Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

12 Februari 2017

Senin, 13 Februari 2017 == Hari Biasa Pekan VI

 Markus 8:11-13
Bacaan dari Kitab Kejadian (4:1-15.25)

Adam menghampiri Hawa, isterinya. Maka mengandunglah wanita itu, lalu melahirkan Kain; dan Hawa berkata, “Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan Tuhan.” Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain. Habel menjadi gembala kambing domba, sedang Kain menjadi petani. Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada Tuhan sebagai kurban persembahan. Habel juga mempersembahkan kurban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Maka Tuhan mengindahkan Habel dan kurban persembahannya itu. Tetapi Kain dan kurban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Sabda Tuhan kepada Kain, “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Masakan mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu. Dosa itu sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Pada suatu hari Kain berkata kepada Habel, adiknya, “Marilah kita pergi ke padang.” Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia. Sabda Tuhan kepada Kain, “Di mana Habel adikmu itu?” Jawab Kain, “Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?” Sabda Tuhan pula, “Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah. Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu. Apabila engkau mengusahakan tanah, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu. Engkau akan menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi.” Berkatalah Kain kepada Tuhan, “Hukumanku itu lebih besar daripada yang dapat kutanggung. Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi. Barangsiapa bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku.” Sabda Tuhan kepadanya, “Sekali-kali tidak! Barangsiapa membunuh Kain, ia akan dibalas tujuh kali lipat.” Kemudian Tuhan menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapa pun yang bertemu dengan dia. Adam menghampiri pula isterinya. Lalu wanita itu melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamainya Set, sebab katanya, “ Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”

Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
  
Mazmur Tanggapan
Ref. Persembahkanlah puji syukur kepada Allah sebagai kurban.
Ayat. (Mzm 50:1.8.16bc-17.20-21; R: 14a)
  1. Yang Mahakuasa, Tuhan Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya. Bukan karena kurban sembelihan engkau Kuhukum, sebab kurban bakaranmu senantiasa ada di hadapan-Ku.
  2. ”Apakah urusanmu menyelidiki ketetapan-Ku, dan menyebut-nyebut perjanjian-Ku dengan mulutmu, padahal engkau membenci teguran dan mengesampingkan firman-Ku?
  3. Engkau duduk, dan menjelek-jelekkan saudaramu, engkau memfitnah saudara kandungmu. Itulah yang engkau lakukan! Apakah Aku akan diam saja? Apakah kaukira Aku ini sederajat dengan kamu? Aku menggugat engkau dan ingin berperkara denganmu.  
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Yoh 14:6)
Aku ini jalan, kebenaran, dan kehidupan, sabda Tuhan. Tiada orang dapat sampai kepada Bapa tanpa melalui Aku. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:11-13)
  
Sekali peristiwa datanglah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Yesus dalam hati dan berkata, “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, “Sungguh, kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberikan tanda.” Lalu Yesus meninggalkan mereka. Ia naik ke perahu dan bertolak ke seberang.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Semakin manusia bertambah banyak, semakin berat dan banyak pula dosa manusia. Semula dosa hanya berkaitan dengan perkara makanan, yakni buah pohon pengetahuan. Kali ini dosa yang berkaitan dengan jiwa/nyawa: Kain membunuh Habel.

Kain tidak rela menyaksikan kurban adiknya berkenan kepada Tuhan. Kesombongan Kain membuatnya gelap mata. Ia tidak lagi ingat apa arti saudara yang harus dicintainya.
Allah menuntut tanggung jawab Kain atas kejahatannya. Allah menghukum dia. Namun, hebatnya Allah, Ia masih berkenan memberi tanda belas kasih kepadanya. “TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapa pun yang bertemu dengan dia” (Kej. 4:15).

Allah juga pasti menuntut tanggung jawab atas perbuatan kita. Jika kita telah berbuat dosa, maka Allah juga akan menghukum kita. Namun, Allah akan menarik kembali hukuman-Nya apabila kita bertobat. Dengan kata lain, tanda kasih Allah pun ada pada kita.

Tanda kasih Allah itu nyata dalam diri Yesus Kristus. Ia selalu menaruh kasih kepada orang berdosa yang bertobat (Zakheus, Maria Magdalena, penyamun, dll). Ia tidak menghukum mereka, melainkan mengampuni dosa-dosa dan menyelamatkan mereka. Yesus adalah tanda penebusan kita. Mari jadikan Yesus sebagai jalan, kebenaran, dan hidup kita.


Santo Yulianus dari Antiokhia, Martir


Yulianus Antiokhia adalah seorang warga kota Anazarbos, Silesia, Asia Kecil. Karena imannya, Yulianus menderita berbagai macam siksaan badan. Meskipun demikian para musuhnya tidak berhasil memperoleh apa yang mereka harapkan dari Yulianus, yaitu penyangkalan imannya. Menyaksikan keteguhan iman Yulianus, gubernur kota itu akhirnya memutuskan untuk memperberat siksaan atas diri Yulianus. 
Selama setahun Yulianus dibelenggu dan dipaksa berjalan mengikuti rombongan tentara mengelilingi kota dan desa. Sepanjang perjalanan, ia dihina dan diolok-olok oleh semua penduduk desa dan kota. Dengan penyiksaan seperti ini, mereka berharap agar Yulianus menyangkal Kristus yang diimaninya. Namun semua cara itu tidak memberi hasil apa-apa. Keteguhan hati dan imannya tak tergoyahkan sedikitpun oleh semua bentuk siksaan itu.

Sebaliknya keteguhan dan ketabahan-nya menghibur semua umat Kristen di kota itu. Semangat iman yang ditunjukkannya menjadi suatu kesaksian iman yang kongkret, yang menjelaskan dengan lebih terang keikutsertaan orang-orang Kristen dalam misteri penderitaan Kristus. Sebagaimana Santo Paulus, Yulianus pun dengan penderitaannya mengatakan: memberikan Kristus yang disalibkan: untuk orang รข€“ orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi maupun bukan orang Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari manusia.(1Kor1:23-24). Gubernur yang menyadari ketidak berhasilan semua usahanya untuk menaklukkan Yulianus, akhirnya memutuskan untuk melenyapkan nyawa Yulianus. Yulianus di masukkan ke dalam sebuah karung-karung yang berisi ular-ular berbisa dan kalajengking. Lalu ditenggelamkan di dasar laut. 
Dalam mata manusia kematian Yulianus merupakan akhir hidup yang mengerikan. Tetapi bagi kaum beriman dan bagi Allah, kematian Yulianus merupakan benih iman yang ditanam dan akan menghasilkan banyak buah. Lebih dari itu, Yulianus yang telah menjadi saksi hidup penderitaan Kristus tentu akan memperoleh mahkota kemenangan di dalam surga dan kematiannya menjadi suatu penghiburan bagi umat Kristen. Ia digelari julukan Santo Yulianus dari Antiokhia, karena jenazahnya dimakamkan di daerah tersebut. Santo Yohanes Krisostomus yang hidup pada abad keempat menulis: Umat Kristen Antiokhia mempunyai kubur seorang martir Kristus yang menjadi sumber rahmat dan karunia-karunia Allah. 

Santa Kristina dari Spoleto, Janda

Kristina dari Spoleto, Italia hidup antara tahun 1435 -1456. Beliau adalah janda muda yang bertobat dan bermatiraga keras untuk menebus dosa-dosanya karena kemewahan duniawi yang telah dinikmatinya.