"Tuhan sungguh bersemangat menginginkan dan selalu mendambakan keselamatan bagi kita. Tidak ada yang lebih besar dari ini:.. Bahwa darah Tuhan dicurahkan bagi kita"
Teguhkanlah langkahku seturut janji-Mu, dan janganlah suatu kejahatan pun menguasai aku
(Mzm 119(118):133)
Doa
Allah Bapa yang kekal dan kuasa, dalam masa Prapaskah ini kami Kaubimbing dan Kauajar dengan Sabda-Mu. Semoga dengan berpantang, kami berbakti kepada-Mu dengan sepenuh hati dan dalam doa bersatu sebagai umat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (4:1.5-9)
"Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia."
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/2, PS 863
Ref. Pujilah Tuhan, hai umat Allah, pujilah Tuhan, hai umat Allah!
atau. Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem!
Ayat. (Mzm 147:12-13.15-16.19-20; Ul: 12a)
- Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem, pujilah Allahmu, hai Sion! Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu, dan memberkati anak-anak yang ada padamu.
- Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari. Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.
- Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa, dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:17-19)
"Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Umat Allah Perjanjian Lama adalah umat terpilih. Dalam rangka pilihan itu, mereka diberi hukum dan peraturan yang akan menjamin hidup mereka sebagai umat terpilih: mengalami damai sejahtera, shalom; artinya relasi dengan Allah baik, demikian juga relasi dengan sesama dan alam raya. Dalam arti hukum dan peraturan bukanlah beban yang harus dipikul atau kewajiban dari luar yang harus ditepati. Hukum dan peraturan adalah petunjuk jelas bahwa anugerah istimewa yang menjamin perjalan mereka menuju masa depan yang damai dan sejahtera. Bangsa-bangsa lain yang hidup sezaman tidak mempunyai hukum dan peraturan seperti itu. Inilah yang selanjutnya disebut Taurat Musa.
Namun ternyata dalam perjalanan waktu, mereka mengesampingkan Tuhan yang telah memilih mereka dan memimpin mereka masuk ke tanah terjanji. Penolakan terhadap Tuhan dengan amat jelas dikisahkan dalam 1Sam 8:1-22. Ketika itu mereka berkata kepada Samuel, "...angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain." (ay. 5). Ketika Samuel merasa kesal terhadap permintaan itu, dalam doa Tuhan berkata kepadanya, "Dengarkanlah perkataan bangsa itu ... sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka" (ay. 7). Atas kehendak Tuhan, Samuel mengabulkan permintaan mereka. Sejarah selanjutnya adalah kisah kemerosotan yang panjang menuju kehancuran. Kamilmat "Ia (=raja) melakukan apa yang jahat di mata Tuhan" menjadi semacam refrein dalam sejarah umat. Mereka menyingkirkan Tuhan dan hukum serta peraturan-peraturan-Nya.
Dalam rangka inilah kita dapat memahami kata-kata Yesus, bahwa Ia datang tidak untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya. Pada zaman lampau, hukum dan peraturan seharusnya berperan untuk menjamin masa depan umat. Hukum dan peraturan ini sekarang disempurnakan oleh Yesus.
Dalam arti ini pula dapat dipahami kata-kata Yesus ini: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pejalaran dari Hal Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." (Mat 13:52)
Iman kita akan Yesus pun mesti membantu kita untuk "mengeluarkan harta yang baru" dalam hidup kita. Bagi orang yang tidak mengenal Yesus, memberi kepada suadara yang berkekurangan berarti bersetia-kawan; bagi orang yang percaya kepada Yesus tindakan yang sama berarti lebih, yaitu menyatakan kasih Allah sendiri. Bagi orang yang tidak mengenal Yesus, bertahan dalam kesusahan atau penderitaan disebut tabah; orang yang percaya kepada Yesus mempersatukan penderitaannya dengan penderitaan Yesu sendiri yang bernilai keselamatan.
Pesan pokok: Kita perlu selalu bertanya kepada diri kita sendiri, keluarga dan komunitas kita, apakah iman akan Yesus sungguh-sungguh membawa pembaruan dalam hidup pribadi, keluarga dan komunitas kita.
Santo Simplisius, Paus dan Martir
Namun ternyata dalam perjalanan waktu, mereka mengesampingkan Tuhan yang telah memilih mereka dan memimpin mereka masuk ke tanah terjanji. Penolakan terhadap Tuhan dengan amat jelas dikisahkan dalam 1Sam 8:1-22. Ketika itu mereka berkata kepada Samuel, "...angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain." (ay. 5). Ketika Samuel merasa kesal terhadap permintaan itu, dalam doa Tuhan berkata kepadanya, "Dengarkanlah perkataan bangsa itu ... sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka" (ay. 7). Atas kehendak Tuhan, Samuel mengabulkan permintaan mereka. Sejarah selanjutnya adalah kisah kemerosotan yang panjang menuju kehancuran. Kamilmat "Ia (=raja) melakukan apa yang jahat di mata Tuhan" menjadi semacam refrein dalam sejarah umat. Mereka menyingkirkan Tuhan dan hukum serta peraturan-peraturan-Nya.
Dalam rangka inilah kita dapat memahami kata-kata Yesus, bahwa Ia datang tidak untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi, melainkan untuk menggenapinya. Pada zaman lampau, hukum dan peraturan seharusnya berperan untuk menjamin masa depan umat. Hukum dan peraturan ini sekarang disempurnakan oleh Yesus.
Dalam arti ini pula dapat dipahami kata-kata Yesus ini: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pejalaran dari Hal Kerajaan Surga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." (Mat 13:52)
Iman kita akan Yesus pun mesti membantu kita untuk "mengeluarkan harta yang baru" dalam hidup kita. Bagi orang yang tidak mengenal Yesus, memberi kepada suadara yang berkekurangan berarti bersetia-kawan; bagi orang yang percaya kepada Yesus tindakan yang sama berarti lebih, yaitu menyatakan kasih Allah sendiri. Bagi orang yang tidak mengenal Yesus, bertahan dalam kesusahan atau penderitaan disebut tabah; orang yang percaya kepada Yesus mempersatukan penderitaannya dengan penderitaan Yesu sendiri yang bernilai keselamatan.
Pesan pokok: Kita perlu selalu bertanya kepada diri kita sendiri, keluarga dan komunitas kita, apakah iman akan Yesus sungguh-sungguh membawa pembaruan dalam hidup pribadi, keluarga dan komunitas kita.
Santo Simplisius, Paus dan Martir
Kisah tentang Simplisius tidak banyak di ketahui. Tanggal kelahirannya pun tidak diketahui. Yang tercatat tentang dirinya ialah bahwa Simplisius diangkat menjadi Paus pada tanggal 3 Maret 468, dan memimpin gereja hingga kematiannya pada tanggal 10 Maret 483.
Selama masa kePausannya, Simplisius dengan gigih mempertahankan primasi Tahkta Suci di Roma dan menentang bidaah Monophysitisme yang berkembang pesat di belahan dunia Timur. Reaksinya diungkapkan dalam sebuah surat kecaman yang ditujukan kepada Kaisar Basiliscus dan Zeno. Kecuali itu, di dalam surat itu pun, Simplisius dengan keras mengecam penangkapan atas diri Patriakh Aleksandria oleh Petrus Mongus dan Timotius Ailurus, pengikut aliran sesat itu; juga ia mengecam penangkapan atas diri Uskup Antiokhia oleh Petrus Fullo, penyebar ajaran sesat lainnya.
Kemartiran Simplisius dituliskan oleh Ardo dari Vienne dalam bukunya tentang martir-martir Roma yang dibunuh karena imannya kepada Kristus.