Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

10 Oktober 2016

Selasa, 11 Oktober 2016 == Hari Biasa Pekan XXVIII

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Galatia (4:31b-5:6)
         
Saudara-saudara, kita bukanlah anak dari wanita hamba, melainkan dari wanita yang merdeka. Sebab Kristus telah memerdekakan kita, supaya kita benar-benar merdeka. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau tunduk lagi di bawah kuk perhambaan. Sesungguhnya aku, Paulus, berkata kepadamu, ‘Jika kalian menyunatkan diri, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. Sekali lagi kukatakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Kalian lepas dari Kristus, jika kalian mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kalian hidup di luar kasih karunia! Sebab oleh Roh dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Sebab bagi orang yang ada dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat sama sekali tidak mempunyai arti. Yang berarti hanyalah iman yang bekerja oleh kasih.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
     
Mazmur Tanggapan
Ref. Semoga kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 119:41.43-45.47.48)

  1. Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya Tuhan, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu.
  2. Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.
  3. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.
  4. Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu.
  5. Aku hendak bergembira dalam perintah-perintah-Mu yang kucintai itu.
  6. Aku menaikkan tanganku kepada perintah-perintah-Mu yang kucintai, dan aku hendak merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Ibr 4:12) 
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
    
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:37-41)
        
Pada suatu ketika, selesai mengajar, Yesus diundang seorang Farisi untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Yesus ke rumah itu, lalu duduk makan. Tetapi orang Farisi itu heran melihat Yesus tidak mencuci tangan sebelum makan. Lalu Tuhan berkata kepadanya, “Hai orang-orang Farisi, kalian membersihkan cawan dan pinggan bagian luar, tetapi bagian dalam dirimu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Yang menjadikan bagian luar, Dialah juga yang menjadikan bagian dalam? Maka berikanlah isinya sebagai sedekah, dan semuanya akan menjadi bersih bagimu.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
     
Renungan

Yesus berhadapan dengan orang Farisi yang selalu meributkan aturan hukum Taurat yang harus dikerjakan tanpa ketinggalan sedikit pun. Mereka berpikir bahwa merekalah satu-satunya yang benar karena menaati aturan hukum tersebut. Dengan demikian, mereka menuntut orang lain supaya sama dengan mereka, yaitu harus menaati Taurat juga. Mereka begitu mudah menilai sesamanya dari sudut pandang mereka semata dan menerapkan alat ukur mutu manusia dari cara pandang mereka. Oleh karena itu, mereka akan menilai orang lain sebagai kurang baik atau kurang bermutu kalau sejalan atau tidak dengan pandangan dan cara hidup mereka. Mereka hanya membenarkan orang-orang yang sepaham dengan mereka dan hanya bisa menerima dan bekerja sama dengan orang-orang yang berada di lingkungan mereka. Orang semacam ini tidak pernah mau mentolerir keanekaragaman. Mereka senang seragam; semua sama.


Fanatisme senantiasa menaburkan kebencian terhadap perbedaan. Tiada kebenaran atau pun kebaikan di luar ‘kelompok’ mereka. Satu-satunya dan hanya satu yang dapat diterima oleh mereka, yaitu diri mereka sendiri.

St. Gregorius, Penerang


Gregorius dijuluki “Penerang” sebab membawa terang Injil kepada bangsa Armenia. Ia dilahirkan sekitar tahun 257; tempat kelahirannya tidak dikenal jelas. Ayahnya membunuh Raja Khosrov I dari Armenia, sehingga Gregorius kecil dilarikan ke Caesarea demi menghindari balas dendam. Setelah dewasa Gregorius menikahi Mariam; mereka dikaruniai dua putera: Urtanes dan Arisdages. Mariam di kemudian hari masuk biara, sedangkan Gregorius kembali ke Armenia sekitar tahun 280 dan menjadi sekretaris Raja Tiridates (259-314, putera Raja Khosrov I) yang setia. Ketika Raja Tiridates yang kafir mengetahui bahwa Gregorius adalah seorang misionaris yang mewartakan Injil kepada orang-orang Armenia, raja menyiksa dan membuangnya ke dalam lubang bawah tanah selama 15 tahun. Tuhan Yang Mahakuasa membelokkan yang jahat kepada yang baik. Pada tahun 301 Tiridates akhirnya bertobat dan dibaptis. Pada tahun yang sama, seluruh rakyat Armenia dihantar ke dalam iman Kristen. Setahun kemudian Gregorius diangkat menjadi Uskup Armenia. Di hari tuanya, Gregorius menyerahkan keuskupan kepada Arisdages, puteranya, dan mengundurkan diri ke biara. Ia wafat pada tahun 332.