Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

16 April 2017

Minggu, 16 April 2017 == HARI RAYA PASKAH - HARI RAYA KEBANGKITAN TUHAN

YOHANES  20:1-9

Karena itu Hari Raya Paskah bukan saja salah satu pesta di antara yang lain, mclainkan "pesta segala pesta", "perayaan segala perayaan", sebagaimana Ekaristi adalah Sakramen segala Sakramen (Sakramen agung). Santo Atanasius menamakan pesta Paskah "Minggu agung" (ep. fest. 1), sebagaimana pekan suci di dunia timur dinamakan "pekan agung". Misteri kebangkitan, di mana Kristus mengalahkan kematian, meresapi zaman kita yang lama dengan kekuatannya yang besar, sampai segala sesuatu ditaklukkan kepada Kristus. (Katekismus Gereja Katolik, 1169) 


Antifon Pembuka (Luk 24:34; Mzm 118:1.1.16ab-17.22, PS 516/GR 196, Mode VI)


Aku telah bangkit dan s'lalu bersama Engkau, Bapa-Ku, alleluya.
Tangan-Mu yang kudus telah Kautumpangkan atas diri-Ku, alleluya.
Kebijaksanaan-Mu menakjubkan, alleluya.

Bacaan Pertama

Bacaan dari Kisah Para Rasul (10:34a.37-43)

Sekali peristiwa Allah menyuruh Petrus pergi ke rumah perwira Kornelius. Di sana Petrus berkata, "Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari Galilea, sesudah pembaptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari Nazaret: Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh dan kuat kuasa. Yesus itulah yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. Kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat Yesus di tanah Yudea maupun di Yerusalem! Dia telah dibunuh dan digantung pada kayu salib. Tetapi Allah telah membangkitkan Dia pada hari yang ketiga. Dan Allah berkenan bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Dan Yesus telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa dan bersaksi bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati. Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 821
Ref. Pada hari ini Tuhan bertindak! Mari kita rayakan dengan gembira.
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab-17.22-23; Ul:24)

  1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik, kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya."
  2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan. Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!
  3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.

Bacaan Kedua
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (3:1-4)

Saudara-saudara, kamu telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus dalam Allah. Kristuslah hidup kita! Apabila Ia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
atau

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 5:6b-8)

Saudara-saudara, kamu tahu bahwa ragi yang sedikit saja dapat mengkhamirkan seluruh adonan. Maka buanglah ragi yang lama, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab Kristus, anak domba Paskah kita, sudah disembelih. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan roti yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

SEKUENSIA, do = d, PS 518
wajib dinyanyikan pada Hari Minggu Paskah I, sebelum Bait Pengantar Injil

Hai umat Kristen, pujilah Kristus, Sang Kurban Paskah.
Cempe menebus domba: Kristus yang tak berdosa mendamaikan kita dengan Bapa.
Maut dan kehidupan dahsyat saling menyerang:
Sang Hidup yang mati, bangkit jaya.
Katakan, Maria, yang kaulihat di jalan!
Kubur dan kemuliaan Sang Kristus yang hidup serta bangkit:
Saksi malaikat, kain peluh dan kafan.
Kristus, harapanku bangkit, mendahului ke Galilea.
Kita yakin Kristus bangkit dari kematian: Kau Raja Pemenang, kasihanilah.

atau

Victimae paschali laudes
immolent Christiani.
Agnus redemit oves:
Christus innocens Patri
reconciliavit peccatores.

Mors et vita duello
conflixere mirando:
dux vitae mortuus,
regnat vivus.

Dic nobis Maria,
quid vidisti in via?
Sepulcrum Christi viventis,
et gloriam vidi resurgentis:
Angelicos testes,
sudarium, et vestes.
Surrexit Christus spes mea:
praecedet suos in Galilaeam.

Scimus Christum surrexisse
a mortuis vere:
tu nobis, victor Rex,
miserere.
Amen. Alleluia.

Bait Pengantar Injil, do = f, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (1Kor 5:7b-8a)
Mari kita merayakan perjamuan Paskah, sebab Yesus Kristus sudah dikurbankan.

Bacaan Injil

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (20:1-9)

Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur Yesus, dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. Maka ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus. Ia berkata kepada mereka, "Tuhan telah diambil orang dari kubur-Nya, dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus, sehingga ia lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka tibalah juga Simon Petrus menyusul dia, dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kafan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi agak di samping, di tempat yang lain, dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai ke kubur itu; ia melihatnya dan percaya. Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci, yang mengatakan bahwa ia harus bangkit dari antara orang mati.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Kasih Maria Magdalena kepada Tuhan Yesus tampak saat ia "pagi-pagi benar ketika hari masih gelap" pergi ke kubur Yesus. Maka warta pertama kabar tentang kebangkitan Tuhan diungkapkan olehnya, "Tuhan telah diambil orang dari kubur-Nya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan" (Yoh 20:2). Benarkah Tuhan diambil orang seperti kata Maria Magdalena? Sungguhkah ia tidak tahu di mana Yesus Tuhan diletakkan?

Misteri iman terbesar bagi orang Katolik dibahasakan secara sederhana oleh Maria Magdalena yang dikasihi oleh Tuhan. Misteri cinta kasih ilahi yang dahsyat diungkapkan secara singkat penuh keterkejutan oleh seorang wanita yang rajin dan berani. Maria Magdalena telah menjadi saksi pertama kubur yang telah kosong dan bukan kesebelas murid Yesus yang juga dikasihi Tuhan.

Orang yang mengambil Tuhan Yesus pastilah bukan sembarang orang. Dialah Allah yang "mengurapi Dia dengan Roh dan kuat kuasa" (Kis 10:38), yang "menyertai Dia" dan "telah membangkitkan Dia pada hari yang ketiga" (ay. 40). Yesus telah diambil oleh Sang Kasih dari kubur-Nya sebab hanya Kasih yang sejati dari Allah sanggup melakukan apa yang tidak bisa dilakukan manusia. Maria Magdalena "berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus" juga karena kasih dari Allah. Kekuatan untuk mewartakan kabar kebangkitan tidak bisa terjadi tanpa kekuatan Roh Allah yang adalah Kasih sejati.

Yesus yang telah "diambil orang" bukan lagi jasad kaku yang diletakkan membujur terbalut kain kapan dan kain peluh. Yesus telah memasuki ruang hati para murid dengan kasih-Nya yang besar sehingga Petrus dan murid yang lain itu "berlari bersama-sama" ke kubur. Mereka menjadi saksi kedua dan ketiga kubur yang telah kosong. Kebangkitan ditandai dengan kubur yang kosong. Kosong dari segala indrawi dan materi. Rasul Paulus menganjuran, "Maka carilah perkara yang di atas, di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi" (Kol 3:1-2). "Bumi" tempat kita berdiam, identik dengan tempat yang penuh materi duniawi yang kadang membuat kita bingung, gelisah dan kecewa. "Di atas", identik dengan tempat yang kosong dari yang hingar bingar dunia, tempat tenang jauh dari kegalauan.

Kasih Tuhan tidak bisa dibatasi oleh sempitnya kubur yang ditutup batu. Kasih Tuhan menembus setiap sudut di bumi ini bahkan ruang tersembunyi dalam hati dan pikiran kita. Kubur kosong menjadi tanda bahwa Yesus tidak pernah meninggalkan umat-Nya, Dia selalu mendampingi kita. "Kristuslah hidup kita!" (Kol 3:4). Yesus masuk ke dalam hati kita agar kita juga seperti Maria Magdalena rajin dan berani mencari serta menjumpai Sang Kasih.

Kesibukan di kantor, sekolah, rumah dan gereja jangan sampai membuat kita lupa untuk berdoa, berkomunikasi dengan Sang Kasih. Sebaliknya, kita bisa memberikan kesaksian bahwa Yesus Kristus hidup dan "berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis". Kitalah saksi kubur kosong saat ini.

Pintu makam terbuka dan makam Yesus kosong, itulah pengalaman Paskah para murid. Ada fakta tambahan, yakni kain yang membungkus jenazah Yesus ada di sana, kain kafan ada di tanah, sedang kain peluh untuk kepala Yesus sudah tergulung agak di samping. Fakta ini disebutkan kiranya untuk menunjukkan bahwa jenazah Yesus tidak dicuri. Kalau dicuri mestinya dengan kain pembungkusnya, atau kalau ditinggal pasti berantakan. Posisi kain itu juga menunjukkan bahwa Yesus seperti hanya tidur dan kemudian bangkit sendiri, dan menata kain yang membungkusnya.

Apa maksud semua ini? Injil menutup dengan ringkas: “Sebab selama itu mereka belum mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan bahwa Ia harus bangkit dari antara orang mati.” Kebangkitan Yesus memang didukung fakta, namun fakta yang tidak gamblang, fakta yang hanya dapat dimengerti kalau orang mengerti(dan percaya) akan apa yang disabdakan Kitab Suci. Kita juga hanya dapat sungguh mengimani kebangkitan Yesus jika kita mengerti dan percaya Kitab Suci.

Mengimani Yesus yang bangkit, berarti mengimani “kalau kamu telah dibangkitkan bersama dengan Kristus…. Maka, carilah perkara yang di atas, … Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.” Itu tidak berarti bahwa kita mau hidup di awang-awang. Kita tetap masih hidup di bumi, tentu juga mengurus perkara di bumi, namun kita tak lagi terikat pada urusan itu secara mutlak. Sikap seperti ini membuat kita lebih bijaksana dan lebih membawa damai. Kita tetap mengurus perkara duniawi untuk dapat hidup di bumi ini, namun tidak lagi hidup hanya untuk mengurus perkara duniawi, karena “Kristuslah hidup kita! Apabila Ia menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.” Selamat Paskah. Kristus bangkit, alleluya!


Santa Bernadetha Soubirous, Pengaku Iman

Marie Bernadetha Soubirius lahir di Lourdes pada tahun 1884. Ia adalah anak sulung dari keluarga Francoius Soubirous, seorang pengusaha gilingan gandum yang jatuh miskin. Semasa remajanya, ketika berumur 14 tahun, ia sering sakit-sakitan sehingga tubuhnya tampak lemah dan gerakannya lamban. Meski demikian ia tetap bersikap ramah kepada semua orang. 
Ketika Bernadette (= Bernarde kecil) bersama kedua orang adiknya, Marie dan Yeanne, mencari kayu bakar di dekat gua Massabielle, ia mengalami peristiwa ajaib: ia melihat wanita muda yang sangat cantik berdiri dalam lingkaran cahaya ajaib di mulut gua itu. Wanita muda itu berpakaian putih cermelang; ikat pinggangnya berwarna biru langit, kerudungnya panjang hingga menyentuh kakinya; kedua telapak tangannya saling mengatup di depan dadanya, sementara sebuah rosario yang berkilau-kilauan tergantung pada lengannya. Peristiwa ajaib ini terjadi pada tanggal 11 Februari 1858.

Sekembalinya di rumah, Bernadeth menceritakan peristiwa ajaib itu kepada orangtuanya. Ia dimarahi dan diejek oleh orangtuanya dan orang-orang lain. Namun ia terus datang ke gua Massabielle sesuai pesan wanita muda cantik itu. Setiap kali datang, wanita muda itu selalu menampakkan dirinya. Hal ini terjadi sebanyak delapan belas kali,mulai dari tanggal 18 Februari sampai 16 Juli 1858. Mula-mula wanita cantik itu tidak menyatakan siapa dirinya. Barulah kemudian wanita itu mengaku: "Akulah yang dikandung tanpa cela", sambil meminta agar orang berdoa dan bertobat, serta meminta agar tempat penampakannya itu dibangun sebuah gereja. Peristiwa ini sempat meresahkan masyarakat, pejabat negara dan gereja. Polisi setempat melarang keras semua orang datang ke gua Massabielle. Meski demikian, makin banyak orang datang bersama Bernadeth ke gua Massabielle, walaupun mereka tidak melihat wanita muda itu. Mereka hanya menyaksikan perubahan wajah Bernadeth dan sikapnya yang terpesona memandang Bunda Maria yang tampak padanya.

Pastor paroki, Sempet dan Uskup setempat sangat berhati-hati dalam menanggapi peristiwa penampakan itu. Beberapa tahun lamanya Bernadeth banyak menderita, baik karena kecurigaan orang-orang yang tidak mau percaya, maupun oleh semangat serta perhatian yang berlebih-lebihan dari orang-orang yang percaya. Namun ia menanggung semuanya dengan tabah dan sabar sambil tetap percaya kepada Bunda Maria yang menjanjikan kepadanya kebahagiaan surgawi.

Pada tahun 1866 ia masuk biara suster Karitas di Nevers. Disini ia terlindung dari gangguan orang banyak, meskipun tetap saja menderita karena sikap tak ramah dari beberapa suster pemimpin biara. Dalam situasi ini, penyakit asma yang sudah dideritanya sejak lama kambuh lagi dan semakin parah. Akibatnya pada tahun 1879, Bernadeth meninggal dunia pada usia 35 tahun. Jenazahnya tetap disimpan dalam biara itu di dalam sebuah peti kaca. Jenazahnya itu tetap berada dalam keadaan utuh dan segar sampai sekarang.

Peristiwa penampakan Bunda Maria di Lourdes pada tahun 1858 itu dan banyaknya mukjizat penyembuhan yang terjadi disana sampai dewasa ini, menjadikan Lourdes tempat ziarah teramai dalam sejarah Kristen. Bernadeth, saksi langsung peristiwa itu, tidak mengambil bagian dalam perkembangan itu. 

Santo Paternus, Pengaku Iman

Paternus mendirikan biara di tempat sepi, Prancis dan menjadi rasul rakyat pedalaman. Ia dihormati sebagai santo pelindung orang-orang yang digigit ular berbisa dan orang sakit lumpuh.