Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

30 April 2017

Minggu, 30 April 2017 == Hari Minggu Paskah III

lukas 24:13-35

Bacaan dari Kisah Para Rasul (2:14.22-33) 


Pada hari Pentakosta, bangkitlah Petrus berdiri bersama kesebelas rasul. Dengan suara nyaring ia berkata kepada orang banyak, "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini: Yang aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan, mukjizat dan tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh dengan tangan bangsa-bangsa durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan-Nya dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu. Sebab Daud berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan. Karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram. Sebab Engkau tidak menyerahkan aku

kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu. Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburnya masih ada pada kita sampai hari ini. Tetapi ia adalah seorang nabi, dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. Karena itu Daud telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini."

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 859
Ref. Bagi orang benar Tuhan bercahaya laksana lampu di dalam gulita.
Ayat. (Mzm 16:1.2a-5.7-8.9-10.11; Ul: 11a)

  1. Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada Tuhan, "Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian yang diundikan kepadaku.
  2. Aku memuji Tuhan yang telah memberikan nasihat kepadaku, pada waktu malam aku diajar oleh hati nuraniku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak akan goyah.
  3. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai, dan tubuhku akan diam dengan tentram; sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
  4. Engkau memberitahukan kepadaku, ya Tuhan, jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1:17-21)

"Kamu telah ditebus dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda."
Saudara-saudara terkasih, Allah menghakimi semua orang menurut perbuatannya, tanpa pandang muka. Dan Dia itu kamu sebut "Bapa". Maka hendaklah kamu hidup dengan bertakwa selama kamu menumpang di dunia idi. Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dan cara hidupmu yang sia-sia, warisan nenek moyangmu Kamu telah ditebus bukan dengan harta yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang amat mahal, yaitu darah Kristus, yang sama seperti darah anak domba, yang tak bernoda dan tak bercacat. Kristus telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir ihi, demi kamu. Oleh Dia, kamu percaya kepada Allah. Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Allah pun telah memuliakan Dia. Maka seluruh iman dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.


Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 24:32)

Terangkanlah Kitab Suci kepada kami, ya Tuhan Yesus, agar hati kami berkobar-kobar mendengar sabda-Mu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (24:13-35)


Pada hari Minggu Paskah, dua orang murid Yesus sedang pergi ke sebuah desa bernarna Emaus, yang terletak kira-kira sepuluh kilometer jauhnya dari Yerusalem. Mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak mengenali Dia. Yesus berkata kepada mereka, “Apa yang kamu percakapkan sementara berjalan?’ Maka berhentilah mereka dengan muka heran. Seorang dari mereka, yang bernama Kleopas, balik bertanya, "Adakah Engkau satu-satunya orang pendatang di Yerusalem yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?” Bertanyalah Yesus, “Kejadian apa?” Jawab mereka, “Segala yang terjadi dengan Yesus dan Nazaret! Dia itu seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh rakyat. Tetapi para imam kepala dan para pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati, dan mereka telah menyalibkan Dia. Padahal tadinya kami mengharapkan bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sekarang sudah lewat tiga har sejak semuanya itu terjadi. Beberapa wanita dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, tetapi tidak menemukan jenazah Yesus. Lalu mereka kembali dengan berita bahwa mereka telah melihat malaikat-malaikat, yang mengatakan bahwa Yesus hidup. Lalu beberapa teman kami pergi ke kubur itu dan mendapati bahwa memang benar apa yang dikatakan wanita-wanita itu; tetapi Yesus sendiri tidak mereka lihat.” Lalu berkatalah Yesus kepada mereka, “Hai kamu orang bodoh! Betapa lamban hatimu, sehingga kamu tidak percaya akan segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleh para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dar Kitab-Kitab Musa sampai dengan Kitab para nabi. Sementara itu mereka mendekati desa yang mereka tuju. Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid itu mendesak, katanya, “Tinggallah bersarna dengan kami, sebab hari sudah mulai malain, dan matahari hamnpir terbenam. Maka masuklah Ia untuk tinggal bersama dengan mereka. Waktu duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka, dan mereka pun mengenali Dia. Tetapi Yesus hilang dan pandangan mereka. Maka kata mereka seorang kepada yang lain, “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan, dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?’ Lalu bangunlah mereka dan langsung kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid. Mereka sedang berkumpul bersama teman-teman mereka. Kata mereka kepada kedua murid itu, “Sungguh Tuhan telah bangkit, dan telah menampakkan diri kepada Simon!” Lalu kedua murid itu pun menceritakan apa yang terjadi di tengah jalan, dan bagalmana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.


Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kita berjumpa dengan siapa, itu menentukan. Bila kita berjumpa dengan teman akrab kita, kita akan sangat bersukacita, lalu kita langsung terlibat dalam pembicaraan yang akrab, saling cerita satu sama lain. Sepertinya cerita kita tidak habis-habis. Akan tetapi ketika kita berjumpa dengan orang yang kita takuti atau kita tidak terlalu dekat, kita akan berbicara apa adanya dan cenderung mengakhiri pertemuan itu. Apalagi kalau kita berjumpa dengan orang yang menyebalkan yang selalu saja di akhir pembicaraan cuma punya satu kalimat: "Boleh minjam duit lagi, tidak?" Tentu kita akan menghindari orang-orang macam ini.

Bila murid berjumpa dengan Tuhan Yesus yang bangkit, dinamika cerita juga lain dan berbeda. Itulah Injil hari ini tentang kisah kedua murid Emaus. Hati mereka yang kecewa dan berduka karena kematian Yesus membuat mereka tidak dapat melihat realitas kebangkitan Tuhan. Ketika Tuhan Yesus yang bangkit mendekati mereka, mereka tidak dapat mengenali-Nya. Tetapi Tuhan sabar. Dia mendengarkan penuturan mereka. Muka murid-murid ini muram pertanda sedih dan kecewa. Sambil berjalan menuju Emaus, yang kurang lebih dua jam perjalanan, Yesus terus mengajar mereka dan membuka mata hati mereka akan isi Kitab Suci bahwa Sang Mesias memang harus menderita namun kemudian akan bangkit pada hari ketiga. Sabda dan penjelasan Tuhan ini mengobarkan hati mereka, tetapi tetap tidak mampu membuka mata hati mereka bahwa mereka sedang berhadapan langsung dengan Tuhan yang bangkit. Tetapi hati mereka yang membeku dan muram telah mulai mencair. Itu tampak dalam keramahan, ketika mereka menawarkan tumpangan kepada Tuhan Yesus. "Tinggallah bersama-sama dengan kami!" Dan terjadilah, ketika Yesus menumpang di rumah mereka, dan ketika Yesus mengambil roti, mengucap syukur dan memecah roti dan membagi-bagikannya kepada mereka, saat itulah mata hati kedua murid terbuka. Mereka melihat dan mengenali Tuan Yesus yang bangkit! Dalam Ekaristi, Tuhan Yesus yang bangkit dilihat dan dikenali.

Sebenarnya hidup kita adalah sebuah perjalanan seperti kedua murid Emaus itu. Kita sering ditimpa kegelapan, entah karena pikiran, kejadian atau ketidakharmonisan hubungan dengan sesama kita. Saat-saat hati sedang gelap begitu, kita jadi sulit melihat Tuhan yang bangkit. Meski Tuhan telah menyertai perjalanan kita, menguatkan hati kita dengan macam-macam cara di sekitar kita, kita tetap tidak mengenal-Nya. Hanya dalam Ekaristi, kita semua akan dapat melihat dan mengenali kehadiran Tuhan yang bangkit. Dan lihatlah begitu melihat dan mengenali Tuhan dalam Ekaristi itu, kedua murid itu langsung kembali ke Yerusalem untuk menemui komunitas para murid. Begitu pun kita, pengenalan akan Tuhan yang bangkit dalam Ekaristi akan mendorong kita untuk mewartakan sukacita itu kepada siapa pun. Dan tibatiba saja semua kekalutan, kegalauan dan kegelapan hati yang lalu sirna dan tidak ada artinya, dibandingkan dengan pengenalan dan perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit . 




Santo Pius V, Paus

Antonius Ghislieri adalah nama kecil Paus Pius V (1566-1572) . Ia lahir di desa Bosko, tidak jauh dari Milano pada tahun 1504. Orangtuanya miskin sehingga tidak mampu membiayai sekolahnya. Oleh karena itu Antonio sendiri berusaha bekerja untuk membantu orangtuanya. Kerjanya setiap hari adalah menjaga domba-domba mereka di pegunungan. Tetapi atas bantuan seorang dermawan, Antonio disekolahkan di kampung asalnya di bawah bimbingan imam-imam Dominikan. Kemudian hari Antonio masuk biara Dominikan dan ternyata menjadi seorang biarawan yang pandai dan bijaksana serta taat pada aturan-aturan ordonya, taat pada pimpinan, suka akan kemiskinan dan kemurnian.

Ia menjadi mahaguru filsafat dan teologi. Pada umur 52 tahun, ia ditabhiskan menjadi Uskup dan setahun kemudian menjadi Kardinal. Pada tahun 1565, Paus Pius IV meninggal dunia. Para kardinal berkumpul dalam konklaf untuk memilih Paus baru. Pemilihan ini tidaklah mudah. Tiga minggu telah berlalu, tetapi pemilihan belum juga berhasil menemukan seseorang untuk menduduki tahkta kePausan. Akhirnya atas nasebat Karolus Borromeus yang hadir juga dalam konklaf itu, Antonio Ghislieri terpilih menjadi Paus. Seluruh gereja bersorak gembira karena mempunyai seorang Paus baru yang saleh dan suci.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin gereja, beliau menghadapi banyak masalah. Ia berusaha mewujudkan keputusan-keputusan Konsili Trente. Tugasnya ini dijalankan dengan baik. Ia dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya. Hidup sebagai seorang rahib tetap dipertahankannya. Baginya, doa merupakan senjata ampuh untuk menghadapi segala rintangan dan masalah. Tempat tidurnya dialasi dengan jerami kasar. Penderitaan Kristus direnungkannya setiap hari disertai dengan doa rosario. Kemenangan umat Kristen atas angkatan laut Turki dalam perang salib di Lavanto, diperoleh berkat doa rosario dari seluruh umat Katolik di seluruh dunia.

Dalam masa kepemimpinannya, beliau menyederhanakan cara hidup kePausan di Vatikan; menginstruksikan pembaharuan cara hidup ordo-ordo dan para imam projo; membrantas korupsi yang terjadi di Roma dan negara KePausan Vatikan; menginstruksikan pendirian seminari-seminari di setiap keuskupan. Semua rencana yang dirancangnya berhasil baik. Pada tanggal 1 Mei 1572, ia meninggal dunia setelah 6 tahun menjadi pemimpin gereja sejagat.


Santo Marianus dan Yakobus, Martir

Marianus dan Yakobus yang berjabatan masing-masing sebagai lektor dan diakon adalah martir gereja purba yang mati pada tahun 259, pada masa pemerintahan Kaisar Valerian (253-260). Keduanya ditangkap di Cirta (sekarang: Kontastin, Aljajair). Kemudian bersama banyak orang Kristen lainnya, mereka digiring ke Lambessa, sekitar 80 mil jauhnya dari Cirta. Disana mereka disiksa lalu dipenggal kepalanya bersama orang-orang Kristen lainnya.


Santo Yosef-Benedik Cottolengo, Pengaku Iman

Yosef-Benedik hidup antara tahun 1786-1842. Ia membangun rumah penginapan untuk para gelandangan, yatim-piatu dan penderita sakit yang terlantar. Yosef mengurus 8000 orang lebih semata-mata dari derma saja, karena ia percaya penuh kepada Penyelenggaraan Ilahi.