Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

08 Agustus 2016

Selasa, 09 Agustus 2016 == Hari Biasa Pekan XIX

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


“Salib adalah jalan yang menuntun kita dari dunia ke surga” 

Hai anak manusia, makanlah gulungan Kitab yang Kuberikan ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum terpilih.

Doa 

Allah Bapa sumber kasih setia, bukalah kiranya hati kami, agar pantas menerima kerajaan-Mu. Kami mohon, berilah kedamaian yang sudah Kaujanjikan kepada siapa pun, yang mau mendengarkan Yesus Kristus. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Yehezkiel menelan gulungan kitab. Isinya tentang ratapan, keluh kesah dan rintihan. Tugas berat diterima nabi. Namun bila tugas itu diterima dengan penuh kepercayaan kepada Tuhan, rasanya manis.


Bacaan dari Nubuat Yehezkiel (2:8 – 3:4)

"Diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan, dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku." 

Tuhan bersabda kepadaku, “Hai anak manusia, dengarkanlah sabda-Ku kepadamu. Janganlah membantah seperti kaum pemberontak ini. Bukalah mulutmu dan makanlah apa yang Kuberikan kepadamu.” Aku melihat, ada tangan yang terulur kepadaku, dan sungguh, dipegang-Nya sebuah gulungan kitab. Ia membentangkannya di hadapanku. Gulungan kitab itu ditulisi timbal balik dan di sana tertulis nyanyian-nyanyian ratapan, keluh kesah, dan rintihan. Sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah apa yang engkau lihat di sini; makanlah gulungan kitab ini dan pergilah, berbicaralah kepada kaum Israel.” Maka kubukalah mulutku dan diberikan-Nya gulungan kitab itu untuk kumakan. Lalu sabda-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, makanlah gulungan kitab yang Kuberikan ini dan isilah perutmu dengannya.” Lalu aku memakannya dan rasanya manis seperti madu dalam mulutku. Tuhan bersabda lagi, “Hai anak manusia, mari, pergilah! Temuilah kaum Israel, dan sampaikanlah sabda-Ku kepada mereka.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan
Ref. Betapa manis janji Tuhan bagi langit-langitku.
Ayat. (Mzm 119:14.24.72.103.111.131)

  1. Aku bergembira atas peringatan-peringatan-Mu, melebihi segala harta. 
  2. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, dan kehendak-Mu menjadi penasihat bagiku. 
  3. Taurat yang Kausampaikan adalah baik bagiku, lebih berharga daripada ribuan keping emas dan perak, 
  4. Betapa manis janji-Mu bagi langit-langitku, melebihi madu di mulutku. 
  5. Peringatan-peringatan-Mu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku. 
  6. Mulutku kubukakan dan mengap-mengap, sebab aku mendambakan perintah-perintah-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 1:29ab)

Terimalah beban-Ku dan belajarlah dari pada-Ku, sebab Aku lemah lembut dan rendah hati.
Kerahiman Tuhan sungguh melimpah. Ia tidak menghendaki seorang pun binasa. Syaratnya, menjadi seperti anak kecil. Itulah pertobatan dan percaya penuh akan kasih Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:1-5.10.12-14)

"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini." 

Sekali peristiwa datanglah murid-murid dan bertanya kepada Yesus, “Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Maka Yesus memanggil seorang anak kecil, dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, lalu berkata, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, jika kalian tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kalian tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak kecil seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Malaikat-malaikat mereka di surga selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga.” Lalu Yesus bersabda lagi, Bagaimana pendapatmu? Jika seseorang mempunyai seratus ekor domba dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang 99 ekor di pegunungan lalu pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata kepadamu, sungguh, jika ia berhasil menemukannya, lebih besarlah kegembiraannya atas yang seekor itu daripada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian pula Bapamu yang di surga tidak menghendaki seorang pun dari anak-anak ini hilang.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus

Renungan

Allah menghendaki semua orang selamat. Akan ada sukacita jika ada pertobatan. Agar masuk ke dalam Kerajaan Allah, orang harus bertobat menjadi seperti anak kecil. Menjadi seperti anak kecil berarti menjadi suci, polos, sederhana, tidak berprasangka, dan sebagainya. Orang juga harus dapat menerima anak kecil sebagaimana Yesus menerimanya. Malaikat-malaikat selalu melindungi anak kecil. Orang yang menerima anak kecil menerima Dia juga yang mencintainya. Menjadi kecil, sederhana, dan rendah hati merupakan sarana pertobatan untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.


Kata ”anak kecil” muncul di ay. 1-5 dan 10. Di bagian ini figur anak kecil digunakan sebagai jawaban yang kontras dari para murid yang bertanya: ”Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Surga?” Yesus menjawab pertanyaan ini secara mengagumkan.

Pertama, Yesus hanya menggunakan ”anak kecil” sebagai perbandingan saja: ”Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini…” dan ”barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini.”

Tahap kedua dengan luar biasa di ay. 5 tekanan menjadi berubah. Tuhan Yesus menekankan bahwa anak kecil juga adalah figur penting dalam komunitas para murid. Ketiga, di ay.12-13 seolah pokok pembicaraan berubah, yaitu tentang seratus domba, yang satu di antaranya sesat dan dicari oleh gembala.

Di ay.14 seluruh pertanyaan para murid di awal terjawab sempurna: Siapa yang terbesar? Yaitu mereka yang bertobat dan merendahkan diri seperti anak kecil, yang menerima dan melindungi anak-anak kecil. Dalam Kitab Suci kata ”anak kecil” seperti di bagian ini punya dua arti, pertama, anak kecil sungguhan. Kedua ”anak kecil” sebagai simbol: umat Allah, kesayangan Allah, kesederhanaan, kejujuran, kegembiraan, dan ketulusan.


Santo Oswaldus, Martir

Putera raja Northumbria ini mengungsi ke biara Hay setelah ayahnya gugur dalam suatu pemberontakan. Ia dibaptis dan beberapa waktu kemudian berhasil merebut kembali kerajaan, bahkan memperluasnya. Dengan bantuan Santo Aidan ia mengkristenkan rakyatnya. Oswaldus gugur dalam suatu serangan dari seorang raja kafir. Santo Oswin menggantikannya sebagai raja dan misionaris. Akan tetapi ia pun kemudian dibunuh oleh Raja Osway.