Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

17 Agustus 2016

Kamis, 18 Agustus 2016 == Hari Biasa Pekan XX

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

“Sepanjang sejarah umat manusia, Allah akan selalu merupakan Dia yang hadir, dekat, ingat akan hari esok, suci, dan penuh kerahiman.” 

Kalian akan Kuberi hati baru dan roh baru dalam hatimu. Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu, dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu. 

Doa 

Allah Bapa Mahamulia, Engkau menghendaki nama-Mu dihormati oleh setiap orang. Bukalah kiranya hati kami, agar sanggup menerima sabda Putra-Mu yang menjelaskan kepada kami, siapakah Engkau bagi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Hati baru dan roh baru mutlak dibutuhkan. Itulah saat orang hidup dalam kuasa Roh Allah. Karena pusat dari pembaruan hidup adalah Allah sendiri.

Bacaan dari Kitab Yehezkiel (36:23-28)

"Kalian akan Kuberi hati dan Roh yang baru di dalam batinmu."

Tuhan bersabda kepadaku, “Katakanlah kepada kaum Israel: Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar, yang telah dinajiskan di tengah para bangsa, dan yang telah kalian najiskan di tengah-tengah mereka. Dan para bangsa akan tahu bahwa Akulah Tuhan,” demikianlah sabda Tuhan Allah, “manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan para bangsa. Aku akan menjemput kalian dari antara para bangsa dan mengumpulkan kalian dari semua negeri dan akan membawa kalian kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih yang akan mentahirkan kalian. Dari segala kenajisan dan dari segala berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kalian. Kalian akan Kuberi hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu. Hati yang keras membatu akan Kuambil dari batinmu dan hati yang taat lembut akan Kuberikan kepadamu. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kalian hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kalian akan mendiami negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu. Kalian akan menjadi umat-Ku dan Aku menjadi Allahmu.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan do = as, 4/4, PS 826
Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 51:12-15.18-19: R:12a)

  1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
  2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
  3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mzm 95:8ab)

Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah sabda Tuhan.

Tuhan memanggil semua orang untuk menikmati perjamuan surgawi. Kita pun diundang untuk menanggapinya. Tanggapan kita adalah berpakaian pesta. Kita diminta untuk bertobat dan menempuh jalan Allah.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)

"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini’. Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, ‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai saudara, bagaimana saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Allah sangat bermurah hati. Kita adalah orang berdosa tetapi Dia berjanji memulihkan kita. Allah akan menganugerahi hati dan roh yang baru yang membuat kita lemah lembut dan taat. Allah berjanji menjadikan kita umat-Nya dan Dia menjadi Allah kita selamanya. Allah mengundang kita semua ke dalam persekutuan bersama-Nya. Namun sering kita kurang menanggapi undangan-Nya. Kita perlu terus bertobat: mendengarkan dan menanggapi undangan-Nya dan berbalik kepada-Nya. Hanya dengan demikian kita akan memperoleh keselamatan dan kebahagiaan kekal.

Injil hari ini mengingatkan kita bahwa relasi dengan Allah sebenarnya didasari oleh sebuah undangan atau tawaran. Hidup kita tergantung pada sejauh mana kita menanggapi tawaran tersebut dengan penuh kesadaran, tanpa paksaan. Allah selalu membuka diri-Nya dan mengulurkan tangan-Nya untuk kita, supaya kita tahu jalan kembali kepada-Nya karena kita berasal dari-Nya.

Sisi lain yang ditampilkan dalam bacaan hari ini adalah unsur persiapan kita untuk menanggapi undangan Allah. Hal itu diungkapkan dalam simbol ”baju pesta” bagi orang-orang yang datang ke pesta. Artinya, dibutuhkan persiapan yang serius untuk datang ke pesta yang disediakan buat kita, tidak bisa seenaknya atau otomatis belaka.

Seperti halnya ketika kita mau mengadakan pesta pernikahan anak atau saudara, biasanya kita sibuk berbulan-bulan sebelumnya untuk mempersiapkan gaun/baju pesta yang bagus. Bahkan kita rela diet agar baju pesta itu cocok ukurannya di badan kita. Seperti itulah gambarannya, persiapan yang harus kita lakukan untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kuncinya, ada hati untuk mempersiapkannya. Sehingga pada saat nanti kita dipanggil Tuhan, kita sudah siap?

Santa Helena, Pengaku Iman 

(Flavia) Helena berasal dari Drepanum, dekat Izmit, Turki. Ia lahir pada tahun 250 dan meninggal dunia pada tahun 330. Sumber lain mengatakan bahwa Helena lahir di Bitynia, Asia Kecil. Ketika menjadi Kristen, beliau sudah memasuki usia senja. Pada tahun 270, puteri pengusaha rumah penginapan ini, menikah dengan seorang jendral Romawi yang kemudian berhasil menduduki tahkta Kekaisaran Romawi bagian Barat menggantikan Diokletianus: Flavius Valerius Konstantinus, yang disebut juga Konstantinus Klorus (305-306). Mereka tinggal di Naissus (sekarang: Nis, Yugoslavia). Disanalah pada tahun 274 Helena melahirkan Konstantinus Agung, yang kemudian menjadi Kaisar Romawi yang lebih agung daripada ayahnya.

Setelah ayahnya, Konstantinus Klorus, meninggal di Eboracum (York) pada tahun 306 dalam suatu ekspedisi Britania, Konstantinus anaknya menjadi Kaisar Romawi Barat. Empat tahun kemudian, terdapat lima kaisar di Kekaisaran Romawi yang saling bersaing: Konstantinus, Maxentius, Licinius, Galerius dan Maximinus. Tatkala Galerius meninggal dunia, kekaisaran dibagi menjadi empat bagian: Konstantinus memerintah di Gaul (Perancis), Britania (Inggris) dan Raetia (Swiss); Maxentius di Spanyol, Italia dan Afrika Utara; dan bagian timur kekaisaran diperintah oleh Licinius dan Maximinus.

Pada tahun 312, Maxentius menyerang Konstantinus. Dalam kegentingan ini, Konstantinus mengalami suatu penglihatan ajaib: sebuah salib trmpat di langit dengan pancaran cahaya yang kilau-kemilau. Pada Salib ajaib itu terpampang tulisan Yunani ini: “Tuiti Nika” yang artinya “Dalam tanda ini engkau akan menang!”. Konstantinus yakin bahwa Tuhan menghendaki dia bersama pasukannya bertempur dengan memakai tanda itu. Segera ia memerintahkan seluruh pasukannya berperang di bawah panji Salib suci. Konstantinus menang mutlak atas musuhnya Maxentius dan memasuki kota Roma dengan jaya. Konstantinus bersama pasukan-pasukannya dielu-elukan oleh seluruh umat Kristen, yang beberapa tahun silam dianiaya. Karena kemenangan ini, Konstantinus memberikan kebebasan kepada agama Kristen, bahkan agama Kristen diakui sebagai agama negara. Semua orang Kristen yang masih mendekam di dalam penjara dibebaskan dan Konstantinus mendirikan banyak gereja, mengembalikan semua kekayaan Gereja yang dijarah oleh penguasa Roma yang lalim, dan menghadiahkan banyak bidang tanah kepada Gereja.

Sebagai penghormatan kepada ibunya yang saleh itu, Konstantinus mengangkat ibunya menjadi ratu; Drepanum, kota asal ibunya diubah namanya menjadi Helenapolis. Helana sendiri pada tahun 324 berziarah ke Tanah Suci Yerusalem untuk mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mengaruniakan banyak rahmat keluarganya. Dalam ziarah itu pula, Helena bertekad menemukan Salib Suci, tempat Yesus menebus seluruh umat manusia dengan mengucurkan DarahNya. Setelah berjerih payah menemukan Salib Yesus itu, ditemukanlah tiga buah salib di sebuah sumur dekat bukit Golgota di Yerusalem. Paku-pakunya pun masih ada pula. Kesulitan yang timbul ialah ‘betulkah ketiga salib itu adalah salib yang bersejarah itu? Manakah Salib Yesus? Dengan bantuan Uskup Makarios, ketiga salib itu disentuhkan berturut-turut pada seorang wanita yang sakitnya tidak tersembuhkan. Ketika salib ketiga disentuhkan pada wanita itu, ia langsung sembuh sama sekali. Salib itulah Salib Yesus. Saking gembiranya, Helena memohon kepada puteranya Konstantinus agar mendirikan sebuah gereja di atas bukit Golgota untuk menyimpan Salib yang tak ternilai itu. Ia memotong sebagian untuk dikirim masing-masing ke Roma dan Konstantinopel. Dua buah gereja lain dibangunnya, masing-masing di Betlehem, tempat kelahiran Yesus dan di bukit Zaitun, tempat Yesus mengalami sakratul maut dan diangkat ke surga. Helena meninggal dunia pada tahun 330 dan jenazahnya dikuburkan di makam keluarga kaisar.