Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

28 Februari 2017

Kamis, 02 Maret 2017 == Hari Kamis sesudah Rabu Abu

 Lukas 9:22-25
Bacaan dari Kitab Ulangan (30:15-20)

Di padang gurun di seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, “Ingatlah, pada hari ini aku menghadapkan kepadamu kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan. Karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan serta peraturan-Nya. Dengan demikian engkau hidup dan bertambah banyak, dan diberkati oleh Tuhan, Allahmu, di negeri yang kau masuki untuk mendudukinya. Tetapi jika hatimu berpaling dan engkau tidak mau mendengar, apalagi jika engkau mau disesatkan untuk sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya, maka pada hari ini aku memberitahukan kepadamu bahwa pastilah kamu akan binasa, dan tidak akan lanjut umurmu di tanah, ke mana engkau pergi, menyeberangi Sungai Yordan, untuk mendudukinya. Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: Kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau tidak mati, baik engkau maupun keturunanmu, yaitu dengan mengasihi Tuhan, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya. Sebab hal itu berarti hidup bagimu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka.”


Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku
Ayat. (Mzm 1:1-2.3.4.6; Ul: Mzm 40:5a)

  1. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah hukum Tuhan, dan siang malam merenungkannya.
  2. Ia seperti pohon, yang di tanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
  3. Bukan demikianlah orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiup angin. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Mat 10:7)

Bertobatlah, sabda Tuhan, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (9:22-25)


Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat lalu dibunuh, tetapi dibangkitkan pada hari ketiga. Kata-Nya kepada mereka semua, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Alkisah, seorang pelanggan marah-marah kepada pemilik kios roti. Pasalnya, roti yang dijualnya sudah agak tengik alias busuk. Si pemilik kios pun tidak mau disalahkan dan dipermalukan. Katanya dengan nada marah, "Hai aak muda, jangan asal omong. Saya membuat roti di sini sudah sejak engkau belum lahir, tahu!" "Ya itulah sebabnya. Kalau sudah begitu lama Anda bikin roti itu, kenapa sekarang baru Anda jual?" jawab pemuda itu.

Ada dua pesan rohani yang dapat kita petik. Pertama, orang yang dikuasai emosi atau kemarahan akan mudah jatuh sendiri. Karena sebenarnya kemarahan membunuh kejernihan pikiran dan hati. Bila hati sudah keruh dan pikiran jenuh, maka orang mudah runtuh. Ia tidak teguh dalam kebenaran dan kebaikan. Kedua, apa yang sudah lama dan busuk sebaiknya dibuang saja. Itulah pertobatan. Yang namanya busuk tetaplah busuk. Bila dibiarkan akan merugikan dan merusak banyak pihak.

Betapa sabda Yesus hari ini menjadi sangat relevan bagi hidup kita, "Setiap orang yang mau mengikut Aku, harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." Banyak perkara dan masalah yang kita hadapi muncul karena kita kurang atau bahkan tidak menyangkal diri. Bagi kita sebagai orang beriman, menyangkal diri itu bukan suatu himbauan, tetapi suatu keharusan.

Selanjutnya, memikul salib. Salib di sini berarti tanggung jawab, risiko, penderitaan atau korban diri. Yesus mengajarkan demikian karena melihat dan merasakan kebenaran salib. Bagi Yesus, hanya orang-orang yang memikul salibnya akan memenangkan kehidupan secara baik dan benar. Oleh karena itu, Yesus sendiri dengan sukarela memikul salib-Nya. Bahkan Dia wafat di salib. Kita ingat, betapa indahnya doa dan sabda Yesus ketika bergantung di kayu salib, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk 23:34).

Akhirnya, mengikuti Yesus. Hanya orang yang menyangkal diri dan memikul saliblah yang dapat mengikuti Yesus. Orang yang mengikuti Yesus tentu pada akhirnya dapat lebih mudah mengampuni sesamanya. Karena Tuhan Yesus tidak hanya memberikan teladan tetapi Dia ikut bekerja dengan penuh rahasia dalam setiap murid-Nya.


Santo Simplisius, Paus dan Martir


Kisah tentang Simplisius tidak banyak di ketahui. Tanggal kelahirannya pun tidak diketahui. Yang tercatat tentang dirinya ialah bahwa Simplisius diangkat menjadi Paus pada tanggal 3 Maret 468, dan memimpin gereja hingga kematiannya pada tanggal 10 Maret 483. 

Selama masa ke Pausannya, Simplisius dengan gigih mempertahankan primasi Tahta Suci di Roma dan menentang bidah Monophysitisme yang berkembang pesat di belahan dunia Timur. Reaksinya diungkapkan dalam sebuah surat kecaman yang ditujukan kepada Kaisar Basiliscus dan Zeno. Kecuali itu, di dalam surat itu pun, Simplisius dengan keras mengecam penangkapan atas diri Patriakh Aleksandria oleh Petrus Mongus dan Timotius Ailurus, pengikut aliran sesat itu; juga ia mengecam penangkapan atas diri Uskup Antiokhia oleh Petrus Fullo, penyebar ajaran sesat lainnya. 


Kemartiran Simplisius dituliskan oleh Ardo dari Vienne dalam bukunya tentang martir-martir Roma yang dibunuh karena imannya kepada Kristus.