Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

16 April 2016

Minggu, 17 April 2016 == Hari Biasa Pekan IV Paskah


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


"Setiap panggilan khusus lahir dari prakasa atau inisiatif Allah: inilah anugerah Kasih Allah!" 



Bumi penuh dengan kasih setia Tuhan, oleh Firman Tuhan langit dijadikan, alleluya.

(Mzm 33:5-6)


Doa  

Allah Bapa kami yang Mahamulia, Engkau tiada memberi nama lain, di mana terdapat kebebasan dan kedamaian, selain nama Yesus, Gembala dan Pembimbing kami. Kami mohon, semoga sabda-Nya memenuhi kami dengan napas kehidupan-Mu yang suci. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


Bacaan dari Kisah Para Rasul (13:14.43-52) 


"Kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain."

Pada suatu hari Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan dari Perga, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ. Setelah selesai ibadat, banyak orang Yahudi dan penganut agama Yahudi yang takut akan Allah mengikuti Paulus dan Barnabas. Kedua rasul itu lalu mengajar dan menasihati mereka supaya tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. Pada hari Sabat berikutnya berkumpullah hampir seluruh kota itu untuk mendengar firman Allah. Akan tetapi, ketika orang Yahudi melihat orang banyak itu, penuhlah mereka dengan iri hati, dan sambil menghujat, mereka membantah apa yang dikatakan Paulus. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata, “Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu! Tetapi kamu menolaknya, dan menganggap dirimu tidak layak beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.” 

Mendengar itu, bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah, dan mereka memuliakan firman Tuhan. Dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya. Lalu firman Tuhan disiarkan di seluruh daerah itu. Tetapi orang-orang Yahudi menghasut perempuan-perempuan terkemuka yang takut akan Allah, dan pembesar-pembesar di kota itu. Begitulah mereka menimbulkan penganiayaan atas Paulus dan Barnabas, dan mengusir mereka dari daerah itu. Akan tetapi Paulus dan Barnabas mengebaskan debu kaki mereka sebagai peringatan bagi orang-orang itu, lalu pergi ke Ikonium. Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100.2.3.5)

  1. Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah kehadapan-Nya dengan sorak-sorai!
  2. Ketahuilah bahwa Tuhan itu Allah; Dialah yang menjadikan kita. Punya Dialah kita, kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. 
  3. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya; kesetiaan-Nya tetap turun-menurun, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya. 

Bacaan dari Kitab Wahyu (7:9.14b-17)

"Anak domba akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan." 

Aku, Yohanes, mendapat penglihatan sebagai berikut: Nampaklah suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa. Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Lalu seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, “Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar. Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. 

Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan siang malam melayani Dia di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi; matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu akan menggembalakan mereka, dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. Akulah gembala yang baik. Aku mengenal semua domba-Ku, dan domba-domba-Ku mengenak Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (10:27-30)

"Aku memberikan hidup yang kekal kepada domba-domba-Ku." 


Pada suatu hari Yesus berkata kepada orang-orang Farisi, “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku; Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku. Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka, dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku yang memberikan mereka kepada-Ku lebih besar daripada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan 


"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku"

Kehidupan terpanggil pada masa kini sungguh mengalami kemerosotan yang memprihatinkan. Panggilan hidup imamat, bruder atau suster mengalami kemerosotan baik dalam hal jumlah/ kwantitas maupun mutu/kwalitas, panggilan hidup berkeluarga mungkin dalam jumlah mengalami kenaikan namun dalam hal kwalitas atau mutu juga mengalami kemerosotan. Penghayatan atau pelaksanaan tugas, kewajiban atau pekerjaan pun juga mengalami kemerosotan. Hal itu semua kiranya disebabkan oleh kemerosotan hidup beriman yang marak dalam aneka bidang kehidupan masa kini. Perkembangan dan pertumbuhan sarana komunikasi seperti HP, IPad dan Internet telah menggerogoroti jati diri manusia sebagai makhluk social menjadi egois, yang seharusnya bersikap mental produktif menjadi konsumptif. Budaya instant tak terbendung begitu menguasai atau menjiwai banyak orang, sehingga ada kecenderungan banyak orang hidup dan bertindak lebih mengikuti instink biologis, meninggalkan akal sehat maupun budi pekerti atau moral. Keutamaan `mendengarkan' juga mengalami kemerosotan, dan orang lebih mengutamakan penglihatan, dan yang dilihat pun apa yang sesuai dengan keinginan atau selera pribadi. Maka pada Minggu Paskah IV atau Minggu Panggilan hari ini kami mengajak anda sekalian untuk mawas diri sejauh mana kita memiliki kepekaan mendengarkan Panggilan Tuhan.

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku" (Yoh 10:27-28)
Tak kenal maka tidak sayang, demikian kata sebuah pepatah, dan orang yang saling mengenal serta menyayangi pada umumnya agar tergerak untuk saling memberikan diri. Namun pertama-tama dan terutama saya mengingatkan para gembala (uskup dan rekan-rekan imam/pastor) untuk sungguh-sungguh memberikan atau membaktikan diri sepenuhnya kepada umat Allah yang harus dilayani. Ketika para gembala sungguh membaktikan diri kepada umat, maka kiranya umat dengan senang hati akan mendengarkan aneka saran, ajakan, pengajaran dari para gembala. Tentu saja agar dapat membaktikan diri sepenuhnya kepada umat serta pembaktian mengena atau tepat, pertama-tama para gembala diharapkan sungguh mendengarkan suka-duka umat Allah, dengan kata lain para gembala diharapkan dapat menjadi teladan dalam hal mendengarkan.

Saling mendengarkan antara para gembala dan domba, uskup/pastor dan umat Allah, hendaknya sungguh diperdalam dan diperkembangkan. Selanjutnya kami mengajak semuanya untuk memperdalam dan memperkembangkan dalam mendengarkan bisikan dan panggilan Allah, secara khusus kami mendambakan semoga generasi muda atau anak-anak sungguh mendengarkan bisikan dan panggilan Allah, siapa tahu di antara anda akhirnya tergerak untuk menjadi imam, bruder atau suster. Kepada para orangtua kami harapkan ketika ada salah satu anaknya tergerak menjadi imam, bruder atau suster mendukungnya bukan mempersulit atau melarangnya. Imam. bruder atau suster berasal dari keluarga dan akhirnya melayani keluarga-keluarga juga.

Dalam rangka berpartisipasi dalam Minggu Panggilan hari ini kami mengajak pentingnya perhatian terhadap keluarga-keluarga, dengan kata lain pelayanan pastoral bagi keluarga-keluarga hendaknya mendapat perhatian yang memadai. Rekan-rekan imam, bruder dan suster kami ajak untuk mawas diri bahwa masing-masing dari kita sungguh berasal dari keluarga yang baik, sehingga orangtua dan saudara-saudari kita mendukung panggilan kita. Maka selanjutnya dalam pelayanan karya pastoral apapun kami mengajak rekan-rekan imam, bruder dan suster untuk memperhatikan keluarga-keluarga, yang berpartisipasi dalam pelayanan pastoral anda, maupun mereka yang mempercayakan anak-anaknya kepada kita, misalnya di sekolah-sekolah katolik. Pelayanan pastoral di sekolah-sekolah hendaknya tidak terbatas pada para peserta didik saja, tetapi juga orangtua atau keluarga para peserta didik. Ingatlah dan sadari bahwa orangtua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya, maka pengelola dan penyelenggara maupun pelaksana karya pendidikan atau sekolah kami harapkan bekerjasama dengan para orangtua peserta didik.

"Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dahulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi." (Kis 13;46-47)

Kutipan di atas ini adalah kata-kata Paulus dan Barnabas, rasul agung. Setelah bertobat dari Saulus menjadi Paulus, Paulus memang giat dan bekerja keras mewartakan firman Allah, pewartaannya lebih terarah kepada `bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah'. Maka dengan ini kami mengajak segenap umat yang percaya kepada Yesus Kristus pada umumnya dan secara khusus bagi mereka yang memiliki tugas sebagai pewarta, misalnya para pastor dan katekis/guru agama, untuk setia mewartakan firman Allah sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci serta promosi panggilan untuk menjadi imam/pastor maupun katekis. Cara atau metode promosi yang utama dan pertama-tama adalah kesaksian sebagai yang terpanggil. Untuk itu hendaknya bangga menjadi pastor/imam atau katekis.

Kepada segenap umat Allah yang percaya kepada Yesus Kristus kami ajak juga untuk mewartakan firman Allah kepada rekan hidup di masyarakat maupun di tempat kerja. Dan cara atau metode yang utama dan pertama-tama tidak lain juga kesaksian hidup. Maka jika anda sebagai pelajar atau mahasiswa kami harapkan bangsa sebagai pelajar atau mahasiswa dan dengan demikian belajar dengan giat dan sukses. Kepada mereka yang bekerja di bidang pekerjaan apapun kami harapkan menjadi pekerja yang baik dan sukses. Tanda kesuksesan sebagai pelajar berarti semakin terampil belajar dan sebagai pekerja berarti terampil sebagai pekerja. Kami juga mengingatkan panggilan anda masing-masing, entah sebagai suami-isteri, bruder atau suster, hendaknya dapat menjadi saksi atau teladan sebagai suami-isteri, bruder atau suster, sehingga generasi muda tak takut menanggapi panggilan berkeluarga maupun hidup membiara.

Kepada semuanya kami berharap untuk mendukung panggilan para imam/pastor, entah itu berupa dukungan hidup terpanggil para imam/pastor atau senantiasa mewartakan apa yang baik perihal hidup imam/pastor. Jika ada imam atau pastor yang kelihatan menyeleweng hendaknya ditegor dengan rendah hati atau didoakan. Seluruh umat Allah kami harapkan sering mendoakan para imam/pastor agar setia pada panggilannya. Kerasulan doa pada masa kini sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan. Marilah kita saling mendoakan satu sama lain agar kita semua setia pada panggilan kita masing-masing.

"Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun." (Mzm 100:2.3.5) - 

Telah bangkit Gembala Baik yang menyerahkan nyawa untuk domba-domba-Nya dan rela mati untuk kawanan-Nya, alleluya. 


Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku


Ya Tuhan, baringkanlah aku di padang rumput hijau dan bimbinglah aku ke air yang tenang. Oleh karena nama-Mu, tuntunlah aku di jalan yang benar. 
Amin.


Santo Anisetus, Paus dan Martir


Anisetus lahir di Syria, Asia Kecil. Ia terdaftar sebagai Paus kesepuluh pengganti rasul Petrus dan memimpin Gereja pada tahun 155 sampai 166 pada akhir masa pemerintahan Kaisar Antonius Pius. Sangat sedikit berita yang diketahui perihal kepemimpinannya sebagai Paus.

Ketika ia memimpin Gereja, ia pernah menerima Polykarpus, Uskup Smyrna yang datang ke Roma untuk membicarakan tanggal hari raya Paskah, yang tidak sama diseluruh gereja. Sikapnya yang arif terhadap perselisihan antar Gereja di Asia Kecil dengan Gereja lainnya tentang tanggal perayaan Paskah membuat namanya dikenal luas di seluruh Gereja. Di negeri asalnya, hari Paskah dirayakan tepat pada tanggal 14 bulan Nisan sesuai kalender hari rayanya orang Yahudi. Kebiasaan yang diwariskan oleh Santo Yohanes rasul dan santo Philipus rasul ini menyebabkan hari raya paskah jatuh pada hari yang tidak menentu. Pada masa itu, kematian Yesus lebih ditekankan daripada kebangkitan Yesus. Sebaliknya, di Gereja-gereja lain, hari Paskah di rayakan pada hari Minggu sesudah tanggal 14 Nisan, karena pada hari inilah Yesus bangkit dari kubur-Nya. Kecuali itu, perayaan Paskah bertujuan pula untuk memperbaharui penghayatan iman dan kehidupan rohani umat beriman.

Masing-masing gereja memegang kebiasaan dan perdiriannya, bahkan dengan tegas membela tradisinya. Paus Anisetus menyerahkan perselisihan ini kepada Penyelenggara Ilahi. Keputusannya untuk mengunggulkan salah satu kebiasaan di tunda hingga perselisihan itu mereda. Atas doa dan imannya yang teguh maka perselisihan dalam tubuh Gereja dapat diselesaikan dengan damai. Lalu perayaan Paskah pada hari Minggu lama kelamaan diterima oleh Gereja Asia Kecil.

Banyak kesulitan yang dialaminya selama masa kepemimpinannya, menyebabkan ia mengalami bermacam-macam penyakit. Meskipun ia tidak mati karena dibunuh, namun karena penderitaannya yang sedemikian banyak demi kesatuan gereja dan tegaknya ajaran iman yang benar, ia digelari martir oleh gereja. Ia meninggal dunia pada tahun 586.


Santa Klara Gambacorta OP, Pengaku Iman

Klara hidup diantara tahun 1362-1419. Pada umur 17 tahun ia telah dinikahkan. Setahun kemudian dia menjanda. Lalu Klara masuk biara Dominikanes. Akhirnya ia berhasil mendirikan sebuah biara cabang dengan aturan yang amat keras dan berusaha keras memperbaharui ordonya.