Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

23 Januari 2017

Minggu, 22 Januari 2017 == Hari Minggu Biasa III

http://theresia-patria-jaya.blogspot.co.id/

Bacaan dari Kitab Yesaya (8:23b-9:3)

Kalau dahulu Tuhan merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Tuhan akan memuliakan jalan ke laut itu, yakni daerah seberang Sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; terang telah bersinar atas mereka yang diam di negeri kekelaman. Engkau, ya Tuhan, telah banyak menimbulkan sorak-sorai dan sukacita yang besar. Mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti orang bersukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorai di waktu membagi-bagi jarahan. Sebab kuk yang menekan bangsa itu dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.

Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.



Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 865
Ref. Tuhan, Dikaulah penyelamatku.
Ayat. (Mzm 27:1.4.13-14; Ul: 1a)

  1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapa aku harus takut. Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar.
  2. Satu hal telah ku minta kepada Tuhan, satu inilah yang ku-ingini; diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
  3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1:10-13.17)

Saudara-saudara, aku menasihati kamu demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata, dan jangan ada perpecahan di antara kamu. Sebaliknya, hendaklah kamu erat bersatu dan sehati sepikir. Sebab, Saudara-saudaraku, aku telah diberitahu oleh orang-orang dari keluarga Kloe bahwa ada perselisihan di antara kamu. Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau: Aku dari golongan Apolos. Atau: Aku dari golongan Kefas. Atau: Aku dari golongan Kristus. Apakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan demi kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, melainkan untuk memberitakan Injil. Dan itu pun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia.


Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = d, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 4:23; 2/4)
Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 4:12-23 (Singkat: 4:12-17)


Ketika mendengar bahwa Yohanes Pembaptis telah ditangkap, Yesus menyingkir ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya: Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain; bangsa yang diam dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar, dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut telah terbit Terang. Sejak waktu itu Yesus memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat.” Ketika Yesus sedang berjalan menyusur Danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka, “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia. Mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus. Setelah pergi dari sana, Yesus melihat pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya; bersama ayah mereka, Zebedeus, mereka sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka, dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Yesus. Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Matius merefleksikan kehadiran Yesus di wilayah Zebulon dan Naftali sebagai kehadiran yang istimewa (Mat 4:15). Matius merenungkan kehadiran Yesus seperti yang dinyatakan dalam Yesaya 8:23-9:1 yaitu kehadiran Sang Terang. Ini bukan keberuntungan biasa, tetapi menampilkan kehadiran rahmat Allah yang luar biasa di tengah masyarakat Zebulon dan Naftali. Luar biasanya adalah warta keselamatan dan kehidupan akhirnya bisa didengar oleh orang-orang Zebulon dan Naftali. Tercermin dari tulisan Matius ini bahwa kehadiran Yesus sebagai pembawa terang dan hidup itu patutlah disyukuri. Tidak semua tempat mendapatkan rahmat yang istimewa seperti ini.

Kenyataan ini juga menjadi refleksi kita yang sudah menyatakan keyakinan akan Yesus Kristus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Dengan keyakinan ini dan ikut di jalan yang dinyatakan Yesus, kita masuk dalam terang-Nya dan mengarah kepada hidup yang dijanjikan-Nya. Hanya Yesus yang berani mengatakan, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). Kata-kata ini menunjukkan betapa Yesus sangat yakin akan misi penyelamatan-Nya bagi kita dan hanya melalui Dia kita bisa masuk dalam persatuan dengan Allah. Inilah terang bagi kita yaitu terang yang memancarkan keselamatan.

Refleksi bagi kita apakah kita sudah sungguh-sungguh menghayati bahwa kita berada dalam kondisi seperti wilayah Zebulon dan Naftali yaitu berada dalam Terang Kristus. Apakah kita juga sudah mensyukuri situasi ini? Atau jangan-jangan kita tidak sadar bahwa kita ada dalam Terang, tidak sadar bahwa kita masuk dalam area rahmat Allah tersebut. Matius ingin supaya kita menyadari situasi itu dan ikut menanggapi Terang Kristus dengan tanggapan yang sepadan.

Tanggapan yang diharapkan oleh Kristus adalah pertobatan. Pertobatan bukan sekadar perubahan hidup dari tidak percaya menjadi percaya kepada Kristus. Pertobatan ini juga menyangkut perjuangan untuk mengarahkan kembali hidup kepada Allah melalui Yesus Kristus. Pertobatan ini adalah perjuangan menjaga karakter dan kualitas hidup kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus.

Yesus berseru, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat" (Mat 4:17b). Seruan ini menjadi pengingat bagi kita untuk terus menerus mengarahkan hati dan budi kita kepada Allah dalam Yesus Kristus. Artinya kita tak pernah boleh dihentikan oleh kelemahan dan keberdosaan kita, tetapi terus menerus berjuang memelihara kualitas dan karakter kita sebagai orang Kristiani, hingga sampai pada tingkat kesempurnaan yang lebih baik.

Yesus memanggil para murid dan melibatkan mereka dalam karya-karya-Nya (Mat 4:18-23). Para murid pun berani berjuang bersama Yesus kendati mereka tidak sempurna. Para murid mengalami penyempurnaan diri dalam keterlibatan mereka mewartakan Terang itu. Mereka sadar bahwa Yesus tidak meninggalkan mereka sendirian. Setiap kali berbenturan dengan kelemahan pribadi, mereka selalu mendapatkan bimbingan dan pertolongan dari Yesus. Sembari ikut dalam karya pelayanan Yesus, hidup rohani mereka juga semakin bertumbuh.


Santo Vinsensius Palloti, Pengaku Iman

Vinsensius lahir pada tanggal 21 April 1795. Meskipun kesehatannya sering terganggu dan banyak kesempatan tersedia baginya untuk menjadi orang penting dalam masyarakat, namun imamat menjadi satu-satunya cita-cita dan pilihan hidupnya.
Pada zamannya, ada kebiasaan umum, orang (umat) mengikuti sekelompok imam untuk berkarya di Roma secara sukarela. Vinsensius menjalani hidupnya dengan cara ini untuk beberapa lama. Setelah beberapa tahun ia bekerja dengan cara ini, Vinsensius menerima perjanjian kerja di Gereja Neapolitan di Roma. Pada tahun 1835, ia mendirikan Serikat Kerasulan Katolik, sebuah organisasi untuk kaum awam dan imam-imam, yang diabdikan pada tugas penyebaran iman dan peningkatan penghayatan nilai keadilan sosial. Serikat ini merupakan perintis gerekan Aksi Katolik.
Sebagai pemimpin Serikat Kerasulan Gereja Katolik, Vinsensius mengabdikan dirinya pada karya di rumah-rumah sakit, melayani para serdadu, dan mengelola pusat-pusat kesehatan dan rumah-rumah para jompo. Ia juga berusaha menciptakan kondisi-kondisi kerja yang baik bagi para buruh, dengan mendirikan perkumpulan- perkumpulan kaum buruh.
Vinsensius juga banyak membantu dalam aksi pengumpulan bantuan bagi para misionaris, seperti pakaian misa, buku-buku dan uang. Ia mengorganisir kelompok-kelompok penerbit Katolik untuk mengirimkan buku-buku kepada para misionaris.
Disamping menjadi Bapa Pengakuan Pribadi bagi Sri Paus, Vinsensius juga dikenal baik oleh para kardinal, imam dan kaum awam sebagai seorang pembimbing rohani yang masyur. Tugas pokoknya adalah memberikan bimbingan mingguan kepada para pelajar di dua seminari di Roma.
Seratus tahun setelah kematiannya pada tanggal 22 Januari 1850, Vinsensius digelari Beato oleh Sri Paus Pius XII. Kemudian oleh Sri Paus Yohanes XXIII, ia ditetapkan sebagai santo pada tahun 1963.

Santo Anastasius, Martir


Anastasius berasal dari negeri Parsi. Semenjak mudanya ia menjalani hidup sebagai prajurit dalam dinas militer raja Parsi. Raja Parsi inilah yang merebut Yerusalem pada tahun 614, dan merampas Salib Suci dan membawanya ke negeri Parsi. 

Dengan niat yang Suci, Anastasius menyelidiki Salib Suci Yesus itu. Ia bertanya kepada siapa saja tentang siapa yang pernah bergantung di salib itu. Dalam hatinya ia bertanya, Mengapa raja membawa salib itu ke negerinya? Salib ini tentunya punya nilai yang luhur dan mulia, sehingga raja berjuang untuk memperolehnya Dari orang yang ditanyainya, Anastasius memperoleh berita bahwa Salib itu adalah Salib Yesus Kristus, seorang pemuda dari Nazareth yang disiksa dan dibunuh oleh orang-orang Yahudi karena Dia menyebut diri-Nya sebagai Anak Allah yang Mahatinggi. Pemuda itulah yang disembah orang-orang Kristen sebagai Tuhannya. 

Mendengar berita itu, Anastasius segera menarik diri dari ketentaraannya Raja Parsi, lalu meninggalkan tanah airnya dan pergi ke Syria. Baginya, Salib itu memiliki suatu kebenaran. Di kota Hierapolis, Anastasius tertegun kagum akan gambar-gambar kudus para martir yang terbunuh karena imannya akan Yesus Kristus itu. Gambar-gambar itu membangkitkan dalam dirinya suatu keyakinan dan iman yang kokoh akan kebenaran agama Kristen. Ia lalu menyerahkan dirinya untuk dibaptis menjadi Kristen dan menjadi seorang pertapa. Ia menyesalkan kehidupan masa lampaunya dan berusaha menjadi seperti Kristus, Tuhannya.
Ketika ia berziarah ke tempat-tempat suci yang pernah dikunjungi Yesus semasa hidupnya, ia ditangkap oleh orang-orang Parsi. Ia dituduh menjadi penyebar Injil Yesus Kristus, dan mencela kebohongan agama orang Parsi. Ia dibawa ke Persia. Di kota Betsalun, ia disiksa dan kemudian di bunuh bersama-sama dengan 68 orang Kristen lainnya. Peristiwa ini terjadi pada tahun 628.