Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

29 Oktober 2016

Minggu, 30 Oktober 2016 == Hari Biasa Pekan XXXI

LUKAS 19:1-10
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (11:22-12:2)

    
Tuhan, laksana sebutir debu di atas neraca, atau seperti embun pagi yang jatuh ke bumi, demikianlah seluruh jagat di hadapan-Mu. Tetapi justru karena Engkau berkuasa atas segala sesuatu, maka semua orang Kaukasihani, dan dosa manusia tidak Kauperhatikan, supaya mereka bertobat. Sebab Engkau mengasihi segala yang ada, dan tidak benci kepada barang apa pun yang telah Kaubuat. Sebab andaikata sesuatu Kaubenci, niscaya tidak Kauciptakan. Bagaimana sesuatu dapat bertahan, jika tidak Kaukehendaki, atau bagaimana dapat tetap terpelihara, kalau tidak Kaupanggil? Engkau menyayangkan segala-galanya sebab semua itu milik-Mu, ya Penguasa penyayang hidup! Roh-Mu yang baka ada di dalam segala sesuatu. Dari sebab itu orang-orang yang jatuh Kauhukum berdikit-dikit. Mereka Kautegur dengan mengingatkan dalam hal mana mereka sudah berdosa, supaya setelah menjauhi kejahatan itu mereka percaya kepada Dikau, ya Tuhan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah. 

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk-tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 145:1-2.8-9.10-11.13cd-14; Ul: lh.1)
  1. Aku hendak mengagungkan Dikau, ya Allah, ya Rajaku, aku hendak memuji nama-Mu untuk selama-lamanya. Setiap hari aku hendak memuji Engkau dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya.
  2. Tuhan itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Tuhan itu baik kepada semua orang, penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
  3. Segala yang Kaujadikan akan bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu. 
  4. Tuhan itu setia dalam segala perkataan-Nya, dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Tuhan itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk. 
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Tesalonika (1:11-2:2)

Saudara-saudara, kami senantiasa berdoa untuk kamu, supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik, dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu. Dengan demikian nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu, dan kamu di dalam Dia, sesuai dengan kasih karunia Allah kita dan Tuhan kita Yesus Kristus. Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan berkumpulnya kita dengan Dia, kami minta kepadamu, Saudara-saudara, jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh maupun oleh kabar atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba.

Demikianlah sabda Tuhanr
U. Syukur kepada Allah. 

Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 3:16)
Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 19:1-10
    
Sekali peristiwa Yesus memasuki Kota Yerikho dan berjalan melintasi kota itu. Di situ ada seorang kepala pemungut cukai yang amat kaya, bernama Zakheus. Ia berusaha melihat orang apakah Yesus itu, tetapi tidak berhasil karena orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ. Ketika sampai ke tempat itu, Yesus melihat ke atas dan berkata, “Zakheus, segeralah turun! Hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya, “Ia menumpang di rumah orang berdosa!” Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan, “Tuhan, separuh dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin, dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” Kata Yesus kepadanya, “Hari ini telah terjadi keselamatan atas rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Mausia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus. 


Renungan



Dalam bacaan Injil hari ini, kita bisa membandingkan dua kontras yang sangat berlawanan. Saat Yesus mengatakan bahwa Ia hendak menumpang di rumah Zakheus, orang-orang yang melihat bersungut-sungut karena tindakan Yesus ini tidak masuk akal, sedangkan Zakheus bersukacita. Orang-orang itu berharap bahwa Yesus menegur, menghardik, bahkan memarahi Zakheus karena perbuatannya yang sering merugikan orang lain. Namun, sebaliknya Yesus malah menyapa Zakheus dengan namanya bahkan mau menumpang di rumahnya. Di mata orang-orang, perbuatan Yesus ini tidak masuk akal, apalagi Yesus adalah seorang pemimpin. Namun, di mata Allah, inilah tindakan keselamatan. Sapaan dan maksud baik Yesus untuk menumpang di rumah Zakheus justru membuahkan pertobatan total: ”Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat” (Luk. 19: 8). Mungkin orang-orang yang merasa diri benar pun belum pernah melakukan tindakan sedahsyat Zakheus.

Kita pun demikian, terlalu mudah untuk menjatuhkan hukuman, hinaan, cemooh dan ejekan saat melihat sesama kita melakukan kesalahan. Kita menganggap orang ini lebih rendah dan tidak layak disapa dengan kebaikan. Marilah kita renungkan apa yang difirmankan Allah, bahwa Dia mengasihi semua yang telah diciptakan-Nya dan menegurnya supaya kembali percaya kepada Allah. ”... supaya Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik” (2Tes. 1:11). Mari kita membuka hati untuk mendengarkan teguran Yesus dan membiarkan Yesus masuk ke rumah hati kita.


Santo Marcellus, Martir

Perwira Romawi yang bertugas di Tanger, Afrika ini konon menjadi Kristen dan dipermandikan langsung oleh Santo Petrus Rasul. Ia menolak mengikuti upacara korban untuk memuja kaisar dan dewa-dewa Romawi. Dengan tegas ia berkata: "Aku hanya mengabdi kepada Raja Abadi, Tuhanku Yesus Kristus". Akibatnya ia langsung ditangkap dan dihukum mati pada tahun 298.