Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

27 Januari 2015

Renungan Ziarah Batin == Selasa, 27 Januari 2015




Pekan Biasa III (H)
St. Angela Merici; St. Robertus, Alberikus, dan Stefanus.
Bacaan I: Ibr. 10:1-10
Mazmur: 40:2.4ab.7-8a.10.11; R:8a.9a
Bacaan Injil: Mrk. 3:31-35
Sekali peristiwa, datanglah ibu dan sau­dara-saudara Yesus ke tempat Ia sedang menagajar. Mereka berdiri di luar, lalu menyuruh orang memanggil Yesus. Waktu itu ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya, ”Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” Jawab Yesus kepada mereka, ”Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?” Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata, ”Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.”
Renungan
Suksesi atau proses pergantian seorang raja dalam sebuah kerajaan selalu mengutamakan mereka yang masih ada hubungan darah dengan pemimpin yang akan diganti. Prioritas pertama adalah anak mahkota; bila tidak ada, baru beralih pada saudara dekat. Demikian juga suksesi kepemimpinan Israel atau Imam penjaga bait Allah. Walaupun hubungan darah sangat penting, tetapi tidak menjamin efektivitas kepemimpinannya. Yang menjamin adalah kualitas diri. Banyak anak raja tidak menjadi raja karena kualitas pribadi tidak memadai.
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menegaskan hal itu. Orang banyak di sekitar Yesus antusias mengatakan kepada-Nya: ”Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau!” Jawab Yesus: ”Siapakah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku?” ”Inilah ibu-Ku dan saudara-sadara-Ku, yaitu mereka yang melakukan kehendak Allah!”
Saudara adalah orang-orang yang mempunyai kedekatan dalam relasi. Saudara Yesus adalah mereka yang melakukan kehehendak Allah atau mereka yang dekat dengan Allah. Mereka adalah orang-orang yang berani dan rela mempersembahkan diri kepada Allah dan secara total bersikap: ”Sungguh, aku datang untuk melakukan kehendak-Mu – ecce venio!”
Sakramen Baptis adalah pintu masuk menjadi saudara Yesus; darah Yesus telah mengalir dalam orang itu. Tetapi ini tidak menjamin kualitas sebagai saudara Yesus. Kita harus terus— menerus berelasi dengan Dia dalam doa, Ekaristi, Adorasi, devosi, dsb agar rahmat pembaptisan menghasilkan buah yang melimpah, yaitu hidup dalam kualitas saudara Yesus.
Tuhan Yesus, Roh-Mu begitu dekat denganku. Terima kasih. Ingatkan aku senantiasa agar layak menjadi saudara-Mu karena tekun melakukan kehendak-Mu! Amin.