“Ekaristi adalah misteri yang intim. Tuhan menginstitusikan Sakramen ini di Ruang Atas, dikelilingi oleh keluarga baru-Nya, 12 rasul, sebuah prefigurasi dan antisipasi akan Gereja di sepanjang zaman. Dan juga, dalam Liturgi Gereja Kuno, pembagian Komuni Suci diperkenalkan dengan kata Sancta sanctis: karunia suci ditujukan bagi mereka yang dijadikan kudus.
Pujilah Allah kita, kamu sekalian yang hina dan mulia, dan yang takut kepada-Nya, karena telah tiba keselamatan, kekuasaan dan kerajaan Kristus, alleluya.
(Why 19:5; 12:10)
Doa
Allah Bapa Yang Mahabaik, Engkau membuka pintu kerajaan surga bagi orang yang lahir kembali dari air dan Roh Kudus. Rahmat-Mu telah Kauberikan kepada kami, dan kami telah Kaubersihkan dari segala dosa. Semoga rahmat-Mu semakin melimpah dalam hati kami, agar kami layak menikmati janji-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Stefanus berani mengungkapkan kejahatan Imam Besar, para penatua dan ahli Taurat karena kuasa Roh Kudus. Ia juga berani mengungkapkan kebenaran tentang Anak Manusia dan pengampunan meskipun sedang dirajam.
"Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan nyawaku.
Ayat. (Mzm 31:3-4.6.7.8)
- Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
- Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Tetapi aku percaya kepada Tuhan, aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu.
- Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu! Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 6:35)
Akulah roti hidup yang turun dari surga, sabda Tuhan; Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
Yesus menyebut diri-Nya sebagai roti hidup yaitu roti dari Allah dan yang memberi hidup kepada dunia. Yesus akan melenyapkan rasa lapar dan haus manusia akan kasih sejati.
"Bukan Musa yang memberi kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Kulah yang memberi kamu roti yang benar dari surga."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Orang yang sungguh percaya kepada Yesus tidak akan mau repot-repot dengan tanda. Orang yang percaya kepada Yesus telah banyak mengalami peristiwa yang menunjukkan kehadiran Yesus. Ia tidak akan bertanya pekerjaan apa yang Yesus lakukan. Ia akan bertanya: Pekerjaan apa yang aku lakukan untuk Yesus sebagai tanda terima kasih? Apakah aku tahu bersyukur akan banyak berkat yang telah kuterima dari Yesus?
Jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Kristus. (Rm 6:8)
Doa
Allah Bapa Mahamulia, Engkau telah membarui kami dengan sakramen-sakramen-Mu. Maka kami mohon, pandanglah kami dengan rela dan bangkitkanlah tubuh kami untuk hidup yang mulia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Santo Yulius I, Paus
Hari kelahiran Yulius tidak diketahui dengan pasti. Ia memimpin Gereja sebagai Paus dari tahun 337 sampai wafatnya pada tahun 352 di Roma. Dalam masa kepemimpinannya, ia dikenal sebagai seorang Paus yang dengan keras menentang para pemimpin gereja Timur yang memberhentikan uskup-uskup yang ditabhiskan secara sah. Kecuali hal itu, ia pun menentang bidaah Arianisme dan pengikut-pengikutnya, terutama uskup-uskup yang terpengaruh oleh ajaran itu.
Athanasius, Uskup Aleksandria, Mesir adalah salah seorang korban perlakuakn para pemimpin gereja timur yang arianis itu, karena ia menetang ajaran sesat Arianisme. Ketika Athanasius berada di Konstantinopel untuk membela kebenaran iman di hadapan kaisar, taktha keuskupannya diambil alih oleh Gregorius dari Kapadokia, Turki, seorang penganut Arianisme. Setelah dengan gigih mempertahankan ajaran iman yang benar di hadapan kaisar, Athanasius berangkat ke Roma untuk melaporkan peristiwa itu kepada Sri Paus Yulius.
Yulius, yang bertanggungjawab atas masalah itu, segera mengadakan suatu konsili di Roma pada tahun 340. Ia mengundang semua Uskup Timur untuk menghadiri konsili itu. Tetapi undangan Yulius di tolak. Semua Uskup Timur tetap bersikap keras terhadap Athanasius. Tanpa kehadiran uskup-uskup timur, Yulius bersama Uskup-uskup lainnya meneguhkan hati Athanasius dan menyuruhnya kembali ke keuskupannya besama Marcellus dari Ancyra, seorang uskup lain yang juga dipecat oleh penganut-penganut Arianisme. Untuk itu, Yulius mengirimkan sepucuk surat yang berisi penegasan konsili tentang sahnya kedudukan Athanasius sebagai Uskup Aleksandria, kepada Uskup-uskup pengikut Eusebius, Patriakh Konstantinopel yang Arianis.
Untuk mendamaikan Uskup-Uskup barat dengan uskup-uskup Timur, Konstans (dari Barat) dan Konstansius (dari Timur) yang bersama-sama memangku suatu jabatan penting dalam kekaisaran Romawi mendesak para Uskup itu agar berkumpul di Sardica, Bulgaria, guna membicarakan masalah pemecatan uskup-uskup yang sah itu. Yulius menyambut baik ajakan itu dengan mengirimkan utusan-utusannya pada tahun 343. Tetapi uskup-uskup Arianis menolak menghadiri konsili Sardica. Mereka sebaliknya berkumpul di Philippolis, Thrasia (Yunani Utara). Disana mereka mengeluarkan suatu keputusan yang menghukum baik Athanasius maupun Yulius dari Roma yang dianggap sebagai biang keladi semua kejahatan yang ada disana. Sementara itu, para Uskup Barat tetap bersidang di Sardica untuk menegakkan kembali keabsahan jabatan uskup-uskup yang dipecat oleh kaum Arian. Mereka pun meneguhkan kembali isi syahadat Nicea tanpa merubahnya, dan mengancam tipu muslihat dari Uskup-uskup Arian di pengadilan kekaisaran. Sementara itu masalah belum tuntas, Gregorius dari Kapadokia meninggal dunia. Peristiwa ini menjadi peluang emas bagi Athanasius untuk kembali menduduki taktha keuskupannya di Aleksandria pada tahun 346. Yulius mengirim surat kepada seluruh umat di Aleksandria agar dengan sepenuh hati menerima kembali Athanasius sebagai Uskup Aleksandria yang sah.
Santo Sabas dari Goth, Martir
Sabas hidup di kota Targovosta, Dasia (Rumania) pada abad keempat. Ia dikenal sebagai seorang martir karena giat sekali meneguhkan iman orang-orang Kristen Goth. Ia miskin dan tidak mempunyai kedudukan dalam masyarakat. Oleh karena berbudi luhur dan beriman teguh, ia ditabhiskan menjadi lektor untuk membantu imam-imam dalam upacara-upacara gerejani.
Ia pun giat meneguhkan iman saudara-saudaranya agar tidak mengikuti praktek-praktek kekafiran kepada dewa-dewa. Kepada walikota yang merencanakan penganiayaan besar-besaran terhadap orang-orang Kristen, Sabas dengan tegas menyatakan dirinya sebagai orang Kristen yang rela mati bagi Kristus. Pada tahun 372, ketika ia menyelenggarakan perayaan Paskah di rumahnya, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh walikota. Ia ditenggelamkan di sungai dekat Buzan, Rumania. Kepada para pelaksana hukuman mati atas dirinya, ia berkata: "Lakukanlah sebaik-baiknya apa yang menjadi kewajibanmu saat ini. Aku tidak gentar sedikit pun sebab aku tahu apa yang akan kuterima dari Tuhanku sebagai pahala, yakni takhta kemuliaan surgawi bersama-Nya.