Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

29 Januari 2017

Senin, 30 Januari 2017 == Hari Biasa Pekan IV

 Markus 5:1-20


Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (11:32-40)


Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing. Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik. Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung. Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, kalian semua yang berharap kepada Tuhan.
Ayat. (Mzm 31:20.21.22.23.24)

  1. Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kaulakukan di hadapan manusia bagi orang yang berlindung pada-Mu. 
  2. Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persengkongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap pembantahan lidah. 
  3. Terpujilah Tuhan! Ia telah menunjukkan kasih setia-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan! 
  4. Dalam kebingunganku aku menyangka, "Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu." Tetapi ternyata Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong. 
  5. Kasihilah Tuhan, hai semua orang yang dikasihi-Nya! Tuhan menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang yang congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung. 

Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat. oleh solis Lukas 7:2/4

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (5:1-20)


Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan. Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekali pun! Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu. Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya. Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?” Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana , di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan. Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!” Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu. Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus. Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahnu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.


Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!


Renungan


Kuasa Yesus untuk mengalahkan kejahatan sudah tidak diragukan lagi. Setan-setan yang banyak jumlahnya pun dikalahkan dan tunduk kepada-Nya. Bukan hanya setan, tetapi masalah kita yang menumpuk pun dapat menyebabkan beban hidup yang melumpuhkan akal sehat kita. Di sinilah kita membutuhkan Tuhan yang dengan firman-Nya menenangkan hidup kita. Jangan mau dikalahkan oleh kekuatan jahat, lawanlah dalam iman kepada Yesus Kristus.


Imanlah yang berperan ketika akal tidak bisa mengerti persoalan hidup. Kita sering mengalami situasi yang tak jelas dan misterius. Dalam iman, kita akan dibantu untuk lebih mudah mengerti bahwa Allah bekerja dengan cara-Nya yang ajaib dan lebih ajaib lagi dengan kepercayaan dan iman kita kepada-Nya. Iman menjadi lampu penerang dalam perjalanan hidup kita.

Santo Gerardus, Pengaku Iman

Gerardus adalah kakak Santo Bernadus. Ia mula รข€“ mula tidak mau masuk biara. Tetapi setelah terluka dalam perang, ditawan dan secara ajaib dibebaskan, ia mengikuti adiknya dalam kehidupan membiara dalam pertapaan yang menganut aturan keras. Ia meninggal dunia pada tahun 1138.


Santa Batildis, Pengaku Iman

Ketika masih gadis, ia dijual kepada seorang pejabat istana, tetapi kemudian ia dinikahi oleh Raja. Sepeninggal suaminya ia memerintah sampai puteranya dewasa dan menggantikannya sebagai raja. Batildis kemudian menjadi suster biasa di Chelles, Perancis. Ia meninggal dunia pada tahun 680. 
Santa Maria Ward, Pangaku Iman

Maria Ward hidup antara tahun 1585-1645. Puteri bangsawan Inggris ini berkali kali terpaksa mengungsi karena ingin mengikuti misa Kudus. Sebab perayaan Ekaristi dilarang oleh Ratu Elisabeth. Pada umur 20 tahun ia melarikan diri ke Belgia untuk masuk biara Klaris. Ia mencoba dua kali, tetapi selalu gagal walaupun sudah berusaha setaat mungkin pada aturan biara. Akhirnya ia mendirikan kumpulan wanita yang hidup bersama tanpa klausura atau pakaian biara. Sebab, mereka mau kembali ke Inggris untuk memperkuat iman umat yang dianiaya. Beberapa kali pulang, di kejar kejar, dipenjarakan dan dihukum, namun ia dibebaskan lagi. Ia kemudian kembali ke Belgia, memimpin Puteri puteri Inggris dan berusaha mendapatkan pengakuan dari Sri Paus di Roma. Di Munchen ia dipenjarakan sebagai seorang bidaah, dan pada tahun 1631 Suster suster Jesuit-nya dilarang oleh Paus. Namun akhirnya ia rehabilitir dan perjuangannya supaya kaum wanita boleh merasul seperti kaum pria diterima oleh pejabat Gereja yang masih berpikiran kolot.

Beato Sebastianus, Imam

Sebastianus berasal dari keluarga miskin. Keluarganya sangat mengharapkan agar ia membantu menghidupi keluarganya. Tetapi cita citanya untuk menjadi seorang imam lebih menggugah dan menarik hatinya daripada keadaan keluarganya yang serba kekurangan itu. Ia masuk seminari dan mengikuti pendidikan imamat. Banyak sekali tantangan yang ia hadapi selama masa pendidikan itu, terutama karena ia kurang pandai untuk menangkap semua mata pelajaran yang diajarkan. Ia sendiri sungguh sungguh insyaf akan kelemahannya. Satu satunya jalan keluar baginya adalah dengan melipatgandakan usaha belajarnya. 

Perjuangannya yang gigih itu akhirnya memberikan kepadanya hasil akhir yang menyenangkan. Ia mencapai cita citanya menjadi imam. Karyanya sebagai imam dimulainya di Torino. Sebagaimana biasa, ia selalu melakukan tugasnya dengan rajin, sabar, bijaksana dan penuh cinta kepada umatnya. Tarekatnya sungguh senang karena mendapatkan seorang anggota yang sungguh sungguh menampilkan diri sebagai tokoh teladan dalam perbuatan perbuatan baik. Selama 60 tahun ia mengabdikan hidupnya pada Tuhan, Gereja dan umatnya. 

Tuhan berkenan mengaruniakan kepadanya rahmat yang luar biasa yaitu kemampuan membuat mukzijat. Jabatan Uskup Torino yang ditawarkan kepadanya ditolaknya dengan rendah hati. Ia lebih suka menjadi seorang imam biasa diantara para umatnya. Tentang hal ini Sebastianus berkata: Apa artinya menjadi Abdi abdi Tuhan? Artinya, mengutamakan kepentingan Tuhan daripada kepentingan pribadi; memanjukan karya penyelamatan Allah dan Kerajaan-Nya kepada manusia. Semuanya itu harus dilakukan di tengah tengah umat. 

Imannya yang kokoh kepada Allah dan kesetiannya kepada panggilan imamatnya, membuat dirinya menjadi satu terang dan kekuatan kepada sesama manusia, terlebih rekan rekan imamnya se tarekat. Ia meninggal dunia pada tahun 1740.