Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

05 Agustus 2016

Sabtu, 06 Agustus 2016 == Pesta Yesus menampakkan KemuliaanNya

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Apa yang lebih bahagia, lebih tinggi dan mulia daripada tinggal bersama dengan Tuhan dalam kemuliaan-Nya?

Dalam awan yang bercahaya tampaklah Roh Kudus, dan terdengarlah suara Bapa: Inilah Putra-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!


PADA MISA HARI INI ADA GLORIA (MADAH KEMULIAAN)


Doa 


Ya Allah, dalam Penampakan Kemuliaan Putra Tunggal-Mu, Engkau mengukuhkan misteri iman dengan kesaksian Musa dan Elia. Secara mengagumkan, Engkau juga memaklumkan martabat kami sebagai anak-anak angkat-Mu yang terkasih. Semoga kami, yang mendengarkan suara Putra-Mu terkasih, menjadi ahli waris yang sah bersama-Nya, yang hidup dan berkuasa, bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.

Inilah rahasia Anak Manusia. Kepada-Nya diserahkan kekuasaan dan kemuliaan. Semua orang akan mengabdi kepada-Nya.

Bacaan Pertama


Bacaan dari Nubuat Daniel (7:9-10.13-14)


"Pakaian-Nya putih seperti salju."

Aku, Daniel, melihat takhta-takhta dipasang, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju, dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-Kitab. Aku terus melihat dalam penglihatan itu, tampak dari langit bersama awan-gemawan seorang serupa Anak Manusia. Ia menghadap Dia Yang Lanjut Usianya itu, dan Ia dihantar ke hadapan-Nya. Kepada Dia yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja. Maka segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya, dan kerajaan-Nya tidak akan binasa.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah, berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat.
(Mzm 97:1-2.5-6.9; R: lih. 1a.9a) 


  1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
  2. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
  3. Sebab, ya Tuhan Engkaulah Yang Mahatinggi di atas seluruh bumi, Engkau sangat dimuliakan di atas segala dewata.

Iman Petrus sungguh dikuatkan. Ia menjadi saksi mata atas keagungan Tuhan. Yesus menerima kehormatan dan kemuliaan dari Bapa.

Bacaan Kedua

Bacaan dari Surat Kedua Rasul Petrus (1:16-19)


"Suara itu kami dengar datang dari surga." 

Saudara-saudara, kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitakan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika suara dari Yang Mahamulia datang kepada-Nya dan mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari surga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baik kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing, dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 17:5c)

Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia!


Petrus, Yakobus dan Yohanes menjadi saksi-saksi kemuliaan Yesus di atas sebuah gunung. Mereka diminta untuk mendengarkan Yesus. Mereka disiapkan untuk menghadapi penderitaan dan salib Yesus. 


Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:28b-36)


"Ketika sedang berdoa, berubahlah rupa wajah Yesus." 

Sekali peristiwa Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan, dan berbicara tentang tujuan kepergian Yesus yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur, dan ketika terbangun, mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya; juga kedua orang yang berdiri di dekat Yesus itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada Yesus, “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara Petrus berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Murid-murid itu merahasiakan semua itu, dan pada masa itu mereka tidak menceritakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan 


Para murid diteguhkan oleh pengalaman dan sabda Bapa yang menyampaikan bahwa Yesus adalah Putra Allah yang dikasihi dan para murid diminta intuk mendengarkan-Nya. Yesus adalah pemimpin kehidupan yang selalu harus kita ikuti dan dengarkan. Pengalaman perubahan Yesus di atas gunung meneguhkan iman para murid. Kita pun juga diteguhkan untuk makin percaya kepada Yesus dan berusaha terus untuk selalu mendengarkan sabda-Nya sambil tetap setia mengikuti-Nya.


Kisah Yesus yang menampakkan kemuliaan-Nya di atas gunung sangat menarik untuk digali lebih dalam. Kemunculan kedua tokoh dalam Perjanjian Lama, Musa dan Elia, mempunyai arti tersendiri untuk lebih mengenal Yesus. Musa adalah seorang tokoh pemimpin, yang berperan besar dalam memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan. Musa dengan bimbingan Allah membentuk bangsa Israel menjadi umat-Nya Allah. Musa adalah figur terpenting dari kelima kitab Taurat yang menjadi jiwa dalam Kitab Suci orang Yahudi. Sedangkan Elia adalah figur paling menonjol dalam memperkenalkan semangat kenabian dalam Perjanjian Lama. Elia menjadi perantara antara Allah dan umat-Nya.

Musa memperkenalkan Tuhan Allah kepada bangsa Israel sehingga terciptakan suatu perjanjian antara Allah dan bangsa pilihan-Nya ini. Sedangkan Elia berperan sebagai penjaga umat Allah, bangsa pilihan ini, untuk setia pada perjanjian.

Kehadiran kedua tokoh penting ini menekankan peran dan tugas yang diemban Yesus Kristus sebagai penyambung tugas dan tanggung jawab mereka. Yesus Kristus menciptakan suatu perjanjian baru antara Allah dan manusia termasuk umat Allah yang baru. Yesus Kristus juga mengajar, menjaga, dan membimbing umat Allah yang baru ini untuk setia pada Allah.


Apabila Kristus dinyatakan, kita akan menjadi sama seperti Dia sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. 


Yesus menampakkan KemuliaanNya


Gunung Tabor disebut Gunung Kemuliaan karena di atas gunung itulah Yesus menampakkan KemulianNya kepada Petrus, Yohanes dan Yakobus. Di depan mata ketiga rasul itu, Yesus berubah: "...WajahNya bercahaya seperti matahari dan pakaianNya menjadi putih bersinar seperti terang" (Mat17:2). Kemuliaan Yesus sebagai Putera Allah itu diperkuat oleh kehadiran dua orang nabi besar Perjanjian Lama, Musa dan Elia.

Transfigurasi atau perubahan rupa Yesus dimaksudkan untuk meneguhkan hati ketiga rasul inti itu agar mereka tidak goyah imannya apabila menyaksikan kesengsaraan Yesus nanti. Tranfigurasi ini pun menjadi tonggak penghiburan bagi para rasul di saat-saat mereka mengalami kesengsaraan dan kesulitan dan menjadi jaminan kemuliaan dan kebahagiaan yang akan mereka alami di surga, sebagaimana telah dijanjikan Yesus: "Pada waktu itu orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerjaan Bapa mereka...."(Mat13:43).

Kebahagiaan terbesar yang dialami para Rasul di atas gunung itu menjadi tanda kepada kita tentang kebahagiaan surgawi yang akan dianugerahkan Allah kepada semua orang beriman. Santo Paulus melukiskan kebahagiaan itu dengan berkata: "Apa yang tidak dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia" (1Kor2:9). Pesta ini sudah jauh lebih dahulu dirayakan di kalangan Gereja Timur. Sedangkan untuk seluruh Gereja di seantero dunia, pesta ini baru ditetapkan perayaannya secara resmi pada tahun 1457, untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan atas kemenangan Pasukan Kristen terhadap serangan tentara Turki di Belgrado. 


Santo Herman(us), Pengaku Iman


Herman(us) yang lahir pada tahun 1110 adalah seorang berkebangsaan Yahudi. Ia dipermandikan pada usia 21 tahun di kota Koln, Jerman Barat. Kemudian ia menjadi biarawan dan pemimpin biara yang baik. Ia meninggal dunia pada tahun 1173.