DOA NOVENA ROH KUDUS LIHAT DI PUJI SYUKUR MULAI NOMOR. 90
Tuhan, Engkau menebus kami dengan darah-Mu dari tiap suku, bahasa, rakyat dan bangsa, dan Engkau telah menjadikan kami raja dan imam bagi Allah. Alleluya.
Doa
Allah Bapa Pokok Keselamatan kami, berkat kebangkitan Kristus kami lahir kembali dalam pembaptisan dan menerima hidup baru. Arahkanlah hati kami kepada Kristus, yang kini duduk di sisi kanan-Mu. Semoga kami Kauanugerahi hidup abadi, bila Penyelamat kami datang dalam kemuliaan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kisah Para Rasul (18:9-18)
"Banyak umat-Ku di kota ini!"
Ketika Paulus ada di kota Korintus, Tuhan berfirman kepadanya pada suatu malam di dalam suatu penglihatan, “Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini.” Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan, dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka. Akan tetapi setelah Galio menjadi gubernur di propinsi Akhaya, bangkitlah orang-orang Yahudi bersama-sama melawan Paulus. Mereka membawa dia ke depan pengadilan. Kata mereka, “Ia ini berusaha meyakinkan orang untuk beribadah kepada Allah dengan jalan yang bertentangan dengan hukum.” Ketika Paulus hendak memulai berbicara, berkatalah Galio kepada orang-orang Yahudi itu, “Hai orang-orang Yahudi, sekiranya dakwaanmu mengenai suatu pelanggaran atau kejahatan, sudahlah sepatutnya aku menerima perkaramu. Tetapi dalam hal ini adalah perselisihan tentang perkataan, nama, atau hukum yang berlaku di antara kamu, maka hendaklah kamu sendiri mengurusnya; aku tidak rela menjadi hakim atas perkara yang demikian.” Lalu Galio mengusir mereka dari ruang pengadilan. Maka semua orang menyerbu Sostenes, kepala rumah ibadat, lalu memukulinya di depan pengadilan itu; tetapi Galio sama sekali tidak menghiraukan hal itu. Paulus tinggal beberapa hari lagi di Korintus. Lalu ia minta diri kepada saudara-saudara di situ, dan berlayar ke Siria, sesudah ia mencukur rambutnya di Kengkrea, karena ia telah bernazar.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 825
Ref. Allah telah naik, diiringi sorak-sorai. Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala.
atau Allah adalah Raja seluruh bumi.
Ayat. (Mzm 47:2-3.4-5.6-7)
- Hai segala bangsa, bertepuktanganlah, elu-elukanlah Allah dengan sorak-sorai! Sebab Tuhan, Yang Mahatinggi, adalah dahsyat, Raja agung atas seluruh bumi.
- Ia menaklukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasa kita, Ia menundukkan suku-suku bangsa ke bawah telapak kaki kita; Ia memilih bagi kita tanah pusaka kita, kebanggan Yakub yang dikasihi-Nya.
- Allah telah naik diiringi sorak-sorai, Tuhan mengangkasa diiringi bunyi sangkakala. Bermazmurlah bagi Allah, bermazmurlah! Kidungkanlah mazmur bagi Raja kita, kidungkan mazmur!
Bait Pengantar Injil, do = g, gregorian, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 24:46,26)
Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:20-23a)
"Tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu daripadamu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Menjelang akhir tugas perutusan dan perjalanan hidup-Nya di dunia Yesus semakin intensif dalam mempersiapkan diri dan membekali para murid-Nya. Ia berkata, "Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita."
Ada waktunya para murid Yesus akan mengalami dukacita, sementara dunia atau orang-orang yang menentang dan menolak Yesus merayakan sukacita. Namun akan tiba saat semuanya itu berbalik 100%. Sukacita dunia yang memusuhi Yesus akan berubah menjadi kepedihan yang mengerikan dan penderitaan para pengikut Yesus karena imannya akan menjadi sukacita yang penuh. Sukacita orang-orang beriman itu bahkan tidak akan diambil lagi darinya karena sukacita itu tidak tergantung dari yang dapat diberikan oleh dunia. Sukacita murid-murid Yesus itu menjadi penuh dan sempurna adanya sehingga kesakitan yang pernah dideritanya terlupakan sama sekali. Mereka hanya mengalami sukacita seperti sukacitanya seorang ibu yang telah melupakan rasa sakit bersalinnya ketika anaknya telah lahir.
Kesakitan para pengikut Yesus pada masa lalu itu akan terlupakan karena sukacita kemuliaan yang akan mereka peroleh. Pertanyaan para murid Yesus yang sebelumnya sering tidak terjawab dan permasalahan hidup di dunia ini yang sebelumnya sering tidak terpecahkan juga tidak akan ada lagi karena mereka akan memiliki pengetahuan yang sempurna.
Kita kadang gampang iri hati melihat orang lain lebih beruntung dan makmur hidupnya. tidak jarang kita terus-menerus mengeluh dan cepat putus asa saat penderitaan silih berganti menimpa kita. Mengapa? Yesus telah menunjukkan dan menjamin bahwa orang yang setia sampai akhir dalam penderitaan karena mengikuti-Nya akan memperoleh kemuliaan dan sukacita. Kita adalah pengikut-pengikut Yesus zaman ini yang seharusnya tetap setia sampai akhir menjalani jalan salib-Nya dengan memanggul salib kita masing-masing.
Menjelang akhir tugas perutusan dan perjalanan hidup-Nya di dunia Yesus semakin intensif dalam mempersiapkan diri dan membekali para murid-Nya. Ia berkata, "Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita."
Ada waktunya para murid Yesus akan mengalami dukacita, sementara dunia atau orang-orang yang menentang dan menolak Yesus merayakan sukacita. Namun akan tiba saat semuanya itu berbalik 100%. Sukacita dunia yang memusuhi Yesus akan berubah menjadi kepedihan yang mengerikan dan penderitaan para pengikut Yesus karena imannya akan menjadi sukacita yang penuh. Sukacita orang-orang beriman itu bahkan tidak akan diambil lagi darinya karena sukacita itu tidak tergantung dari yang dapat diberikan oleh dunia. Sukacita murid-murid Yesus itu menjadi penuh dan sempurna adanya sehingga kesakitan yang pernah dideritanya terlupakan sama sekali. Mereka hanya mengalami sukacita seperti sukacitanya seorang ibu yang telah melupakan rasa sakit bersalinnya ketika anaknya telah lahir.
Kesakitan para pengikut Yesus pada masa lalu itu akan terlupakan karena sukacita kemuliaan yang akan mereka peroleh. Pertanyaan para murid Yesus yang sebelumnya sering tidak terjawab dan permasalahan hidup di dunia ini yang sebelumnya sering tidak terpecahkan juga tidak akan ada lagi karena mereka akan memiliki pengetahuan yang sempurna.
Kita kadang gampang iri hati melihat orang lain lebih beruntung dan makmur hidupnya. tidak jarang kita terus-menerus mengeluh dan cepat putus asa saat penderitaan silih berganti menimpa kita. Mengapa? Yesus telah menunjukkan dan menjamin bahwa orang yang setia sampai akhir dalam penderitaan karena mengikuti-Nya akan memperoleh kemuliaan dan sukacita. Kita adalah pengikut-pengikut Yesus zaman ini yang seharusnya tetap setia sampai akhir menjalani jalan salib-Nya dengan memanggul salib kita masing-masing.
Santo Dominikus Savio, Pengaku Iman
Dominikus Savio lahir di Riva di Chieri, Italia Utara pada tanggal 2 April 1842. semenjak kecilnya, dia sudah menunjukkan suatu perhatian dan penghargaan yang tinggi pada doa dan perayaan Misa Kudus. Setelah menerima komuni Pertama pada usia 7 tahun, ia menjadi putra altar yang rajin di gereja parokinya. Orangtuanya kagum, lebih-lebih akan ucapannya yang terkenal berikut: “Lebih baik mati daripada berbuat dosa.” Ucapan ini menunjukkan suatu tahap kematangan rohani yang melampaui umurnya yang masih sangat muda itu. Setelah menamatkan sekolah dasarnya, Dominikus menjadi murid Santo Yohanes Don Bosco di Turin pada sebuah sekolah yang khusus bagi anak-anak orang miskin. Di mata Don Bosko, Dominikus adalah seorang remaja yang berkepribadian menarik, bahkan seorang anak yang dikaruniai Rahmat Allah yang besar. Oleh karena itu, Don Bosco memberi perhatian khusus padanya selama berada di Turin dengan maksud memasukkannya ke pendidikan seminari.
Sementara menjalani pendidikan di Turin, tumbullah dalam hatinya suatu kepastian bahwa ia akan menemui ajalnya dalam masa mudanya. Kepada Don Bosco gurunya, ia mengatakan: “Tuhan membutuhkan aku untuk menjadi orang Kudus di surga. Aku akan mati. Bila aku tidak mati, aku akan tergolong manusia yang gagal.”
Pada usia 20 tahun, ia mempersembahkan dirinya kepada Bunda Maria dengan suatu janji untuk selalu hidup murni. Kepada bunda Maria, ia pun meminta agar ia boleh meninggal sebelum melanggar janji itu. Permintaan ini didorong oleh rasa takutnya pada kemungkinan jatuh dalam dosa. Untuk menjaga janji kemurniaannya, ia senantiasa berdoa dan memohon pengampunan dosa dari Pastor Don Bosco.
Oleh pengaruh kesalehan Don Bosco, Dominikus dengan tekun mengusahakan keberhasilan dalam usaha belajarnya. Di antara kawan-kawannya, ia menjadi seorang rasul yang aktif. Ia membantu memberi pelajaran agama dan mata pelajaran lainnya serta merawat orang-orang sakit. Untuk mendidik anak-anak yang bandel, ia mendirikan sebuah klub remaja dan memberi mereka pelajaran agama.
Pada tahun 1856 ia jatuh sakit. Dokter yang merawatnya membujuk agar ia pulang saja ke rumah orangtuanya. Tetapi dia menolak bujukan itu. Pada tanggal 9 Mei 1857, ia menerima sakramen Pengurapan Orang Sakit. Lalu pada pukul sembilan malam itu, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Pada tahun 1950, ia dinyatakan ‘Beato’ dan pada tahun 1957 dinyatakan sebagai ‘Santo’. Dominikus Savio diangkat sebagai pelindung klub-klub remaja.
Dominikus Savio lahir di Riva di Chieri, Italia Utara pada tanggal 2 April 1842. semenjak kecilnya, dia sudah menunjukkan suatu perhatian dan penghargaan yang tinggi pada doa dan perayaan Misa Kudus. Setelah menerima komuni Pertama pada usia 7 tahun, ia menjadi putra altar yang rajin di gereja parokinya. Orangtuanya kagum, lebih-lebih akan ucapannya yang terkenal berikut: “Lebih baik mati daripada berbuat dosa.” Ucapan ini menunjukkan suatu tahap kematangan rohani yang melampaui umurnya yang masih sangat muda itu. Setelah menamatkan sekolah dasarnya, Dominikus menjadi murid Santo Yohanes Don Bosco di Turin pada sebuah sekolah yang khusus bagi anak-anak orang miskin. Di mata Don Bosko, Dominikus adalah seorang remaja yang berkepribadian menarik, bahkan seorang anak yang dikaruniai Rahmat Allah yang besar. Oleh karena itu, Don Bosco memberi perhatian khusus padanya selama berada di Turin dengan maksud memasukkannya ke pendidikan seminari.
Sementara menjalani pendidikan di Turin, tumbullah dalam hatinya suatu kepastian bahwa ia akan menemui ajalnya dalam masa mudanya. Kepada Don Bosco gurunya, ia mengatakan: “Tuhan membutuhkan aku untuk menjadi orang Kudus di surga. Aku akan mati. Bila aku tidak mati, aku akan tergolong manusia yang gagal.”
Pada usia 20 tahun, ia mempersembahkan dirinya kepada Bunda Maria dengan suatu janji untuk selalu hidup murni. Kepada bunda Maria, ia pun meminta agar ia boleh meninggal sebelum melanggar janji itu. Permintaan ini didorong oleh rasa takutnya pada kemungkinan jatuh dalam dosa. Untuk menjaga janji kemurniaannya, ia senantiasa berdoa dan memohon pengampunan dosa dari Pastor Don Bosco.
Oleh pengaruh kesalehan Don Bosco, Dominikus dengan tekun mengusahakan keberhasilan dalam usaha belajarnya. Di antara kawan-kawannya, ia menjadi seorang rasul yang aktif. Ia membantu memberi pelajaran agama dan mata pelajaran lainnya serta merawat orang-orang sakit. Untuk mendidik anak-anak yang bandel, ia mendirikan sebuah klub remaja dan memberi mereka pelajaran agama.
Pada tahun 1856 ia jatuh sakit. Dokter yang merawatnya membujuk agar ia pulang saja ke rumah orangtuanya. Tetapi dia menolak bujukan itu. Pada tanggal 9 Mei 1857, ia menerima sakramen Pengurapan Orang Sakit. Lalu pada pukul sembilan malam itu, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir. Pada tahun 1950, ia dinyatakan ‘Beato’ dan pada tahun 1957 dinyatakan sebagai ‘Santo’. Dominikus Savio diangkat sebagai pelindung klub-klub remaja.