Karena itu Hari Raya Paskah bukan saja salah satu pesta di antara yang lain, mclainkan "pesta segala pesta", "perayaan segala perayaan", sebagaimana Ekaristi adalah Sakramen segala Sakramen (Sakramen agung). Santo Atanasius menamakan pesta Paskah "Minggu agung" (ep. fest. 1), sebagaimana pekan suci di dunia timur dinamakan "pekan agung". Misteri kebangkitan, di mana Kristus mengalahkan kematian, meresapi zaman kita yang lama dengan kekuatannya yang besar, sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada Kristus.
Aku telah bangkit dan s'lalu bersama Engkau, Bapa-Ku, alleluya.
Tangan-Mu yang kudus telah Kautumpangkan atas diri-Ku, alleluya.
Kebijaksanaan-Mu menakjubkan, alleluya.
Doa
Ya Allah, pada hari ini dengan pengantaraan Putra Tunggal-Mu Engkau telah menaklukkan kematian dan membuka bagi kami pintu keabadian. Semoga kami yang merayakan pesta Kebangkitan Tuhan dibarui oleh Roh-Mu dan bangkit dalam terang kehidupan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan Pertama
Bacaan dari Kisah Para Rasul (10:34a.37-43)
"Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati."
Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah perwira Kornelius. Di sana Petrus berkata, "Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah pembaptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh dan kuat kuasa. Yesus itulah yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat Yesus di tanah Yudea maupun di Yerusalem! Dia telah dibunuh dan digantung pada kayu salib. Tetapi Allah telah membangkitkan Dia pada hari yang ketiga. Dan Allah berkenan bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Yesus telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 821
Ref. Pada hari ini Tuhan bertindak! Mari kita rayakan dengan gembira.
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Ul:24)
- Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya."
- Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan. Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!
- Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-4)
"Pikirkanlah perkara yang di atas, dimana Kristus berada."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
atau
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 5:6b-8)
"Buanglah ragi yang lama, agar kamu menjadi adonan baru."
Saudara-saudara, kamu tahu bahwa ragi yang sedikit saja dapat mengkhamirkan seluruh adonan. Maka buanglah ragi yang lama, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab Kristus, anak domba Paskah kita, sudah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan roti yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
SEKUENSIA, do = d, PS 518wajib dinyanyikan pada Hari Minggu Paskah I, sebelum Bait Pengantar Injil
Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah.
Cempe menebus domba: Kristus yang tak berdosa mendamaikan kita dengan Bapa.
Maut dan kehidupan dahsyat saling menyerang:
Sang Hidup yang mati, bangkit jaya.
Katakan, Maria, yang kaulihat di jalan!
Kubur dan kemuliaan Sang Kristus yang hidup serta bangkit:
Saksi malaikat, kain peluh dan kafan.
Kristus, harapanku bangkit, mendahului ke Galilea.
Kita yakin Kristus bangkit dari kematian: Kau Raja Pemenang, kasihanilah.
Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Kor 5:7b-8a)Mari kita merayakan perjamuan Paskah, sebab Yesus Kristus sudah dikurbankan.
Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1-9)
"Yesus harus bangkit dari antara orang mati."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Selamat Paskah! Hari ini, kita diajak menyelami para tokoh yang menjadi saksi kebangkitan Yesus, yaitu Maria Magdalena, Simon Petrus dan murid yang lain. Kisahnya bermula dari batu kubur yang sudah terguling dan kubur kosong.
Rasa resah dan gelisah Maria Magdalena membangkitkan keinginan Simon Petrus dan murid yang lain untuk bergegas ke kubur Yesus. Kesimpulan Maria Magdalena, “Tuhanku diambil orang”, bukan tanpa alasan, karena imam-imam kepala memang menyebarkan cerita seperti itu (Bdk. Mat 28:13-15). Kisah Simon Petrus dan murid yang lain, yang dilukiskan berlari bersama, rupanya sengaja ditampilkan untuk menyiapkan pesan khusus bagi kita.
Murid yang lain lebih dulu sampai ke kubur, tetapi tidak masuk; malah memberi kesempatan kepada Petrus yang yang datang kemudian untuk masuk ke dalam kubur. Rasa hormatnya terhadap Simon Petrus membuatnya ‘terlambat’ untuk melihat kain kafan dan kain peluh yang sudah tergulung rapi tanpa mayat Yesus. Namun, dan ini mesti menjadi catatan penting, murid yang lain ini ‘tidak terlambat’ untuk percaya dibandingkan Simon Petrus. Tak adanya keterangan tentang sikap Simon Petrus, percaya atau tidak akan kebangkitan Yesus, bisa diindikasikan dia terlambat untuk mengerti isi Kitab Suci bahwa Yesus harus bangkit dari antara orang mati. Simon Petrus terlambat untuk percaya akan kebangkitan Yesus.
Kisah ini mengajak kita untuk melihat adanya tokoh yang terlupakan, di samping Simon Petrus yang terlanjur populer karena memiliki pangkat dan jabatan. Tokoh ini tak kalah penting, bahkan jauh lebih layak untuk diperhitungkan daripada Simon Petrus. Injil menyebutnya: Murid yang lain. Dia juga mengenalkan dirinya sebagai “murid yang dikasihi Yesus” (Yoh 20:2).
Murid ini memiliki kepekaan yang luar biasa, karena dia dekat dengan Yesus. Dalam bab 18-19, murid ini mengikuti seluruh proses pengadilan dan penyaliban Yesus, bahkan mengikuti-Nya hingga di bawah salib bersama Maria, ibu Yesus (Yoh 19:25). Imannya akan Yesus tak tergoyahkan, juga saat dia melihat kematian Yesus di kayu salib.
Pada umumnya, para murid membutuhkan penampakan Yesus yang bangkit, untuk bisa percaya. Bahkan, kedua murid Emaus membutuhkan bantuan penjelasan isi Kitab Suci untuk bisa percaya pada kebangkitan Yesus (Luk 12:13-35). Namun, murid yang lain ini hanya membutuhkan kain kafan dan kain peluh yang tergulung dalam kubur kosong untuk percaya pada kebangkitan Yesus.
Gereja Perdana, rupanya melupakan murid yang lain tersebut sebagai tokoh penting. Padahal perannya sungguh besar dalam Gereja Perdana, karena dialah yang diserahi Yesus untuk menerima Bunda Maria di rumahnya (Yoh 19:26-27). Apa maksud Yesus menyerahkan bunda-Nya kepada murid tersebut? Yesus ingin menunjukkan bahwa murid ini merupakan tokoh yang bisa diandalkan dan layak dipercaya. Dia merupakan bagian penting dalam kehidupan Yesus, karena dia adalah murid yang dikasihi Yesus. Kasih Yesus kepadanya membuat murid ini sungguh istimewa. Pada waktu perjamuan terakhir, murid inilah yang bersandar dekat Yesus, di sebelah kanan-Nya (Yoh 13:23). Dia memiliki hubungan kasih sayang pribadi yang sangat istimewa dengan Yesus. Kasih Yesus kepada para murid-Nya hanya bisa impas, jika dibalas dengan kasih pula.
Murid ini telah memainkan peranan yang sangat penting sebagai seorang murid, karena memiliki iman yang meyakinkan pada kebangkitan Yesus; iman yang lahir dari kasih. Gereja Perdana perlu memperhitungkannya! Jadi, iman yang otentik akan kebangkitan Yesus itu lahir dari kasih, bukan dari pangkat dan jabatan.
Rupertus dikenal sebagai orang Kudus keturunan suku bangsa berbahasa Jerman. Sebelum menjadi misionaris di Bavaria sehingga dijuluki Rasul Bavaria, dia telah menjadi Uskup Worms, Jerman.
Perjalanan misionernya ke Regensburg, Bavaria, dilakukan pada tahun 697. Di Regensburg, Rupertus bersama beberapa orang rekannya diterima dengan baik oleh adipati Theodo. Adipati ini masih kafir namun ia sangat baik hati dan mendukung para misionaris itu dalam melaksanakan tugasnya sebagai pewarta Injil Kristus.
Agama Kristen memang sudah masuk di wilayah kekuasaan Theodo sebelum kedatangan Rupertus bersama kawan- kawannya. Ini terbukti dari data yang ada bahwa beberapa orang di wilayah ini sudah menganut agama Kristen, termasuk saudari kandung Theodo sendiri. Setelah menyaksikan keberhasilan karya para misionaris itu dan merasakan sendiri kebenaran agama Kristen, Theodo memutuskan untuk menerima pelajaran agama Kristen dari para misionaris itu. Rupertus lah yang mengajari dia agama Kristen bersama beberapa orang lainnya. Di Bavaria Rupertus dengan kawan- kawannya mendapat sukses besar dalam karyanya. Untuk memperkokoh karya mereka, Rupertus mendirikan sebuah pusat pendidikan agama di Juvavum, Austria. Disini ia melayani umatnya sebagai Uskup hingga hari kematiannya pada tahun 710.
Nikodemus, Pengajar Israel
Nikodemus adalah seorang farisi dan dewan Anggota Sanhendrin. Kisah tentang dirinya dalam hubungannya dengan Yesus dapat ditemukan dalam Injil Yohanes 3: 1-21. Ia kagum akan kepribadian Yesus dan cara pengajaran Nya yang penuh wibawa. Ia mengakui Yesus sebagai seorang utusan Allah. Ia datang kepada Yesus di waktu malam hari dan menanyakan Yesus tentang bagaimana orang dapat mendapatkan Kerajaan Allah. Yesus menjawab bahwa manusia harus dilahirkan kembali dari air dan Roh. Pada akhir hidup Yesus dengan peristiwa tragis di Salib, Nikodemus tampil lagi sebagai seseorang yang mengurapi jenazah Yesus dengan minyak wangi. (Yoh 19:39).
Santa Lucy Filipini, Pengaku Iman
Lucy Filipini lahir pada tahun 1672 di Tarquinia, Italia, barat laut Roma. Ia dikenal sebagai pelanjut pendidikan bagi kaum wanita Katolik di Italia.
Sebagai seorang gadis yatim piatu, Lucy berhasil menarik perhatian Kardinal Martinus Barbarigo karena ketelatenan, kesalehan dan bakat- bakatnya. Ia mendesak Lucy untuk belajar disebuah institut Pendidikan Guru, yang disebut Maestre Pie di Monte Fiascone, dekat Tarquinia. Kemudian pada tahun 1707, Paus Klemens XI meminta Lucy untuk mendirikan sekolah pertama dari Maestre Pie di Roma. Tugas ini dijalankannya dengan sukses besar hingga ia menghembuskan nafasnya terakhir pada tanggal 25 Maret 1732. Pada tahun 1930 ia dinyatakan Kudus oleh Sri Paus Pius XI (1922- 1939).