Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

29 Februari 2016

Senin, 29 Februari 2016 ==> Hari Biasa Pekan III Prapaskah

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


Penuh rindu hatiku mendambakan rumah Tuhan. Jiwa ragaku bersorak sorai bagi Allah yang hidup.

Doa 
Allah Bapa sumber belas kasih, semoga kerahiman-Mu membersihkan dan menguatkan umat-Mu. Bimbinglah kami dengan rahmat-Mu, karena tanpa Engkau kami takkan mungkin selamat. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)
"Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman orang Syria itu."

Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia Tuhan telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi pahlawan tentara itu sakit kusta. Sekali peristiwa orang Aram pernah keluar bergerombol dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Anak itu menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya, "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya, "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." Maka jawab raja Aram, "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu berangkatlah Naaman. Sebagai persembahan ia membawa sepuluh talenta perak, enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. Ia menyampaikan surat raja Aram itu kepada raja Israel, yang berbunyi, "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata, "Allahkah aku ini, yang dapat mematikan dan menghidupkan sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." Segera sesudah didengar oleh Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya, "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah orang itu datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." Kemudian datanglah Naaman dengan kuda dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan, "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata, "Aku sangka, setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama Tuhan, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu, dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya, "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah Bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." Maka turunlah Naaman membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak, dan ia menjadi tahir. Kemudian kembalilah Naaman dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Sesampai di sana majulah ia ke depan Elisa dan berkata, "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hamba ini!"

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
atau Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
Ayat. (Mzm 42:2-3; 43:3-4, Ul: 42:3)

  1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
  2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
  3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 
  4. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mzm 130:5.7)

Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)
"Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang-orang Yahudi."

Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan
Kita punya banyak kenalan. Perkenalan kita dengan sesama bisa saja dimulai dengan hal-hal biasa, kebetulan ataupun direncanakan. Dalam perkembangan selanjutnya, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi. Perkenalan kita dengan seseorang bisa beralih ke sebuah jalinan persahabatan akrab. Atau, suatu perkenalan bisa saja tidak berlanjut dengan baik karena apa yang kita bayangkan tentang mereka pada awal perkenalan, ternyata tidak sesuai dengan kenyataan.

Orang-orang Nazaret tidak mau menerima Yesus sebagai Tuhan. Mengapa? Karena mereka mengenal latar belakang keluarga Yesus. Yusuf, bapa yang selalu mengasuh Dia hanyalah seorang tukang kayu, dan Maria, ibu-Nya hanyalah seorang wanita biasa. Namun, mereka hanya mengenal Yesus dari sisi manusiawi-Nya. Mereka tidak mengenal sisi ke-Allah-an Yesus. Karena ketidakpercayaan mereka inilah, Yesus tidak membuat satu mukjizat pun di kampung halaman-Nya di Nazaret.

Yesus kemudian memberikan contoh tentang dua nabi yang paling terkenal dari Perjanjian Lama yakni Elia dan Elisa, di mana mereka lebih memilih bekerja di antara bangsa asing daripada bekerja di antara orang sebangsanya. Dengan contoh ini, Yesus ingin menunjukkan bahwa hanya orang yang percaya akan sabda-Nya yang akan mengalami penyelamatan. Janda di Sarfat dan Namaan, orang Siria, percaya akan pewartaan nabi Elia dan Elisa sehingga mereka mengalami kuasa Allah.

Seperti Allah yang menyatakan diri-Nya sebagai Bapa dari anak yatim dan Pelindung bagi para janda, demikian pula Yesus hendak menunjukkan bahwa Ia itu kaya di dalam rahmat kepada semua orang, bahkan juga kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi (ay.27). Hal ini ditegaskan pula oleh Paus Fransiskus dalam Bulla Tahun Yubileum Agung Kerahiman. Paus mengatakan bahwa panggilan untuk mengalami kerahiman adalah panggilan untuk semua orang, termasuk orang yang berdosa. Bagi Paus Fransiskus, “Kerahiman akan selalu lebih besar dari dosa apa pun, dan tidak ada seorang pun yang dapat menempatkan batas-batas kasih Allah yang selalu siap mengampuni” (MV, No. 3).

Allah yang Maharahim akan menganugerahkan pengampunan dosa dan kesembuhan bagi semua orang yang bertobat dan percaya kepada-Nya. 


Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita,


Doa
Allah Bapa sumber cahaya mulia, kami bersyukur atas terang Sabda-Mu, yang membuka jalan kerukunan; pun pula atas rezeki suci yang membawa kesembuhan dan cinta kasih. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.



Santo Romanus, Rahib
Romanus adalah seorang rahib di sebuah biara pertapaan dekat Subiaco, Italia. Ia mendampingi Santo Benediktus (pendiri biara Benediktin) hingga menjadi seorang rahib yang terkenal dalam sejarah Gereja.

Pertemuannya dengan Benediktus terjadi di daerah pegunungan Subiaco. Kepadanya Benediktus mengetengahkan keinginannya untuk menjadi Rahib. Memenuhi keinginan Benediktus, Romanus menunjukkan kepadanya sebuah gua terpencil yang sangat cocok untuk berdoa dan bermeditasi. Romanus membantu Benediktus dengan menghantarkan kepadanya makanan sehari-hari selama 3 tahun. Menurut cerita, Romanus kemudian pergi ke Auxerre, Perancis agar bisa terhindar dari para pengacau yang telah menyebar di seluruh Italia. Di Auxerre ia mendirikan biara Fontrouge dan disana pula ia menghembuskan napas terakhirnya pada tahun 550.


Beata Anna Line, Janda dan Martir
Masa muda Anna berlangsung pada masa penganiayaan dan pembunuhan terhadap umat Katolik di Inggris. Meskipun keadaan sangat berbahaya, namun Anna serta adiknya mengambil keputusan berani untuk memeluk agama Katolik. Akibat keputusan ini, mereka diusir oleh ayah mereka dari rumah mereka dan dicabut hak warisannya. Kelak Anna menikah dengan Roger Line, seorang pemuda Katolik yang saleh. Roger kemudian meninggal dunia pada tahun 1594 di tempat pembuangan di luar negeri.

Sejak saat itu, Anna memusatkan perhatian pada hal menolong imam imam yang dikejar kejar oleh agen rahasia Inggris. Rumahnya yang berada di London selalu terbuka bagi imam imam. Ia menolong mereka sedapat dapatnya dengan makanan dan bantuan lain seperlunya. Ia ramah dan sopan serta berjiwa tenang. Keinginannya adalah mati bagi Kristus. Sekali peristiwa ia menolong meloloskan seorang imam Yesuit dari penjara-Tower yang mengerikan itu. Karena hal itu diketahui penguasa, maka Anna di tangkap dan ditahan, didakwa menyembunyikan imam-imam dan dijatuhi hukuman mati. Dengan gagah berani ia berkata kapada hakim hakim yang mengadilinya:

-Saya hanya menyesal bahwa saya tidak dapat menolong imam-imam sebanyak seribu orang lagi. Pada tanggal 27 Februari 1601, Anna di bawa ke Tyburn, tempat penyiksaan yang sampai saat ini terkenal sebagai tempat pembunuhan yang mengerikan. Anna tetap sabar dan tenang sampai saat terakhir hidupnya. Ia mengucupi tiang gantungan yang disediakan baginya dan membuat tanda salib pada tiang itu lalu berdoa. Di atas tiang gantungan itulah ia menghembuskan napas terakhir dan menyerahkan rohnya kepada Tuhan.