ia meletakkan dasar bagi Kongregasi Suster-suster Putri Sapientia, sedangkan di Paris ia menyiapkan Anggaran Dasar bagi tarekat imam-imamnya. Ia menghayati kaul kemiskinan dengan sungguh-sungguh dengan menggantungkan seluruh hidupnya kepada kemurahan hati umatnya. Dua kali ia lepas dari usaha pembunuhan oleh para penganut Yansenisme. Di Indonesia ia dikenal sebagai salah satu pelindung Legio Maria. Ia mendirikan Tarekat Monfortan, yang anggota-anggotanya berkarya juga di Kalimantan Barat. Bertahun-tahun terakhir hidupnya dihabiskannya dengan berdiam di sebuah gua yang sunyi untuk berdoa dan berpuasa hingga menghembuskan nafasnya pada tahun 1716 dalam usia 43 tahun.
Santo Petrus Louis Chanel, Martir
Petrus Louis Chanel dikenal sebagai misionaris Prancis yang meminta pewartaan Injil di Pulau Futuna, Lautan Teduh. Bersama beberapa misionaris lainnya, ia meninggalkan Prancis pada tahun 1837 menuju Futuna. Sesampainya di Futuna, ia dengan giat mempelajari bahasa dan adat istiadat setempat agar bisa dengan mudah berkomunikasi dengan rakyat setempat. Usahanya ini berhasil menarik perhatian penduduk setempat.
Meskipun demikian, para pemimpin masyarakat tidak menyambut baik, bahkan menentang keras penyebaran iman Kristen diantara penduduk Futuna. Musumusu, salah seorang kepala suku Futuna sangat menentang Petrus. Ia melancarkan aksi penangkapan dan penganiayaan terhadap orang-orang yang mengikuti pelajaran agama pada Petrus. Terhadap Petrus sendiri, ia merencanakan pembunuhan. Untuk maksudnya yang jahat itu, bersama beberapa orang pengawalnya, ia pergi kepada pastor Petrus untuk mengobati kakinya yang luka.
Dengan ramah Petrus menyambut mereka dan mengabulkan permohonannya. Tetapi tiba-tiba mereka menangkap Petrus dan menganiayanya sampai mati. Lalu mereka dengan diam-diam menguburkan Petrus. Pada hemat mereka, kematian Petrus akan mengakhiri semua kegiatan penyebaran iman di Futuna. Tetapi perhitungan itu meleset karena kematian imam yang saleh itu ternyata semakin menyemangati orang-orang serani di seluruh pulau Futuna untuk tetap mempertahankan imannya. Tiga tahun setelah kematian Petrus, seluruh penduduk Futuna telah menjadi Kristen, termasuk Musumusu yang telah membunuh Petrus. Petrus Louis Channel menjadi martir pertama di Kongregasi Persekutuan Santa Perawan Maria dan martir pertama di Pasifik.