Pengantar
Setiap tahun, di setiap keuskupan di dunia, imam, diakon dan umat beriman berkumpul bersama Uskupnya untuk merayakan Misa Krisma. Misa Krisma ini biasanya dirayakan pada hari Kamis Putih pagi. Namun bisa juga pada hari-hari sebelumnya pada pekan suci, (ataupun di luar pekan suci asal masih dekat dengan Paskah, dengan melihat situasi dan kondisi keuskupan masing-masing), sehingga para imam se-keuskupan bisa hadir dan umat beriman sekeuskupan pun bisa berpartisipasi dalam misa krisma ini. Pada Misa Krisma, uskup memberkati (menguduskan) minyak krisma dan minyak katekumen serta minyak untuk pengurapan orang sakit. Selain itu dalam misa ini ada Pembaharuan Janji Imamat. Para imam, di hadapan uskup dan umat beriman yang hadir, membarui janji imamatnya.
Beberapa catatan seputar Perayaan Liturgi Misa Krisma, makna perayaan:
- Pada Misa Krisma, Uskup memberkati (menguduskan) minyak Krisma, minyak katekumen dan minyak untuk pengurapan orang sakit yang akan digunakan di gereja-gereja paroki sepanjang tahun.
- Selain itu dalam misa ini, uskup bersama para imam yang berkarya di keuskupannya berkumpul memperbarui ‘Janji Imamat’ Para imam, di hadapan uskup dan umat beriman yang hadir, membarui janji imamatnya
- Misa Krisma merupakan tanda kesatuan Gereja Keuskupan dimana Uskup dan seluruh perangkat keuskupannya, tidak ketinggalan umat beriman, berkumpul
KETENTUAN LITURGI :
- Biasanya dirayakan sebelum Perayaan Ekaristi Perjamuan Tuhan kamis sore atau hari lain dalam Pekan Suci disesuaikan keuskupan.
- Warna Liturgi : PUTIH meskipun perayaan Ekaristi hari itu masih terhitung Masa Prapaskah (ungu); Putih melambangkan kemurnian jiwa
- Tempat di gereja Katedral atau karena alasan pastoral boleh juga di tempat lain yang punya keistimewaan bagi keuskupan
SUSUNAN LITURGI
- Ritus Pembuka: Perarakan, Tanda Salib dan Salam, Kata Pengantar, Ritus Tobat, Madah Kemuliaan, Doa Pembuka
- Liturgi Sabda : Bacaan I, Mazmur Tanggapan, Bacaan II, Bait Pengantar Injil, Bacaaan Injil, Homili
- Pembaruan Janji Imamat
- Liturgi Pemberkatan Minyak: Perarakan, Pemberkatan bergantian Minyak Krisma, Minyak Pengurapan Orang Sakit, Minyak Katekumen
- Liturgi Ekaristi
- Ritus Penutup
Bacaan dari Kitab Yesaya (61:1-3a.6a.8b-9)
Kata nabi, Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung, untuk mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar. Tetapi kamu akan disebut imam Tuhan dan akan dinamai pelayan Allah kita. Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu. Keturunanmu akan terkenal di antara bangsa-bangsa, dan anak cucumu di tengah-tengah suku-suku bangsa, sehingga semua orang yang melihat mereka akan mengakui, bahwa mereka adalah keturunan yang diberkati Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/2, PS 868
Ref. Kerelaan Tuhan hendak kunyanyikan selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 89:21-22.25.27; Ul: lihat 2a)
- Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus Maka tangan-Ku tetap menyertai dia bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.
- Kesetiaan dan kasih-Ku menyertai dia,dan oleh karena nama-Ku tanduknya akan meninggi. Dia pun akan berseru kepada-Ku, "Bapakulah Engkau,Allahku dan gunung keselamatanku.
Yesus Kristus adalah saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Dia mengasihi kita, dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita. Dia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan dan menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya. Bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan, dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, Amin! "Aku adalah Alfa dan Omega," firman Tuhan Allah, "yang kini ada, yang dulu sudah ada, dan yang akan tetap ada, Yang Mahakuasa."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yes 61:1)
Roh Tuhan ada pada-Ku, karena Ia telah mengurapi Aku.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:16-21)
Sekali peristiwa datanglah Yesus ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku"
Pada Pekan Suci, biasanya diadakan Misa Krisma yang dipimpin oleh Bapak Uskup. Misa ini disebut Misa Krisma bukan karena ada penerimaan sakramen penguatan tetapi karena ada pemberkatan 3 macam minyak yang dipakai untuk pelayanan Gereja , yaitu minyak krisma (SC: sacrum chrisma) yang digunakan untuk baptisan, penguatan dan tahbisan;minyak katekumen (OC: oleum catecumenorum) untuk pelantikan para katekumen;minyak pengurapan orang sakit (OI: oleum infirmorum). Selain itu, para imam yang hadir juga bersama-sama memperbarui janji imamat. Dengan pembaruan janji imamat tersebut, para imam diharapkan semakin dekat dengan Kristus dan semakin serupa dengan-Nya sehingga kembali ke tempat tugas masing-masing dengan membawa minyak-minyak yang sudah diberkati, mereka siap melaksanakan tugas perutusan masing-masing sebagai pembawa kabar gembira.
Santo Martinus I, Paus dan Martir
Martinus terpilih menjadi Paus pada tahun 649. Ia memimpin Gereja selama 7 tahun. Pada awal pontifikatnya, situasi Gereja umumnya aman. Perhatiannya pada kepentingan Gereja dan umat sangat besar. Ia berusaha memimpin Gereja dengan sikap seorang gembala. Tiga pokok perhatiannya yang utama ialah doa, membantu para miskin dan mengajar. Perhatiannya terhadap nasib kaum miskin sangat besar sehingga ia sendiri pun hidup dalam kondisi serba kekurangan.
Keaman Gereja terganggu dengan naiknya Konstantin II ke atas tahkta sekaligus menyatakan diri sebagai kepala Gereja Kristus. Selain itu ia pun menyebarkan ajaran palsu monotelitisme, bahwa Kristus hanya mempunyai satu kehendak. Hal ini menimbulkan pertentangan antara Martinus dan Konstantin II, karena Martinus dengan tegas menolak ajaran itu. Penolakan Martinus itu menimbulkan amarah besar di pihak kaisar, bahkan melahirkan rencana pembunuhan atas dirinya. Para serdadu berusaha membunuh Martinus, tetapi gagal.
Sebagai gantinya, Martinus yang sudah tua dan sakit-sakitan itu ditangkap dan diusung ke sebuah kapal yang hendak berangkat ke Konstantinopel. Setelah sebulan berlayar, sampailah kapal itu di pulau Naksos. Di pulau itu, Martinus ditawan selama lebih dari satu tahun dengan penderitaan yang mengerikan. Setelah itu ia dibawa menghadap kaisar. Ia dihadapkan kepada senat kekaisaran dan dihukum mati dengan berbagai tuduhan palsu. Pakaian pontifikatnya ditanggalkan dan ia dihantar mengelilingi kota seperti para penjahat. Hukuman mati ditangguhkan dan diganti dengan pembuangan ke sebuah tempat sunyi hingga kematiannya pada tahun 655 sesudah empat menderita sakit dan kelaparan.
Santa Margaretha dari Metola, Pengaku Iman
Margaretha lahir di Metola, dekat Florence, Italia pada tahun 1287. Kondisi tubuhnya menyedihkan karena ia pendek, bungkuk, pincang dan buta. Meski demikian, ia dengan senang hati menerima kondisinya itu. Ia dikenal sebagai anggota Ordo Ketiga Santo Dominikus yang saleh dan menaruh perhatian besar pada orang-orang sakit dan para tahanan di penjara.
Orangtuanya kaya raya dan bangsawan itu merasa sungguh sedih bahkan merasa malu karena kelainan tubuh anaknya. Karena itu, ketika Margaretha berumur enam tahun, mereka mengurungnya dalam sebuah sel kecil di pegunungan Apennin selama 10 tahun. Dari sana mereka membawanya ke Citta-di-Castello, dengan harapan bahwa ia dapat pulih dari keadaannya atas cara yang ajaib di sebuah tempat sakral di kota itu. Tetapi karena tidak terjadi suatu apapun atas diri Margaretha seperti yang diharapkan, mereka meninggalkan dia sendirian di sana, lalu pulang ke rumah.
Di kota itu Margaretha diangkat sebagai saudara oleh pengemis di kota itu. Kepadanya ditunjukkan tempat-tempat strategis untuk mengemis, sekaligus sebuah tempat dimana ia dapat tidur dengan tenang. Dalam menjalani hidup dengan cara mengemis dan menggelandang, Margaretha senantiasa menampilkan diri sebagai seorang yang periang dan tidak pernah mengeluh. Ia bahkan meneguhkan rekan-rekannya agar tabah dalam menanggung segala penderitaan yang menimpa diri mereka. Ia sendiri merasa prihatin dan bingung kalau orang berbelaskasihan terhadap dirinya dan mencemasi hidupnya. Lama kelamaan, orang-orang sekitar yang mengenalnya, pun rekan-rekannya, mulai menyadari bahwa Margaretha adalah seorang wanita pengemis yang luhur kepribadiannya, saleh hidupnya dan tulus hatinya. Kagum atas kepribadiannya, maka orang-orang yang berpengaruh di kota itu membujuk para biarawati di sebuah biara di kota itu, agar menerima Margaretha sebagai seorang postulan. Usaha ini berhasil. Margaretha diterima dalam biara suster-suster itu. Ia sendiri senang sekali dengan penerimaan itu. Tetapi kegembiraannya karena menjadi anggota religius ini tidak berlangsung lama. Setelah beberapa lama tinggal di biara itu, ia mulai prihatin atas cara hidup biarawati-biarawati itu. Mereka terlalu bersemangat duniawi. Karena sikapnya ini, ia kemudian dikeluarkan dari biara itu, meskipun pada mulanya ia disambut dengan baik.
Setelah keluar dari biara itu, Margaretha diterima sebagai anggota Ordo Ketiga Santo Dominikus. Dalam ordo itu, Margaretha adalah satu-satunya wanita muda yang diterima selagi dalam status belum menikah. Ini sesuatu yang istimewa, karena pada masa itu semua orang yang menjadi anggota Ordo ketiga itu sudah menikah.
Dalam ordo ini, Margaretha berkembang pesat dalam kehidupan berbakti kepada Tuhan dan sesama. Ia dikenal sebagai seorang anggota yang taat, saleh dan rajin berdoa. Ia memusatkan perhatiannya pada orang-orang sakit dan narapidana di penjara. Dia berdoa untuk mereka, mengobati mereka dan memberi makanan kepada mereka. Dalam tugasnya ini, ia berhasil menobatkan banyak narapidana dan menyembuhkan banyak orang sakit.
Kehidupan rohaninya dikembangkan dengan melakukan devosi khusus kepada Sakramen MahaKudus, Bunda Maria dan Santo Yosef. Akhirnya pada usia 33 tahun, pada tanggal 13 April 1320, ia meninggal dunia dan dikuburkan di Gereja Santo Dominikus di Cattadi-Castello.