Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

04 Agustus 2016

Jumat, 05 Agustus 2016 == Hari Biasa Pekan XVIII (Jumat Pertama Dalam Bulan)


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
"Jiwa, yang telah dipersatukan dan diubah dalam Allah, bernapas di dalam Allah dengan pernapasan Ilahi sama seperti Allah.
  
  Lihatlah, Akulah Tuhan. Tiada Allah lain kecuali Aku. AKu yang mematikan, Aku pulalah yang menghidupkan. 
     
Doa 

Allah Bapa Mahakuasa dan kekal, smeoga kami mengenal jalan yang harus kami lalui, agar dapat bertemu dengan Dikau. Berkenanlah bersabda melalui Dia yang menunjukkan Kerajaan-Mu di tengah-tengah kami. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa. Amin.
  
Nabi mewartakan harapan bagi umat Israel. Bagi orang beriman, harapan masih tetap ada. Yahweh adalah Allah yang dapat diandalkan.
  
Bacaan dari Nubuat Nahum (1:15; 2:2; 3:1-3, 6-7) 

"Celakalah kota penumpah darah."
   
Lihatlah! Di atas gunung berjalan orang yang membawa berita, yang mengabarkan berita damai sejahtera. Rayakanlah pesta-pestamu, hai Yehuda, bayarlah nazarmu! Sebab orang dursila takkan datang lagi menyerang engkau; ia telah dilenyapkan sama sekali! Sungguh, Tuhan memulihkan kebanggaan Yakub, seperti kebanggaan Israel; sebab perusak telah merusakkannya dan telah membinasakan carang-carangnya. Celakalah kota penumpah darah itu! Kota itu seluruhnya dusta belaka penuh dengan barang rampasan, tak henti-hentinya menerkam! Dengar, lecut cambuk dan derak-derik roda! Dengar, kuda lari berderap, dan kereta meloncat-loncat! Pasukan berkuda menyerang, pedang bernyala-nyala dan tombak berkilat-kilat! Banyak yang mati terbunuh dan bangkai bertimbun-timbun! Mayat tidak habis-habisnya, orang-orang jatuh tersandung pada mayat. Aku telah melemparkan aib ke atasmu, akan menghina engkau dan akan membuat engkau menjadi tontonan. Maka semua orang yang melihat engkau akan lari meninggalkan dikau, serta berkata, "Niniwe sudah hancur! Siapakah yang meratapi dia? Dari manakah aku akan mencari pelipur lara untuk dia?"

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Kidung Tanggapan
Ref. Tuhanlah yang mematikan, Tuhan pulalah yang menghidupkan. 
Ayat. (Ul 32:35cd-36ab.39abcd.41)

  1. Dekatlah sudah hari bencana bagi orang-orang jahat, dan segera datanglah apa yang telah disediakan bagi mereka. Sebab Tuhan akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan merasa sayang akan hamba-hamba-Nya. 
  2. Lihatlah sekarang bahwa Akulah Tuhan. Tiada allah kecuali Aku. Akulah yang mematikan, Aku pulalah yang menghidupkan. Aku telah meremukkan, tetapi Aku pulalah yang menyembuhkan. 
  3. Apabila Aku mengasah pedang-Ku yang berkilat-kilat, apabila tangan-Ku menjalankan penghukuman, maka Aku membalas dendam kepada lawan-Ku, dan mengadakan pembalasan kepada yang membenci Aku. 


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:10) 
Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Allah. Alleluya.
 
Inilah risiko seorang murid Yesus. Derita dan salib tidak pernah luput dari hidupnya. Namun, justru dengan itu ia menyelamatkan nyawanya.
 
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:24-28) 

"Setiap orang akan dibalas setimpal dengan perbuatannya." 
    
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikuti Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, akan kehilangan nyawanya. Tetapi barang-siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Apa gunanya bagi seseorang jika ia memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang setimpal dengan perbuatannya. Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang-orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 
 

Renungan

Yesus, dalam Bacaan Injil hari ini, berkata: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku” (Mat. 16:24). Perhatikan dengan cermat hal-hal menarik berikut. Pertama, dikatakan: ”orang yang mau”. Artinya, mengikuti Yesus harus berawal pada kemauan. Ini soal kehendak bebas manusia untuk mengambil keputusan, sesuatu yang lahir dari dalam diri manusia, bukan oleh paksaan dan tekanan dari luar.

Mengikuti Yesus harus siap kehilangan. Murid Yesus harus bisa menyangkal diri agar dapat melaksanakan kehendak Allah. Murid Yesus juga dituntut untuk setia dan tekun memikul salib kehidupan sehari-hari. Ada banyak hal yang harus kita tanggung untuk dapat memperoleh keselamatan. Semua itu harus kita tanggung dengan penuh kasih seperti Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa kita karena begitu besar kasih-Nya kepada kita. Kita juga perlu tetap setia mengikuti Yesus sambil terus belajar hidup dari-Nya dan menyatukan diri dengan-Nya untuk dapat memperoleh kasih yang besar. 

Hal menarik lain adalah ungkapan ”mengikut Aku” muncul dua kali, di awal dan di akhir kalimat. Ungkapan ”mengikut Aku” di awal kalimat mengingatkan kita pada kisah-kisah panggilan awal para murid, sewaktu mereka pertama kali bertemu Yesus, di mana Yesus berkata: ”Ikutlah Aku”. Tetapi itu bukan akhir dari seorang pengikut Yesus, harus ada proses yang harus dilalui yaitu, menyangkal diri dan memikul salib.

Setelah kedua proses pemurnian ini dilalui barulah kalimat ”mengikut Aku” di bagian terakhir memperoleh maknanya. Banyak yang gagal, menyerah, mundur dalam proses menyangkal diri dan memikul salib. Hanya orang-orang yang mampu bertahan-lah yang pada akhirnya menjadi seorang pengikut Yesus yang sejati.

Pesta Tabhisan Basilika Santa Perawan Maria di Roma


Pada abad ke-4 sewaktu Paus Liberius (352-366) memegang pucuk pimpinan Gereja Kristus, ia merubah dan menjadikan sebuah rumah di bukit Eskuilina menjadi tempat ibadat bagi umat. Gereja ini kemudian dinamakan Basilika Liberiana. Pada abad berikutnya gereja ini diperluas oleh Paus Sixtus III (432-440) dan disebut Basilika Santa Maria Maggiore.
Menurut cerita tindakan Paus Liberius ini didasarkan pada suatu peristiwa penampakan Bunda Maria di halaman rumah itu. Bulan Agustus adalah bulan terpanas di Roma. Pada suatu ketika, dalam bulan itu, halaman rumah itu berselimutkan salju. Tiba-tiba Bunda Maria menampakkan dirinya kepada dua orang saleh yang menghuni rumah itu dan meminta supaya di atas tanah yang bersalju itu dibangun sebuah gereja. Oleh karena itu, gereja itu kemudian lazim juga disebut Basilika Bunda Maria di Salju.


Santa Ia, Martir

Ia seringkali didera karena usahanya menobatkan banyak orang kafir ketika meringkuk di dalam penjara. Semua penderitaannya itu tak pernah mampu memadamkan semangatnya untuk mewartakan Kristus. Oleh karena itu akhirnya ia dihukum mati pada masa pemerintahan Schapur II, Raja Persia.


Santa Nonna, Pengaku Iman
Ibu Santo Gregorius Muda ini berhasil mengkristenkan suaminya, Santo Gregorius Tua dari Nazianz. Nonna terkenal sebagai seorang ibu yang beriman dan penuh semangat pengabdian kepada anak-anaknya dan kepada Tuhan.