Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

22 Mei 2017

Selasa, 23 Mei 2017 == Hari Biasa Pekan VI Paskah

 Yohanes  16:5-11

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (16:22-34)


Ketika Paulus dan Silas ada di Kota Filipi terjadilah yang berikut ini: Orang-orang Filipi bangkit menentang Paulus dan Silas lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Seusai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat. Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah, dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Dan terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah. Seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua. Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya:

"Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas. Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Mazmur Tanggapan
Ref. Tangan kanan Tuhan telah memperlihatkan kekuatan, Tangan kanan Tuhan telah menjunjungku, Maka aku tak akan mati, melainkan hidup abadi
Ayat. (Mzm 138:1-2ab.2cde-3.7-8)


  1. Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.
  2. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
  3. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (16:5-11)

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Sekarang Aku pergi kepada Dia yang telah mengutus Aku, dan tiada seorangpun di antara kamu yang bertanya kepada-Ku: Ke mana Engkau pergi? Tetapi karena Aku mengatakan hal itu kepadamu, sebab itu hatimu berdukacita. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.


Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Saudara-saudari terkasih, berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:


  • Regenerasi dalam kehidupan apapun, manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan atau flora dan fauna kiranya mutlak atau penting, demi kelangsungan hidup dan tugas pengutusan. Regenerasi berasal dari akar kata bahasa Latin ‘regenerare/regenero’ yang berarti menimbulkan kembali, menghasilkan lagi, memperbaharui, melahirkan kembali. Regenerasi ini hemat saya perlu dihayati dan diusahakan baik bagi pendahulu (orangtua/lansia, dst..) yang harus segera mengundurkan diri maupun yang kemudian (anak-anak, generasi muda dst.) yang akan meneruskan apa yang telah dilakukan oleh pendahulu. Orangtua, generasi tua atau para pendahulu hendaknya mempersiapkan anak-anak, generasi muda atau para penerus melalui atau dengan aneka wahana pendidikan dan pembinaan agar mereka pada waktunya siap untuk diserahi berbagai tugas dan kewajiban sebagai penerus. Kepada anak-anak, generasi muda atau para penerus hendaknya diberi aneka macam bentuk kesempatan dan kemungkinan untuk tumbuh berkembang sebagai pribadi cerdas beriman. Bagi anak-anak, generasi muda atau para penerus hendaknya siap-sedia untuk diperbaharui. Kunci kesuksesan regenerasi kiranya ada pada orangtua, generasi tua atau para pendahulu: hemat saya pada waktunya ketika sudah usia pensiun hendaknya segera mengundurkan diri dan memberi kesempatan kepada generasi muda untuk mengambil alih apa-apa yang telah dilakukan dan dijabat oleh generasi tua. Ketika sudah usia pensiun hendaknya berani meneladan Yesus yang bersabda “Adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi”. Setelah mengundurkan diri atau pindah tugas pekerjaan hendaknya tidak campur tangan dalam bentuk apapun terhadap mereka yang menggantikannya.
  • "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" (Kis 16:28) , demikian kata Paulus kepada kepala penjara yang akan bunuh diri, karena pintu penjara dimana Paulus dipenjarakan terbuka lebar dan khawatir Paulus melarikan diri. Memang bagi orang yang di penjara peristiwa terbukanya penjara secara tiba-tiba pasti memanfaatkan kemungkinan dan kesempatan tersebut untuk melarikan diri. Paulus memanfaatkan kesempatan dan kemungkinan tersebut untuk mewartakan Kabar Baik kepada kepala penjara, dan kepala penjara bersama keluarganya pun bertobat serta minta dibaptis. Kita semua dipanggil untuk meneladan Paulus, yaitu memanfaatkan aneka kesempatan dan kemungkinan untuk mewartakan Kabar Baik atau pertobatan atau pembaharuan hidup entah bagi diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita. Mayoritas waktu dan tenaga kita kiranya tercurah pada kegiatan belajar atau bekerja, maka di dalam belajar atau bekerja kita dipanggil untuk mengusahakan aneka pembaharuan diri baik dalam.diri kita maupun saudara-saudari kita. Dengan kata lain masing-masing dari kita hendaknya memiliki sikap mental ‘ongoing formation, ongoing education’, belajar dan mengembangkan diri terus menerus sampai mati. Belajar tidak hanya terjadi selama berada di dalam pendidikan formal seperti di sekolah atau perguruan tinggi. Dalam aneka pergaulan dan selama bekerja kita hendaknya juga bersikap mental ‘belajar’. Marilah kita hayati motto pendidikan dalam memasuki millennium ketiga ini : “learning to be, learning to do, learning to learn , learning to live together” Kita semua kiranya tahu bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat, kita berpartiisipasi atau tidak dalam usaha perkembangan ini pasti kena dampak atau akibatnya, maka kiranya hanya dengan sikap mental belajar yang rendah hati kita akan mampu mengikuti aneka perkembangan dan pertumbuhan yang pesat saat ini.



Santo Desiderius, Uskup

Desiderius adalah Uskup Vienne, Prancis. Ia difitnah melakukan skandal dengan seorang wanita, supaya ia dapat dipecat oleh raja dan diasingkan selama beberapa tahun. Sekembalinya dari pembuangan, ia memperingatkan raja yang bejat itu akan tindakannya yang tidak bijaksana itu. Akibatnya, ia dibunuh oleh tentara kerajaan.

Santo Yohanes Baptista di Rossi, Pengaku Iman

Yohanes bukanlah seorang pembina tarekat religius, atau pembaharu tata tertib Gerejawi, atau pun seorang biarawan. Beliau adalah seorang imam praja. Hidupnya sederhana namun penuh kasih sayang kepada umatnya. Ia setia mendampingi umatnya yang berada dalam berbagai kesulitan. Di tempat pengakuan, ia dengan penuh kasih memberkati setiap peniten yang datang memohon pengampunan Allah atas dosa-dosanya. 

Yohanes Baptista di Rossi lahir di Votlaggio, dekat Genoa, Italia pada tahun 1698. Keinginannya untuk menjadi imam sudah bergejolak dalam batinnya semenjak ia menamatkan studinya di Sekolah Dasar. Oleh pamannya, Laurensius Rossi, seorang Kanonik di Roma, ia dipanggil ke kota abadi itu untuk melanjutkan studinya. Pada usia 23 tahun, yakni pada tahun 1721, ia ditahbiskan menjadi imam. Tak lama kemudian ia diangkat menjadi imam Kanunik di Gereja Santa Perawan Maria Kosmedin di Roma. Sebagai imam Kanunik, anggota Dewan Imam yang disebut Kapitel, ia bertugas merayakan upacara-upacara liturgi secara meriah dan mulai serta bersama-sama mendoakan doa Offisi suci setiap hari. Ia memulai karya imamatnya dengan melayani orang-orang miskin dan sakit di Roma. Ia juga berkarya diantara orang-orang tak berumah. Untuk itu ia mendirikan sebuah rumah penginapan di bawah perlindungan Santo Aloysius Gonzaga. Karena kesibukan-kesibukannya melayani umat yang sedemikian banyak datang untuk mengakukan dosanya, Sri Paus Klemens XII (1730-1740) dan Sri Paus Benediktus XIV(1740-1758) membebaskan dia dari kewajiban mendoakan Offisi Suci agar dia dapat memusatkan perhatiannya hanya untuk menerima pengakuan dosa umat dan memberi bimbingan rohani. Atas permohonan Paus Benediktus, Yohanes memulai satu kurban bimbingan untuk para pegawai penjara dan pegawai pemerintah lainnya. Ia juga terkenal sebagai seorang imam pengkhotbah yang disenangi oleh umat. 
Selama 25 tahun Yohanes bekerja menolong jiwa-jiwa dan menghantar mereka kembali ke pangkuan Yesus. Ia meninggal dunia pada tanggal 23 Mei 1764. Ia digelari ‘Kudus’ pada tahun 1881. 

Santa Eufrosiana, Pertapa

Eufrosiana bertapa di Polotsk, Polandia. Perhatiannya kepada kaum papa sangat besar. Untuk mendapatkan dana bagi orang-orang miskin, ia berusaha menyalin buku-buku. Hasil penjualan dari buku-buku ini digunakan untuk membantu para miskin malang itu. Ia meninggal dunia ketika sedang berziarah ke Tanah Suci Yerusalem.