Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (5:1-4)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3.3b-4.5.6; Ul: 1)
Ayat. (Mzm 23:1-3.3b-4.5.6; Ul: 1)
- Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
- Sekalipun aku harus berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
- Kausiapkan hidangan bagiku di hadapan lawanku. Kauurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku melimpah.
- Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu sepanjang umur hidupku. Aku akan diam di rumah Tuhan sekarang dan senantiasa.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
Renungan
Injil pada hari ini mengundang kita untuk meneladan sikap Yesus yang selalu bersedia mengampuni kita dan menantikan pertobatan kita dengan sabar. Sebagai muridNya, kita pun dituntut untuk senantiasa memberikan pengampunan kepada yang bersalah dan menuntun mereka yang tersesat agar kembali ke jalan yang benar.
Jangan pernah menghakimi atau memandang mereka dengan sorot mata menuduh, namun dekati mereka dengan sabar, tulus dan penuh kasih; walaupun banyak sekali kendala yang kita hadapi. Karena hanya kasih sejati yang mampu mengubah seseorang untuk berbalik arah dan kembali kepada Sang Kebenaran.
Mari kita laksanakan tugas perutusan daripadaNya, untuk menjadi gembala-gembala kecil yang menghantar banyak orang menuju padang rumput yang hijau. Jangan gentar dan kawatir, karena Sang Gembala Agung selalu menyertai perjalanan hidup kita.
Pesta Tahkta Suci Santo Petrus
Menurut cerita lisan yang beredar di kalangan gereja, Santo Petrus yang diberi kuasa oleh Yesus untuk memimpin Gereja mendirikan dua buah tahkta keuskupan. Yang pertama didirikan di Antiokhia, di tengah tengah kaum Yahudi dan orang orang kafir pada tahun 35. Disana Petrus memimpin jemaatnya selama tujuh tahun. Setelah dua kali mengunjungi Roma, maka pada tahun 65 ia menetap disana sebagai Uskup pertama.
Maksud pesta Tahkta suci Santo Petrus adalah untuk menghormati Petrus sebagai Wakil Kristus dan gembala tertinggi gereja yang mempunyai kuasa rohani atas segenap anggota gereja dan semua gereja setempat. Kuasa Petrus ini yang lazim disebut Primat Petrus - diberikan langsung oleh Yesus sebelum kenaikan Nya ke surga (Yoh21:15-19).
Santa Margaretha dari Cortona, Pengaku Iman
Margaretha tergolong gadis yang malang hidupnya terlebih-lebih setelah ibunya meninggal. Gaya hidupnya sembrono tanpa kendali. Nasehat nasehat saleh dari ibunya tidak lagi dituruti. Demikian pula kewajiban kewajiban agama. Gejolak remajanya tidak sanggup dikendalikannya. Ia bergaul dan bersenang senang dengan pemuda pemuda tanggung yang buruk akhlaknya. Pada usia 16 tahun, ia mengikuti seorang pemuda bangsawan ke Montepulsiano. Di sana ia hidup bersama pemuda itu sebagai selir.
Pada suatu hari ia mengikuti anjing kesayangan tuannya, yang menunjukkan tanda tanda aneh tentang suatu kejadian. Sampai di suatu tempat, anjing itu behenti sambil menyalak nyalak. Ternyata disitu tergeletaklah pemuda bangsawan itu sambil berlumuran darah dan tak bernyawa lagi. Pemuda itu dibunuh oleh orang yang tak diketahui. Karena peristiwa ini, Margaretha diusir keluar dari istana bersama dengan anaknya. Ia pergi ke rumah ibu tirinya tetapi disana ia tidak diterima. Setelah luntang lantung beberapa hari, ia lalu pergi ke biara suster suster Santo Fransiskus untuk meminta perlindungan. Di biara itu ia diterima.
Di biara inilah, Margaretha mulai menyadari kebejatan hidupnya. Ia bertobat dan berniat untuk meninggalkan perbuatan perbuatannya yang bejat itu. Pada suatu hari minggu ia pergi ke kampung halamannya, Laviano, untuk berdoa di Gereja dan mengakui dosa dosanya.
Setelah mengalami banyak percobaan batin yang berat, akhirnya ia diterima sebagai anggota ordo ketiga Santo Fransiskus. Keanggotaannya di dalam ordo ini sungguh suatu anugerah Tuhan baginya. Ia mulai menata hidupnya secara baru dalam doa dan karya karya amal. Akhirnya ia sendiri mendirikan sebuah rumah sakit untuk orang orang miskin. Anaknya sendiri menjadi seorang imam dalam Ordo Santo Fransiskus. Margaretha meninggal dunia pada tahun 1297 di Cortona.