Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

12 Februari 2016

Sabtu, 13 Februari 2016 - Hari Sabtu sesudah Rabu Abu

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

“Doa itu secara istimewa berbicara dengan Tuhan, namun bukan untaian kata-kata belaka” 

Ya Tuhan, dengarkanlah kami karena Engkau maharahim. Pandanglah kami sekadar kasih-Mu yang melimpah.
(Mzm 69 (68):17)


Doa 



Allah Bapa yang kekal dan kuasa, perhatikanlah kelemahan kami dan bantulah kami dnegan kekuatan rahmat-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 
Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:9b-14)



"Apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri, maka terangmu akan terbit dalam gelap."


Inilah Firman Allah, “Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu, dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah; apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas, maka terangmu akan terbit dalam gelap, dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari. Tuhan akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu. Engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebut “Yang memperbaiki tembok yang tembus”, “Yang membetulkan jalan” supaya tempat itu dapat dihuni. Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebut hari Sabat sebagai “Hari Kenikmatan” dan hari kudus Tuhan sebagai “Hari Yang Mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu sendiri, atau berkata omong kosong; maka engkau akan bersenang-senang, karena Tuhan. Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya Tuhan, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu.
Ayat. (Mzm 86:1-2.3-4.5-6)

  1. Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, jawablah aku, sebab sengsara dan miskinlah aku. Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kaukasihi; selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.
  2. Engkau adalah Allahku, kasihanilah aku, ya Tuhan sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
  3. Sebab, ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni; kasih setia-Mu berlimpah bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 33:11)

Aku tidak berkenan akan kematian orang fasik, melainkan akan pertobatannya supaya ia hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:27-32)


"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat."

Sekali peristiwa Yesus melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Lalu Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Yesus di rumahnya. Sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain ikut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Lalu jawab Yesus kepada mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Tindakan baik merupakan buah dari komitmen yang dihayati secara terus-menerus dalam hidup. Seorang pelajar yang ingin memperoleh nilai maksimal harus tekun belajar. Seorang biarawan-biarawati yang ingin bertumbuh dalam hidup rohani harus disiplin dalam latihan rohani. Orangtua yang menginginkan keluarga harmonis harus setia menyediakan waktu untuk tinggal bersama anak dan pasangan di rumah.

Yesus juga menginginkan komitmen dari kita dalam mengikuti-Nya. Injil hari ini mengisahkan tentang Lewi, seorang pemungut cukai yang mengikuti Yesus. Kisah tersebut diceritakan dengan begitu menarik untuk kita refleksikan dalam hidup beriman. Ketika Yesus menyapa dan mengajak dia dengan berkata, “Ikutlah Aku,” dia langsung berdiri, meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti-Nya. Dia tidak mengulur-ulur waktu. Tentu, sebagai seorang pemungut cukai ia pasti memiliki harta berupa uang, barang berharga dan lain sebagainya. Akan tetapi, ia meninggalkan semua itu lalu mengikuti Yesus.

Kita bisa belajar dari sikap Lewi dalam mengikuti Yesus. Dalam perjalanan rohani, kita juga perlu memiliki komitmen tegas. Yesus selalu menyapa dan memanggil kita untuk bertobat baik melalui Sabda dalam Ekaristi maupun pengalaman rohani sehari-hari. Namun, ironis bahwa seringkali kita mengabaikannya. Kita menunda-nunda waktu untuk bertobat dan kembali kepada Allah.

Bertobat bukan soal hari esok, tetapi seluruh hidup kita setiap hari yang diungkapkan melalui hal-hal kecil dengan setia dan tekun hari ini. Pertobatan sekecil apa pun yang kita lakukan setiap hari akan menumbuhkan iman kepada Allah, sebab pertobatan akan membantu kita untuk melepaskan sikap egoisme yang seringkali menghalangi rahmat Allah dalam diri kita. Barangkali pertobatan terasa tidak mudah, tetapi bersama rahmat Allah kita mampu memulainya. Para kudus dalam Gereja telah membuktikan komitmen mereka dengan setia melakukan doa, askese, pantang dan puasa. Semua dipandang sebagai latihan rohani. Mari kita membangun komitmen untuk bertobat, terutama selama masa Prapaskah ini, sehingga hati kita makin bersih, dekat dengan Allah dan pada saatnya kita dapat merayakan misteri Paskah dengan penuh iman dan hati yang gembira.


Aku menghendaki belas kasihan, bukan persembahan, demikianlah firman Tuhan, karena aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa.
(Mat 9:13)



Santo Yulianus dari Antiokhia, Martir


Yulianus Antiokhia adalah seorang warga kota Anazarbos, Silesia, Asia Kecil. Karena imannya, Yulianus menderita berbagai macam siksaan badan. Meskipun demikian para musuhnya tidak berhasil memperoleh apa yang mereka harapkan dari Yulianus, yaitu penyangkalan imannya. Menyaksikan keteguhan iman Yulianus, gubernur kota itu akhirnya memutuskan untuk memperberat siksaan atas diri Yulianus. 

Selama setahun Yulianus dibelenggu dan dipaksa berjalan mengikuti rombongan tentara mengelilingi kota dan desa. Sepanjang perjalanan, ia dihina dan diolok-olok oleh semua penduduk desa dan kota. Dengan penyiksaan seperti ini, mereka berharap agar Yulianus menyangkal Kristus yang diimaninya. Namun semua cara itu tidak memberi hasil apa-apa. Keteguhan hati dan imannya tak tergoyahkan sedikitpun oleh semua bentuk siksaan itu.

Sebaliknya keteguhan dan ketabahannya menghibur semua umat Kristen di kota itu. Semangat iman yang ditunjukkannya menjadi suatu kesaksian iman yang kongkret, yang menjelaskan dengan lebih terang keikutsertaan orang-orang Kristen dalam misteri penderitaan Kristus. Sebagaimana Santo Paulus, Yulianus pun dengan penderitaannya mengatakan: memberikan Kristus yang disalibkan: untuk orang – orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi maupun bukan orang Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari manusia. (1Kor1:23-24). 

Gubernur yang menyadari ketidakberhasilan semua usahanya untuk menaklukkan Yulianus, akhirnya memutuskan untuk melenyapkan nyawa Yulianus. Yulianus di masukkan ke dalam sebuah karung-karung yang berisi ular-ular berbisa dan kalajengking. Lalu ditenggelamkan di dasar laut. 

Dalam mata manusia kematian Yulianus merupakan akhir hidup yang mengerikan. Tetapi bagi kaum beriman dan bagi Allah, kematian Yulianus merupakan benih iman yang ditanam dan akan menghasilkan banyak buah. Lebih dari itu, Yulianus yang telah menjadi saksi hidup penderitaan Kristus tentu akan memperoleh mahkota kemenangan di dalam surga dan kematiannya menjadi suatu penghiburan bagi umat Kristen. Ia digelari julukan Santo Yulianus dari Antiokhia, karena jenazahnya dimakamkan di daerah tersebut. Santo Yohanes Krisostomus yang hidup pada abad keempat menulis: Umat Kristen Antiokhia mempunyai kubur seorang martir Kristus yang menjadi sumber rahmat dan karunia-karunia Allah. 

Santa Kristina dari Spoleto, Janda

Kristina dari Spoleto, Italia hidup antara tahun 1435 -1456. Beliau adalah janda muda yang bertobat dan bermatiraga keras untuk menebus dosa-dosanya karena kemewahan duniawi yang telah dinikmatinya.