Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

13 Mei 2017

Minggu, 14 Mei 2017 == Hari Minggu Paskah V

 Yohanes  141-12

Bacaan dari Kisah Para Rasul (6:1-7)

Di kalangan jemaat di Yerusalem, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena dalam pelayanan sehari-hari pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan. Berhubung dengan itu kedua belas rasul memanggil semua murid berkumpul dan berkata, “Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu yang terkenal baik dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, sehingga kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan firman.” Usul itu diterima baik oleh seluruh jemaat. Lalu mereka memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus, dan Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, seorang

penganut agama Yahudi dari Antiokhia. Mereka itu dihadapkan kepada para rasul; lalu para rasul pun berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka. Firman Allah makin tersebar, dan jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak, juga sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 4/4, PS 833
Ref. Kita memuji Allah kar'na besar cinta-Nya.
Ayat. (Mzm 33:1-2.4-5.18-19; Ul:lh. 22)

  1. Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang jujur. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali.
  2. Sebab firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
  3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang bertakwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (1Ptr 2:4-9)

Saudara-saudara terkasih, datanglah kepada Kristus, batu yang hidup, yang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat Allah. Biarlah kamu pun dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani, yang berkenan kepada Allah karena Yesus Kristus. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepadanya tidak akan dipermalukan. Karena itu, bagi kamu yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya, “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan. Mereka tersandung padanya karena mereka tidak taat kepada firman Allah; dan memang sudah ditentukan untuk itu. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, kaum imam yang rajawi, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. Maka kamu harus memaklumkan perbuatan-perbuatan agung Allah. Ia telah memanggil kamu keluar dari kegelapan masuk ke dalam terang-Nya yang menakjubkan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do=g, 4/4, PS 959
Ref. Alleluya, alleluya, allelluya
Ayat. (Yoh 10:6)

Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (14:1-12)

Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke sana untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke sana dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke sana.” Kata Tomas kepada-Nya, “Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; Jadi bagaimana kami tahu jalan ke sana?” Kata Yesus kepadanya, “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.” Kata Filipus kepada-Nya, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa kepada kami, dan itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya, “Telah sekian lama Aku bersama-sama engkau, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa, bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa kepada kami. Tidak percayakah engkau bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Percayalah kepada-Ku bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan 

Injil hari ini mengajak kita untuk merenungkan keterkaitan antara hidup kekal dalam kediaman Bapa di surga, Yesus Kristus sebagai pengantara menuju ke sana dan kita yang mendapat pewartaan seperti itu. Ketika Yesus mewartakan kepada kita tentang kehidupan kekal dan jalan ke sana hanya melalui Dia, apa tanggapan kita?

Saat ini kita hidup dalam zaman keterbukaan dan begitu gampang mengakses informasi. Dengan situasi ini, kita juga sangat mudah menerima informasi tentang berbagai pendapat dan pandangan yang dipakai oleh orang-orang, budaya-budaya dan aliran-aliran tertentu untuk mengelola kehidupan mereka menuju keselamatan. Tentu paham keselamatan dalam masing-masing pandangan, budaya dan aliran tersebut juga berbeda-beda.

Akibatnya, apa yang disampaikan oleh Yesus tentang keselamatan dan cara mengelola hidup menuju keselamatan, semakin relatif, bisa ditempatkan sebagai salah satu paham di aneka pandangan dan jalan yang lain. Di tengah sekian banyak pandangan jalan tersebut, masihkah kita memiliki keyakinan akan pewartaan Yesus tentang keselamatan dan jalan-Nya menuju ke sana?

Dalam pewartaan-Nya, Yesus menegaskan bahwa di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal dan Dia datang ke situ untuk menyediakan tempat bagi kita yang mengimani-Nya. Yesus menjanjikan keselamatan berupa kesatuan dengan Allah.

Kesatuan dengan Allah merupakan tujuan terakhir seluruh peziarahan hidup kita. Inilah yang seharusnya menjadi visi hidup kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus. Itulah tujuan dari seluruh perjuangan dan peziarahan hidup kita. Dengan visi ini, kita diajak oleh Yesus untuk terus-menerus mengarahkan hidup kita kepada Allah. Ketika kita memusatkan perjuangan hidup kita hanya untuk diri kita sendiri, maka kita tak akan pernah mampu menyadari dan mengenali visi akhir peziarahan kita ini. Kita diciptakan Allah untuk kembali kepada-Nya, membangun relasi dekat dengan-Nya dan menikmati persatuan kekal bersama-Nya.

Yesus sendiri menjamin keselamatan akhir dengan tinggal di rumah Bapa. Sebagai penjamin, Yesus menunjukkan kepada para murid tentang karakter persatuan tersebut. Yang ditegaskan di sini adalah kesatuan dengan Tritunggal sendiri, sehingga kita memiliki relasi dekat, seperti seorang anak kepada Bapanya. Semua yang percaya dan mau mengikuti Yesus akan tetap berada dalam kesatuan tersebut. Mereka tidak akan terpisah dari Yesus, Bapa dan Roh Kudus. Justru kehadiran Yesus di tengah-tengah manusia, datang dari surga ke dunia dan kembali ke surga, bertujuan membawa manusia ke surga.

Sebagai penjamin, Yesus juga menunjukkan jalan menuju ke sana, yaitu diri-Nya sendiri. Artinya, kalau kita mau sungguh-sungguh meyakini jaminan tersebut dan mau bekerjasama dengan Yesus, maka kita juga akan ada dalam kesatuan dengan Tritunggal Mahakudus.

Yesus sudah mewartakan kepada kita akan adanya kemungkinan untuk masuk dalam persekutuan dengan Tritunggal Mahakudus. Dia juga sudah menegaskan bahwa Dialah jaminan menuju keselamatan tersebut. Meskipun demikian, bukan berarti kita dimanjakan oleh jaminan-jaminan tersebut.

Kita sudah diajak oleh Yesus untuk bekerja sama, ikut berpartisipasi dalam karya penyelamatan tersebut. Caranya, dengan menjalankan apa yang diwartakan oleh Yesus sendiri.


Santo Matias, Rasul

Sesudah Yesus naik ke surga, para murid dan kesebelas Rasul ber­sama Bunda Maria kembali ke Yerusalem untuk menantikan kedatangan Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Di sana mereka, yang berjumlah kira-­kira 120 orang, berkumpul di tingkat atas sebuah rumah di Yerusalem. Mereka bertekun dalam doa sambil menantikan dengan sabar kedatang­an Roh Kudus.

Pada saat itulah Petrus, pemimpin para Rasul, mengusulkan pemi­lihan seorang murid untuk menduduki jabatan Rasul menggantikan Yudas Iskariot, si pengkhianat Yesus yang sudah mati menggantung diri. Pemilihan ini dimaksudkan agar terpenuhilah nas Kitab Mazmur: ''Biarlah jabatannya diambil orang lain". Syaratnya ialah calon haruslah seorang murid yang selalu bersama Yesus sejak pembaptisanNya sampai la naik ke surga. Sebab, seorang Rasul harus dapat bersaksi tentang Sabda, Karya dan Kebangkitan Yesus. Maka mereka mengajukan dua orang murid, yaitu Yosef, yang disebut juga Barsabas atau Yustus (= Yang Adil), dan Ma tias.

Setelah berdoa bersama-sama, mereka membuang undi. Pilihan ja­tuh pada diri Matias. Semenjak itu Matias menjadi penggenap bilangan Keduabelas Rasul. Merekalah pengemban utama tugas menyebarkan Kabar Gembira ke sduruh penjuru dunia. Nama Matias sekali saja di­sebut di dalam Kitab Perjanjian Baru. Dalam tulisan-tulisan Apokrif, namanya tidak pernah disebut-sebut. Namun kita yakin bahwa Matias adalah Rasul yang setia, tekun dan bersemangat prihatin. Tahun kema­tiannya tidak diketahui pasti, namun makamnya terdapat di Trier, Jerman.

Santa Maria Dominika Mazzarello, Pengaku Iman

Maria Dominika Mazzarello memberi devosi khusus kepada Bunda Maria. Dengan mengikuti teladan Bunda Maria, ia menjadi seorang ibu yang saleh. Ia mendidik anak-anaknya secara praktis melalui contoh hidupnya sehari-hari, Tertarik oleh karya dan ajakan Santo Yohanes Don Bosko, wanita petani ini ikut mendirikan dan memimpin sebuah kongregasi suster yang baru.

Santo Mikhael Garicoits, Pengaku Iman

Ia dikenal sebagai seorang mahaguru Teologi dan Rektor Seminari. Ia mendirikan Kongregasi Imam Hati Kudus dan dikenal luas sebagai pembimbing rohani yang saleh.