Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

04 Juli 2017

Rabu, 05 Juli 2017 == Hari Biasa Pekan XIII

 Matius 8:28-34




Bacaan dari Kitab Kejadian (21:5.8-20)

Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya lahir baginya. Ketika Ishak bertambah besar, pada hari ia disapih, Abraham mengadakan perjamuan besar. Pada waktu itu Sara melihat, bahwa Ismael, anak yang dilahirkan Hagar, wanita Mesir itu, bagi Abraham sedang main dengan Ishak, anak kandungnya. Berkatalah Sara kepada Abraham, "Usirlah hamba wanita itu beserta anaknya, sebab anaknya itu tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan anakku Ishak." Hal ini sangat menyebalkan hati Abraham oleh karena anaknya itu. Tetapi Allah bersabda kepada Abraham, "Janganlah sebal hatimu karena anak dan budakmu itu. Segala yang dikatakan Sara itu haruslah engkau dengarkan, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hambamu itu pun akan Kujadikan suatu bangsa, karena ia pun anakmu." Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan semua itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, dan menyuruhnya pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. Ketika air di kirbat itu habis, dibuangnyalah anaknya ke bawah semak-semak, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, katanya, "Aku tidak tahan melihat anakku mati." Sedang ia duduk di

situ, menangislah anaknya dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, katanya, "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anakmu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, angkatlah anakmu itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan menjadikan dia bangsa yang besar." Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur. Ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, dan anaknya ia beri minum. Allah menyertai Ismael, sehingga ia bertambah besar. Ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Orang tertindas itu berseru, dan Tuhan mendengarkannya.
Ayat. (Mzm 34:7-8.10-11.12-13)

  1. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. 
  2. Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangnya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia tak berkekurangan. Singa-singa muda merasa kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun. 
  3. Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yak 1:18)

Atas kehendak-Nya sendiri Allah telah menciptakan kita dengan kebenaran, agar kita menjadi yang pertama dari ciptaan-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:28-34)

Pada suatu hari Yesus menyeberang danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan, menemui Dia. Mereka itu sangat berbahaya, sehingga tak seorang pun berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya, "Apakah urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau datang kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Tidak jauh dari mereka itu ada sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu minta kepada Yesus, katanya, "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Maka Yesus berkata kepada mereka, "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau, dan mati di dalam air. Para penjaga babi lari, dan setibanya di kota mereka menceritakan segala sesuatu, juga tentang dua orang yang kerasukan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah berjumpa dengan Dia, mereka mendesak supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan

Melalui Injil hari ini, kita bisa melihat ada dua hal penting. Pertama, orang yang kerasukan setan itu datang kepada Yesus dan mereka dibebaskan dari belenggu setan (meskipun mereka tidak memintanya). Demikian tindakan Yesus yang mau menyelamatkan orang dari belenggu setan atau dosa, meskipun dengan akibat Dia “diusir”. Kedua, kita dapat melihat bahwa rupanya orang tidak mau dirugikan, apalagi jika itu menyangkut harta kekayaan, babi-babi mereka mati karena akibat perbuatan Yesus.

Lalu apa yang dapat kita renungkan? Pertama, lihatlah Yesus yang selalu berani berbuat baik jika itu demi keselamatan jiwa dan martabat manusia. Maka, kita tidak boleh berhenti untuk berbuat baik, apa pun resikonya. Kedua, coba lihat saja di sekitar kita, jika kita melihat orang mengalami kecelakaan di jalan raya, pasti orang lebih memilih menyelamatkan mobil mewahnya daripada menolong orang yang tertabrak di jalan raya. Inilah kenyataannya, ketika orang dibutakan oleh harta kekayaan. Mereka tidak lagi melihat sesama yang membutuhkan pertolongan.

Ada satu lagi yang penting dan harus kita ingat, janganlah sekali-kali kita menyuruh Yesus untuk meninggalkan rumah hati kita. Kalau demikian yang terjadi, maka setanlah yang akan menguasai hidup kita.

Sta. Teresa dari Avila mengatakan, “Kalau pintu hati ini kita kunci, bagaimana Tuhan akan menyampaikan anugerah-anugerah-Nya kepada kita?”

Santo Antonius Maria Zakaria, Pengaku Iman

Hidup santo Antonius sangat singkat namun benar-benar dihayati dan diisi dengan berbagai perbuatan amal-kasih dan karya-karya demi menegakkan martabat Gereja dan kemuliaan Kristus. Ia lahir di Cremona, Italia Utara pada tahun 1502. Ketika menginjak usia remaja, orang-tuanya menyekolahkan dia di kota kelahirannya. Ia kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Padua. Setelah menamatkan studinya, ia kembali bekerja di Cremona. Sebagai seorang dokter, ia berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan banyak orang sakit. Di samping itu, sebagai cendekiawan beriman, ia memberi nasehat-nasehat rohani kepada orang-orang yang dirawatnya dan mengajak mereka untuk berdoa bersama. Antonius selalu berusaha agar mereka yang mendekati ajalnya sedapat mungkin meninggal dunia dengan tenang dalam keadaan ber-rahmat. Semua orang terutama para pasiennya sangat menyayangi dia karena semangat pengorbanannya yang tak kenal lelah.

Sementara itu, minatnya untuk mengabdikan diri semata-mata pada Tuhan dan sesama semakin kuat dalam hatinya. Ia sadar bahwa Tuhan memanggilnya untuk suatu tugas suci bagi kemuliaan nama-Nya. Untuk itu, Antonius belajar teologi untuk lebih dalam mengenal ajaran-ajaran iman. Ia kemudian ditabhiskan menjadi imam dan berkarya di tempat asalnya. Semangat pengabdiannya dibakar oleh cinta kasihnya yang tulus kepada Allah dan sesama dan dihiasi semangat hidup miskin dan tapa.

Situasi Gereja pada zaman itu tidaklah menyenangkan. Banyak umat hidup tidak sesuai dengan imannya. Demikian juga banyak imam. Setelah beberapa tahun bekerja di Cremona, ia pindah ke Milano. Rencananya sederhana namun jelas dan terang, yakni merasul dengan keteladanan hidup yang baik dan suci demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan umat. Umat mengembalikan imam-imam kepada penghayatan panggilan imamatnya secara murni, Antonius memprakarsai pertemuan rohani berkala dengan imam-imam. Sedangkan untuk mengembalikan semangat iman umat, ia menggalakkan usaha pengajaran iman bagi umat.

Bersama dua orang rekannya: Bartolomeus Ferrari (seorang ahli ilmu hukum) dan Yakoppo Antonius Morigia (seorang ahli ilmu pasti), Antonius mendirikan sebuah tarekat apostolis. Anggota-anggota dari tarekat baru ini mengikuti jejak rasul Paulus. Aturan hidup mereka didasarkan pada Surat-surat Santo Paulus. Oleh karena itu, mereka dinamakan Imam-imam Reguler Santo Paulus. Mereka juga dinamakan Imam-imam Bernabit, karena Gereja Paroki mereka di Milano berpelindungkan Santo Barnabas. Tarekat mereka ini menyelenggarakan juga pendidikan ketrampilan untuk para pemudi dan menggerakkan mereka untuk melakukan karya-karya karitatif bagi orang-orang miskin dan terlantar. Dalam usaha pendidikan ini, Antonius dibantu oleh Datu Teralli, seorang janda yang bersemangat rasul. Dari taman pendidikan ini lahirlah kemudian Tarekat Suster-suster Angelika.

Semangat pengabdian Antonius pada sesama tampak jelas ketika kota Milano diserang wabah penyakit Pes, yang menelan banyak jiwa. Dalam situasi ini, Antonius bersama imam-imamnya dan puteri-puteri asuhannya tanpa mengenal lelah merawat para korban penyakit ganas itu. Mereka bahkan pergi jauh ke luar kota untuk menolong para korban penyakit itu sambil mewartakan Sabda Tuhan. 

Antonius dikenal luas dikalangan rekan-rekannya sebagai seorang imam yang sederhana dan suci hidupnya. Ia lebih senang tetap menjadi seorang imam biasa agar lebih bebas untuk melayani umat. Oleh karena itu jabatan superior jenderal untuk tarekatnya dipercayakan kepada orang lain. Ia meninggal dunia pada tahun 1539 dalam usia 37 tahun. Dalam usia semuda itu, tenaganya benar-benar terkuras habis demi kemuliaan Tuhan dan martabat Gereja. Oleh Paus Pius IX (1846-1878), Antonius dinyatakan sebagai 'beato' pada tahun 1849 dan oleh Paus Leo XIII (1878-1903), ia dinyatakan 'santo' pada tahun 1897.