Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

25 Agustus 2016

Jumat, 26 Agustus 2016 == Hari Biasa Pekan XXI

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
Tuhan itu penuh sayang dan belas kasih. Ia lebih menghendaki orang berdosa bertobat daripada mati. 

Warta salib memang suatu kebodohan bagi yang akan binasa, tetapi kekuatan Allah bagi kita yang diselamatkan.

Doa

Allah Bapa Maha agung, Engkau menghendaki membuat kami kaya berkat sabda-Mu yang penuh kebaikan. Semoga kami umat manusia dapat menikmati kedamaian, yang telah dijanjikan oleh Yesus Putra-Mu terkasih, jaminan cinta kasih-Mu kepada umat manusia. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 
Amin.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:17-25)
    
"Kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi kebanyakan orang, tetapi bagi mereka yang terpanggil, merupakan hikmat Allah."
  

Saudara-saudara, Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil; dan ini pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia. Sebab pemberitaan tentang salib memang suatu kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis, 'Aku akan membinasakan hikmat orang-orang arif dan melenyapkan kearifan orang-orang bijak.' Di manakah terdapat orang berhikmat? Di manakah si ahli Taurat? Di manakah orang cerdik pandai dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Sebab hikmat Allah telah menentukan bahwa dunia dengan hikmatnya tidak mengenal Allah. Oleh karena itu Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya berkat kebodohan pemberitaan Injil. Orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib, suatu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah! Karena yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.

Demikianlah sabda Tuhan 
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm. 33:1-2.4-5.10ab,11; R:22)

  1. Bersorak-sorailah, dalam Tuhan, hai orang-orang benar, dalam Tuhan! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali!
  2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
  3. Tuhan menggagalkan rencana bangsa-bangsa; Ia meniadakan rancangan suku-suku bangsa; tetapi rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun-temurun.


Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 24:42a.44)
Berjaga-jagalah dan berdoalah selalu, agar kalian layak berdiri di hadapan Anak Manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:1-13)

"Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia!

Pada suatu hari Yesus mengucapkan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong pengantin. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Yang bodoh membawa pelita, tetapi tidak membawa minyak. Sedangkan yang bijaksana, selain pelita juga membawa minyak dalam buli-bulinya. Tetapi karena pengantin itu lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua, lalu tertidur. Tengah malam terdengarlah suara berseru, 'Pengantin datang! Songsonglah dia!' Gadis-gadis itu pun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Yang bodoh berkata kepada yang bijaksana, 'Berilah kami minyakmu sedikit, sebab pelita kami mau padam.' Tetapi yang bijaksana menjawab, 'Tidak, jangan-jangan nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kalian. Lebih baik kalian pergi membelinya pada penjual minyak.' Tetapi sementara mereka pergi membelinya, datanglah pengantin, dan yang sudah siap sedia masuk bersama dia ke dalam ruang perjamuan nikah. Lalu pintu ditutup. Kemudian datanglah juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata, 'Tuan, Tuan, bukakanlah kami pintu!' Tetapi tuan itu menjawab, 'Sungguh, aku berkata kepadamu, aku tidak mengenal kalian.' Karena itu, berjaga-jagalah sebab kalian tidak tahu akan hari maupun saatnya.'

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan
   
Hidup itu misteri. Sebagai misteri, hidup penuh dengan teka-teki yang sulit dijawab. Meski demikian, itu bukan berarti hidup berhak dijalani sesuka hati. Hidup butuh pertimbangan cermat. Sekali salah bakal ada masalah. Sekali keliru, sesal terus memburu. 

Hidup iman kita pun penuh misteri. Banyak hal yang masih tertutup rapat. Untuk mengetahuinya secara utuh, ada masanya dan kita tidak berkuasa atasnya. Yang harus dilakukan ialah berjaga-jaga. Berjaga-jaga dapat meminimalisir akibat terburuk suatu kejadian. Jika tidak demikian, maka mustahil pada hari ini Yesus menegaskan pentingnya berjaga-jaga. 

 Sepuluh gadis dalam Injil dibagi dalam dua kelompok (bijaksana dan bodoh) karena sikap ini. Mereka sama dalam tujuan, namun berbeda dalam cara. Gadis yang bijaksana menanti mempelai laki-laki dengan berjaga-jaga, namun gadis yang bodoh tidak sama sekali. Padahal tak seorang pun di antara mereka yang tahu saat sang mempelai datang. Akhirnya, hasil yang didapat pun berbeda. Gadis yang bijaksana dapat masuk ke perjamuan, sedangkan gadis yang bodoh tidak dapat masuk bahkan disangkal oleh mempelai laki-laki. 

Hidup iman kita kini dihadapkan dengan misteri "Kerahiman Ilahi". Fakta bahwa Yesus sudi menjadi manusia agar Allah dan kasih-Nya tampak nyata bagi manusia; tentu tidak mudah dipahami. Akan tetapi, kita diajak untuk terus merenungkan misteri itu dan berjaga-jaga didalamnya. Di balik misterinya, pasti ada nilai penting yang berguna bagi keselamatan kita. 

 Salah satu praktik nyata dari permenungan dan berjaga-jaga di tahun berahmat ini ialah membuka hati bagi mereka yang terpinggirkan dari masyarakat. Dengan peduli pada mereka, sebenarnya kita telah menghayati belas kasih yang memerdekakan dan memberi hidup seperti yang ditunjukkan Allah. Bagi mereka, kepedulian yang kita perlihatkan telah memerdekakan mereka dari situasi hidup yang penuh derita. Sedangkan bagi kita, kepedulian kita memerdekakan diri kita dari sikap egoisme. Baik derita maupun egoisme, keduanya membelenggu hidup kita untuk menikmati kasih Allah. 

 Mari kita berjaga-jaga di tahun Kerahiman Ilahi ini dengan "pelita kepedulian" yang terus bernyala agar suatu hari kelak, kita pun diperkenankan masuk ke dalam perjamuan abadi-Nya. 

Kisah lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana merupakan contoh terbaik yang digunakan Yesus untuk menjelaskan nasihat untuk berjaga-jaga dengan penuh persiapan. Kisah ini bukan fiktif, tetapi berasal dari budaya Yahudi tentang pernikahan. Ada semacam pesta menjelang pernikahan, di mana mempelai laki-laki akan mengambil mempelai perempuan pada tengah malam atau secara diam-diam dari rumah ayahnya.

Mempelai laki-laki biasanya akan datang secara tiba-tiba tanpa memberitahukan waktu kedatangannya. Panjangnya malam membuat para mempelai perempuan biasanya mengantuk dan bosan dalam menunggu. Di tengah gelapnya malam, mempelai perempuan harus membawa pelita termasuk cadangannya dalam buli-buli, sebagai persiapan kalau minyak dalam pelitanya habis. Mempelai perempuan yang masih terus memegang pelita yang bernyata akan mudah dikenali oleh mempelai laki-laki.


Tuhan Yesus mengajar hal-hal surgawi dengan contoh-contoh dari kehidupan sehari-hari, sehingga pengajaran-Nya mudah dimengerti oleh para pendengar-Nya. Artinya, di tengah berbagai kesibukan di dunia ini, manusia bisa menemukan jalan dan pengertian tentang misteri Allah. Lihatlah hidupmu dengan lebih luas dan lebih dalam, temukanlah Tuhan di dalamnya.

Santa Teresia Yornet, Perawan


Teresia lahir di Aytona, Spanyol pada tanggal 9 Januari 1843. Orangtuanya adalah petani miskin yang saleh dan sangat beribadat kepada Tuhan. Teresia belajar di sekolah setempat hingga memperoleh ijazah guru. Selama beberapa tahun ia mengajar di sekolah dasar Argensola. Masyarakat sekitar senang sekali dengannya karena caranya mendidik anak–anak sangat baik.

Meskipun dunia pendidikan merupakan bidang kerja yang disenanginya, namun dia mencita–citakan sesuatu yang lebih mulia, yakni menjadi biarawati. Tak lama kemudian ia masuk novisiat suster–suster Klaris. Tetapi karena kesehatannya terganggu, Teresia tidak diperkenankan mengikrarkan kaulnya yang pertama. Ia lalu keluar dari tarekat suster–suster Klaris. Kemudian oleh seorang imam yang saleh, Teresia diminta untuk turut mendirikan sebuah kongregasi suster yang diabadikan untuk pelayanan dan perawatan orang–orang tua renta yang sakit dan miskin.

Pada tahun 1873 Teresia bersama beberapa orang gadis membentuk Kongregasi suster–suster Kecil. Dia diangkat sebagai pemimpin Kongregasi baru ini. Oleh suster–suster rekannya, dia disebut sebagai Teresia a Jesu. Dibawah kepemimpinannya, kongregasi ini berkembang pesat. Limabelas tahun kemudian, tatkala tarekat baru tersebut disahkan oleh Tahkta Suci, anggota–anggotanya telah bekerja di 58 rumah perawatan orang–orang jompo di Spanyol dan kemudian di Amerika Selatan. Sulit sekali membayangkan berbagai penderitaan yang harus ditanggung oleh suster–suster tersebut. Salah satu peristiwa yang baru menimpa mereka adalah meninggalnya 24 orang suster serta 70 orang tua karena serangan penyakit kolera. Menghadapi musibah besar ini, Teresia tak bisa berbuat apa–apa kecuali menyerahkan diri kepada penyelenggaraan Ilahi Allah. Imannya yang kokoh akan Allah memberi keteguhan kepada suster–suster lainnya yang melanjutkan karyanya demi kebahagiaan orang–orang tua yang dipercayakan Tuhan kepada mereka. Teresia Yornet meinggal dunia pada tanggal 26 Agustus.


Santo Zepherinus, Paus dan Martir

Zepherinus terpilih menjadi Paus pada tahun 199. Ia memimpin Gereja dalam situasi yang sangat sulit karena aksi penganiayaan terhadap umat oleh Kaisar Lucius Septimus Severus. Di samping harus berusaha keras mengembalikan orang–orang beriman yang murtad, Zepherinus pun harus berjuang menegakkan iman yang benar dihadapan petinggi Kekaisaran Roma dan para heretic trinitarian. Untuk itu ia dengan setia dan penuh kasih sayang mendampingi para tahanan dan orang–orang berdosa yang bertobat. Paus Zepherinus mati sebagai martir Kristus pada tahun 217. Jenasahnya dikuburkan di pekuburan Santo Kallistus di Roma di samping Santo Tarsisius, martir Ekaristi pada abad ketiga.