Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

11 Februari 2017

Minggu, 12 Februari 2017 Hari Minggu Biasa VI

 Matius 5:17-37
Bacaan dari Kitab Putra Sirakh (15:15-20)

Asal sungguh mau, engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setia pun dapat kaupilih. Api dan air telah ditaruh Tuhan di hadapanmu; kepada apa yang kaukehendaki dapat kauulurkan tanganmu. Hidup dan mati terletak di depan manusia; apa yang dipilih akan diberikan kepadanya. Sungguh besarlah kebijaksanaan Tuhan. Dia kuat dalam kekuasaan-Nya dan melihat segala-galanya. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang takwa kepada-Nya. Dan segenap pekerjaan manusia Ia kenal. Tuhan tidak menyuruh orang menjadi fasik, dan tidak memberi izin kepada siapa pun untuk berdosa.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 1-2.4-5.17-18.33-34; R:1b)

  1. Berbahagialah orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat Tuhan. Berbahagialah orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati.
  2. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Kiranya hidupku mantap, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban hukum-Mu.
  3. Perlihatkanlah kepadaku, ya Tuhan, petunjuk-petunjuk ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya sampai saat terakhir. Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang hukum-Mu; dengan segenap hati aku hendak memeliharanya.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (2:6-10)

Saudara-saudara, kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang; bukan hikmat yang dari dunia ini, dan bukan hikmat yang dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan, tetapi hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sejak sebelum dunia dijadikan telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita. Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia. Tetapi seperti ada tertulis, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: Semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” Semua itu telah dinyatakan Allah kepada kita berkat Roh-Nya, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. (Mat 11:25)
Terpujilah Engkau, Tuhan langit dan bumi, sebab rahasia kerajaan-Mu Kaubuka untuk orang sederhana. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-37)
   
Dalam khotbah di bukit Yesus mengajar murid-murid-Nya, kata-Nya, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu, ‘Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, tidak satu iota atau satu titik pun akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga. Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum! Barangsiapa berkata kepada saudaranya, ‘Kafir!’ ia harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa yang berkata, ‘Jahil!’ harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah, dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu, dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim, dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya, dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. Kamu telah mendengar firman, ‘Jangan berzinah!’ Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa memandang perempuan dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zinah di dalam hatinya. Maka, jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota tubuhmu binasa daripada tubuhmu seutuhnya masuk neraka. Telah difirmankan juga, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, ia harus memberikan surat cerai kepadanya’. Tetapi Aku berkata kepadamu, Barangsiapa menceraikan isterinya kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan, dia pun berbuat zinah. Kamu telah mendengar pula apa yang difirmankan kepada nenek moyang kita, ‘Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan.’ Tetapi Aku berkata kepadamu: ‘Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, atau pun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Agung. Janganlah pula engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun. Jika ya, hendaklah kamu katakana: Ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: Tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 


Renungan


Kebebasan adalah jati diri manusia. Namun, kebebasan sering diartikan sebagai kesewenang-wenangan. Manusia seakan-akan bisa berbuat apa saja, kapan saja, dan di mana saja sesuka hatinya. Aturan-aturan kerap kali dianggap sebagai penghalang kebebasan. Karena itu, pelanggaran norma dianggap sah-sah saja.

Memang sejak awal penciptaan, Allah menganugerahkan kebebasan kepada manusia. Kebebasan itu ditujukan untuk menciptakan harmoni dan kesejahteran manusia. Kebebasan Allah anugerahkan untuk keselamatan manusia.

Kebebasan itu tidak pernah sempurna tanpa norma-norma. Maka, Allah juga menyodorkan perintah/aturan. Dengannya, kebebasan manusia ditata sehingga perbuatan manusia bisa dipertanggungjawabkan. Pada sisi lain, norma-norma itu pun bisa berwibawa apabila dihayati dalam kebebasan. Dengan kata lain, kebebasan dan norma adalah dua hal yang saling mendukung, jadi penghayatannya mesti bersamaan.

Yesus sendiri sosok yang bebas sekaligus taat azas. Sejak kanak-kanak, Maria dan Yosef menanamkan adat-istiadat Yahudi kepada-Nya (disunat, ziarah, dll). Begitu pula ketika Ia berkarya. Ia adalah pelaksana sekaligus pewarta kehendak Bapa-Nya dan hukum cinta kasih. Tidaklah heran apabila Ia berkata, “Aku datang bukan untuk meniadakan hukum, melainkan menyempurnakannya.” Marilah kita hayati anugerah kebebasan kita dengan taat pada kehendak Allah.


Santo Gaudensius, Uskup dan Pengaku Iman

Gaudensius lahir di kota Brescia, Italia pada pertengahan abad keempat. Keluarganya termasuk keluarga Kristen yang saleh. Semenjak kecil, Gaudensius memperoleh pendidikan iman yang baik secara teratur dari Philaster, seorang Uskup yang kemudian menjadi orang Kudus. Ketika menanjak dewasa, Gaudensius menjadi seorang pemuda yang bijaksana, saleh dan cakap, sehingga orang-orang sekotanya sangat mencintai dan menghormati dia. Ketertarikannya pada hal-hal rohani sangat tinggi.

Untuk perkembangan hidup rohaninya, Gaudensius meninggalkan daerah asalnya dan berangkat ke Tanah Suci untuk berziarah ke tempat-tempat suci dimana Yesus hidup. Maksudnya ialah membebaskan diri dari semua pujian orang sekotanya. Tetapi maksud ini tidak semuanya tercapai. Karena imam Brescia dan seluruh umat Brecia dengan suara bulat memilih dia sebagai Uskup Brescia menggantikan Uskup Philaster yang telah meninggal dunia. Semua Uskup yang lain di bawah pimpinan Uskup Agung Ambrosius berkumpul untuk mensahkan pilihan itu. Mereka mengirim surat kepada Gaudensius yang sedang berada di Kapadokia, Asia Kecil, agar segera pulang untuk memangku jabatan sebagai Uskup Brescia. Mendengar berita itu, Gaudensius tidak bisa berbuat apa-apa karena rasa hormatnya yang besar kepada Uskup Agung Ambrosius. Ia lalu pulang ketanah airnya dan ditabhiskan menjadi Uskup Brescia pada tahun 397.

Sebagai gembala umat, Gaudensius memusatkan perhatiannya pada hal pengajaran agama dan pendidikan iman bagi umatnya. Khotbah-khotbahnya mengandung pengajaran iman yang jelas dan kongkret sehingga menarik simpatik umat padanya. Ia tidak segan-segan mencela semua orang Kristen yang hidup tidak sesuai dengan ajaran iman. Dengan penuh pengertian ia menasehati orang-orang itu agar kembali kepada hidup yang sesuai dengan ajaran iman. Gaudensius meninggal dunia pada tahun 420 di kota kelahirannya Brecia. 

Santo Benediktus dari Anaine, Abbas

Benediktus dari Anaine lahir di Languedoc, Perancis pada tahun 750. Pada masa mudanya ia bekerja di istana raja Pepin (751-768), dan di istana Karel Agung (768-814). Keinginannya yang besar untuk menjadi seorang rahib akhirnya mendesaknya keluar dari istana. Ia lalu menjadi rahib di biara Santo Siene, dekat Dijon. 
Di biara ini, Benediktus dengan rajin menata hidupnya sebagai sebagai rahib dengan doa dan tapa yang keras. Ia juga dengan tekun mempelajari semua aturan yang ditulis oleh Benediktus dari Nursia, Pachomius dan Basilius mengenai cara hidup membiara. Ketika Abbas biara Santo Siene meninggal dunia, para rahib biara memilih dia menjadi pemimpin mereka. Tetapi ia menolak pilihan itu. Sebaliknya ia pergi dari biara itu dan tinggal di rumahnya sendiri di Anaine dengan tetap menjalankan cara hidup membiara. Lama kelamaan banyak juga pemuda yang datang menjadi muridnya. Ia dengan senang menerima mereka dan membimbing mereka dalam disiplin hidup yang ketat. Mereka bekerja di sawah sambil menghayati kaul kemiskinan dengan sungguh-sungguh dan berpuasa.

Ketika Louis Pious (814-840) naik Tahkta menggantikan Karel Agung, ia mengajak Benediktus agar kembali tinggal di dalam istana. Untuk maksud itu, Louis memanggil di ke Maurmunster di Alsace dan membangunkan baginya sebuah rumah. Benediktus di tempatkan di rumah ini dengan tugas memimpin dan memperbaharui semua biara yang ada di seluruh wilayah kerajaan. Untuk itu ia menyusun aturan-aturan hidup membiara yang sanggup menghantar seorang rahib menjadi benar-benar abdi Allah. Ia berhasil dalam tugas pembaharuan hidup membiara yang di percayakan Louis Pious kepadanya. Keberhasilan ini membuat ia menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah kehidupan monastik barat. Pengaruhnya menyamai Benediktus dari Nursia dalam sejarah kehidupan Monastik. 

Santa Maria, Pengaku Iman


Dengan mengenakan pakaian laki-laki, gadis ini bersama ayahnya masuk biara di Syria. Ia dituduh menghamili puteri pemiliki penginapan. Tanpa membela diri, ia menerima penitasi selama lima tahun sampai kemudian diterima kembali. Baru sesudah ia meninggal diketahui bahwa ia seorang wanita dan tidak mungkin melakukan dosa seperti yang dituduhkan padanya.