Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

25 Januari 2017

Kamis, 26 Januari 2017 == Peringatan Wajib St. Timotius dan Titus, Uskup

 MARKUS  4:21-25

Bacaan dari Surat kepada Orang Ibrani (10:19-25)


Saudara-saudara, berkat darah Yesus, kita sekarang dapat masuk ke dalam tempat kudus dengan penuh keberanian, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang memberi hidup bagi kita, yakni melalu tabir, yang tidak lain adalah diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Agung sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat, dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni. Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan akan harapan kita, sebab Dia, yang menjanjikannya, adalah setia! Di samping itu marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadat umat, seperti dibiasakan oleh beberapa orang! Sebaliknya marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.


Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = f, 3/4, PS 803
Ref. Bukalah pintu hatimu, sambutlah Raja Sang Kristus.
Ayat. (Mzm 24:1-2.3-4ab.5-6)

  1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
  2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan.
  3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Sabda-Mu adalah pelita bagi langkahku, dan cahaya bagi jalanku.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (4:21-25)

Pada suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Orang memasang pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada suatu rahasia yang tidak akan tersingkap. Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!” Lalu Yesus berkata lagi, “Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan dikenakan pula padamu; dan malah akan ditambah lagi! Karena siapa yang mempunyai, akan diberi lagi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan



Kesempatan untuk mengabdi Tuhan itu kita wujudkan dalam bentuk kesaksian kepada orang lain. Kita ini adalah penampakan Allah yang kelihatan bagi orang banyak. Berusahalah bijaksana, adil, jujur, penuh kasih, dan berharapan. Semuanya harus kita lakukan dengan jelas kepada orang banyak, bukan untuk pamer, tetapi untuk menunjukkan bahwa karya baik ini kita lakukan karena Allah dan bukan karena diri sendiri.

Sabda Tuhan yang kita dengarkan harus kita wujudkan agar memberi kesaksian (bdk. Mrk. 4:21). Kesaksian itu dapat kita tunjukkan melalui ketekunan kita dalam hidup ini. Kalau kita tekun mengerjakan keselamatan kita, tekun bekerja, tekun belajar, setia pada proses, tidak selalu ingin instan, tidak mudah putus asa, dan penuh pengharapan, di sinilah kita meniru sikap Kristus yang setia pada panggilan tugas-Nya sebagai imam dan Tuhan kita.



Santo Timotius dan Titus, Uskup

Timotius dikenal sebagai rekan kerja dan pendamping terpercaya dari Santo Paulus dalam perjalanan-perjalanan misinya. Ia (kemungkinan) lahir di Lystra, sebuah kota di Asia Kecil. Ayahnya kafir, sedangkan ibunya beragama Yahudi. Bersama ibunya, Eunike dan neneknya Lois, Timotius bertobat dan menjadi Kristen pada saat Santo Paulus pertama kali mengunjungi Likaonia (2Tim 1:5). Semenjak masa mudanya, Timotius sudah mengenal Kitab Suci agama Yahudi dari ibunya. Bahkan kitab itu sudah menjadi bacaan utama. 
Tujuh tahun kemudian ( - setelah menjadi Kristen) ketika Santo Paulus kembali ke Lystra Timotius sudah menjadi pemuda yang aktif dan saleh, dan bersemangat rasul. Ia dipuji oleh saudara saudara seiman di Lystra dan Ikonium (Kis16:2). Untuk menghilangkan pertentangan antara kaum Yahudi dan Yudeo Kristen, Timotius disunat (Kis16:3). Ia lalu menemani Paulus ke Berea. Disana ia tinggal bersama Silas, sementara Paulus melanjutkan perjalanannya. Kemudian, ia bertemu lagi dengan Paulus di Korintus (Kis 18:5) dan lalu menemani Paulus ke Yerusalem (Kis20:4).

Timotius dikenal sebagai seorang yang bersama Paulus menulis enam pucuk surat (1Tes1:1; 2Tes1:1; 2Kor1:1; Flp1:1; Kol1:1; [[Fil 1]]). Namanya tercantum lagi di surat-surat Penjara yang memberitakan tentang pengutusan Timotius untuk mengunjungi orang orang Kristen di Filipi. Karena tidak seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh sungguh memperhatikan kepentingan Yesus Kristus. Kamu tahu bahwa kesetiannya telah teruji dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil sama seperti seorang anak menolong bapanya. Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sudah jelas bagiku bagaimana jalannya perkaraku (Fil2:20-23).

Timotius sungguh dicintai dan disayang oleh Paulus. Hal ini dapat terlihat pada awal setiap surat yang ditujukan Paulus kepadanya: Anakku yang terkasih. Paulus sungguh kagum akan kesetiaan Timotius terhadap setiap ajarannya: Engkau telag mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokia dan di Ikonium dan di Lystra. (2Tim3:10-11). Setelah Paulus dilepaskan dari penjara, ia mengangkat Timotius sebagai Uskup di Efesus. Ia dibunuh dengan kejam pada tahun 97. 
Selain Timotius, Titus adalah seorang rekan seperjalanan Paulus. Ia berasal dari Antiokia di Asia Kecil. Ia lahir di dalam sebuah keluarga yang masih kafir. Karena pewartaan Paulus, Titus bertobat dan menjadi seorang Kristen yang aktif dalam karya pewartaan Injil. Ia menemani Paulus ke Yerusalem untuk menghadiri Konsili mengenai Hukum Musa. Sesudah itu, Paulus mengirim dia dua kali ke Korintus untuk menasehati orang-orang Kristen disana dalam beberapa masalah yang membahayakan kesatuan Iman dan kebenaran Iman. 

Karena jasa-jasanya dan semangatnya dalam melayani Injil dan orang-orang Kristen, maka Paulus mengangkat Titus menjadi Uskup di Kreta. Paulus menabhiskan dia untuk melanjutkan misi yang telah di mulai di Pulau Kreta. Titus meninggal di Kreta. 

Santa Paula, Janda

Paula dikenal sebagai seorang wanita bangsawan Romawi. Sebagai seorang ibu rumah tangga, ia menjalankan kewajiban dengan penuh semangat cinta kasih. Kecuali itu, ia mengisi hari-hari hidupnya dengan suatu hidup yang saleh di hadapan Tuhan. Ketika ia memasuki umur 32 tahun, suaminya yang tercinta meninggal dunia. Sekarang ia sendiri harus bertanggung jawab terhadap anak-anaknya dalam semua kebutuhannya, rohani dan jasmani. Pendidikan iman bagi anak-anaknya sungguh mendapat perhatian utama. 
Selagi berada dalam kepedihan yang mendalam karena kematian suaminya, Tuhan mengetuk hatinya untuk suatu kehidupan bakti hanya kepada-Nya. Paula yang sudah biasa menjalin hubungan dengan Tuhan melalui doa-doanya, mendengarkan suara Tuhan itu. Ia lalu mengabdikan hidupnya kepada Tuhan dengan hidup menyendiri dalam kesunyian tapa dan karya-karya amal kasih.

Santo Hieronimus dimintainya untuk menjadi pembimbing rohaninya. Setelah menjalani hidup demikian selama tiga tahun, ia meninggalkan anak-anaknya yang sudah dewasa dan berangkat ke Tanah Suci bersama seorang putrinya Eustakia. Ia bermaksud untuk menetap di Betlehem, kota yang dimuliakan sebagai tempat kelahiran Yesus sang Penebus. Ia memberikan devosi khusus kepada Kanak-kanak Yesus dengan berdoa dan bermatiraga. Paula yakin bahwa orang yang tidak pernah merenungkan kehidupan Yesus selagi kanak-kanak, sulit untuk menghayati kebenaran-Nya. Cintanya kepada Yesus, kanak- kanak Suci, melebihi cintanya kepada anak-anaknya sendiri. Bila berada di gua Betlehem, hatinya terharu dan sambil menangis ia berdoa: Aku memberi Salam kepadamu hai Betlehem, rumah Roti Kehidupan, yang turun dari surga dan dilahirkan oleh Maria Perawan Yang Suci. 
Kepada semua orang yang berziarah di Betlehem, ia menyediakan tempat tempat penginapan dan dengan rajin melayani mereka. Untuk Santo Hieronimus dan para biarawannya, ia membangun sebuah rumah khusus. Rumah inilah yang kelak menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Paula meninggal dunia pada tahun 404 dalam usia 57 tahun. 

Santo Stefanus Harding, Pengaku Iman

Stefanus Harding lahir di tahun 1048. Pada masa mudanya ia memperoleh pendidikan di biara Sherborne di Dorsetshire. Kemudian sebagai seorang awam ia berziarah ke Roma. Dalam perjalanannya kembali, ia singgah di pertapaan Molesmes, di hutan belantara Burgundy, Prancis. Disana ia meminta bergabung dengan rahib-rahib yang tinggal di pertapaan itu.

Tetapi beberapa tahun kemudian ia mulai merasa tidak puas dengan cara hidup rahib yang ada disana. Menurut pendapatnya, mereka terlalu memperhatikan hal-hal kesenangan duniawi dan lupa mengembangkan kehidupan rohani yang mendalam. Dengan demikian semangat hidup awal yang mendasari pertapaan itu mulai ditinggalkannya. Kesan yang sama menghinggapi juga beberapa rahib yang lainnya. Maka bersama dengan rahib-rahib itu, Stefanus angkat kaki dari pertapaan itu dan berusaha mendirikan pertapaan baru. Pada tahun 1098, mereka mendirikan suatu pertapaan baru di Citeaux. Stefanus menjadi Abbas pertapaan itu pada tahun 1109. Ia berusaha membimbing perkumpulan baru yang berada dalam keadaan yang serba kekurangan itu: tidak ada dana dan sering kehabisan makanan. Selain itu, ia menghadapi kenyataan tidak adanya panggilan baru karena cara hidup mereka yang keras, dan penyakit misterius yang merenggut nyawa beberapa rekannya.

Tetapi pada waktu semangat hidup mereka mulai redup, datanglah 30 orang pemuda meminta diri untuk bergabung bersama mereka. 30 pemuda itu dipimpin oleh Bernadus, yang kemudian menjadi orang Kudus yang terkenal. Semenjak itu wajah pertapaan Citeaux mulai bersinar terang dan berkembang pesat. Dari Citeaux para rahib itu mulai mendirikan rumah-rumah pertapaan baru di Pontigny, Morimond, dan Clairvaux. Bernandus, ketika berusia 24 tahun diangkat sebagai Abbas Clairvaux. Setelah 9 biara didirikan, Stefanus menyusun Konstitusi Cistersian pada tahun 1119. ia kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Abbas pada tahun 1133, karena sudah lanjut umurnya dan mulai buta. Stefanus Harding meninggal dunia di Citeaux paa tahun 1134. 

Santo Robertus Molesmes dkk: Alberik dan Stephan Harding, Pengaku Iman

Robertus Molesmes terkenal sebagai pendiri ordo Cistersian. Ia lahir sekitar tahun 1024 di Champagne, Prancis. Ketika berusia 15 tahun, ia masuk Ordo Benediktin di Biara Moutier Lacelle, dekat Troyes. Sebagai seorang pemuda yang luar biasa, ia diangkat menjadi pemimpin biara sesudah menyelesaikan novisiatnya. Pada tahun 1068, ia menjadi Abbas di biara Santo Micheal dari Tonnerre di Langers. Di biara ini ia berusaha menyusun meskipun tidak berhasil  aturan-aturan yang lebih keras. Sementara itu, beberapa rahib yang bertapa di hutan Callan meminta Robert mengajari mereka aturan-aturan Santo Benediktus. Dengan restu Paus Aleksander II (1060 - 1073), Robert menjadi Superior kelompok ini. Pada tahun 1075 mereka mendirikan pertapaan di hutan Molesmes. Dibawah kepemimpinan Robert, komunitas ini berkembang pesat, menjadi makmur dan terkenal, tetapi lama kelamaan rahibnya mulai tidak taat lagi pada aturan ordo. Pada tahun 1098, kelompok rahib pembaharu sekitar 20 orang, termasuk 3 serangkai: Robert, Alberik dan Stephan Harding, meninggalkan pertapaan Molesme itu dan mendirikan sebuah komunitas baru di Citeuax, atau Cisterian, yang tidak jauh dari Dijon. Komunitas baru ini, dengan Robert sebagai pimpinannya, mendirikan satu ordo baru yang dikenal sebagai Ordo Cisterian. Tetapi kemudian atas pemohonan para Rahib Molesmes dan atas perintah Paus, Robert kembali ke pertapaan Molesmes untuk memperbaharui komunitas itu. Robert meninggal dunia di Molesmes pada tanggal 2 Maret 1110. Ia dinyatakan Kudus pada tahun 1222.